Translate

29 Sept 2014

Tuhan Selalu Baik

Tuhan selalu baik
Walau kau kecewa dengan 
Hidup ini ingatlah selalu 
Bahwa Tuhan itu baik adanya.
Kau tak pernah dibiarkan sendiri
Melewati semua masalah dalam hidup.
Apa yang kau alami saat ini dilihatNya
Di perhatikanNya dari surga yang Mulia.
Kadang kita diizinkan merasakam sakit hati
Untuk membuat kita lebih menyadri betapa baiknya Tuhan.


28 Sept 2014

Kemenangan Akhir Bab 20 KEBANGUNAN KEAGAMAAN YANG BESAR

Sebuah kebangunan agama di bawah pengumuman kedatangan Kristus yang segera, diramalkan dalam nubuatan pekabaran malaikat yang pertama yang terdapat dalam Wahyu 14. Seorang malaikat tampak terbang "ditengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa, dan suku, dan bahasa dan kaum." "Dengan suara nyaring," ia mengabarkab pekabaran itu, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." (Wah. 14:6,7).
Fakta bahwa seorang malaikat dikatakan menjadi jurukabar amaran ini adalah sesuatu yang penting dan berarti. Oleh kemurnian, kemuliaan, dan kuasa Jurukabar Surgawi itu, hikmat ilahi berkenan menyatakan sifat pekerjaan yang tinggi yang harus dicapai oleh pekabaran dan kuasa dan kemuliaan yang menyertainya. Dan malaikat yang terbang di "tengah-tengah langit" dan "suara nyaring" dengan mana amaran itu disuarakan, dan penyebarluasan kepada semua "yang diam di atas bumi" -- "kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum," -- membuktikan betapa cepatnya pergerakan itu menyebar ke seluruh dunia.
Pekabaran itu sendiri memancarkan terang seperti pada saat pergerakan ini dimulai. Ia dinyatakan sebagai bagian dari "Injil kekal." Dan pekabaran itu mengumumkan pembukaan penghakiman. Kabar keselamatan telah disiarkan pada segala zaman, tetapi pekabaran ini adalah bagian dari Injil yang dapat dikabarkan hanya pada akhir zaman, karena hanya sesudah itulah benar bahwa saat penghakiman telah tiba. Nubuatan-nubuatan itu menyatakan suatu rentetan peristiwa yang menuntun kepada dimulainya penghakiman. Hal ini terutama benar dalam buku Daniel. Tetapi bagian dari nubuatan ini yang berhubungan dengan akhir zaman, telah diperintahkan kepada Daniel agar disembunyikan dan dimeteraikan "sampai pada akhir zaman." Kita tidak boleh memberitakan berita tentang penghakiman sebelum tiba waktunya, yang didasarkan atas penggenapan nubuatan-nubuatan itu. Tetapi pada akhir zaman, kata nabi itu, "banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah." (Daniel 12:4).
Rasul Paulus mengamarkan gereja agar jangan mencari kedatangan Kristus pada zamannya. "Sebab sebelum hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka yang harus binasa." (2 Tes. 2:3). Kita tidak bisa melihat kedatangan Tuhan sebelum kemurtadan besar, dan pemerintahan yang lama dari "manusia durhaka." "Manusia durhaka," yang juga dijuluki "rahasia kejahatan," "si manusia jahanam," dan "si jahat," melambangkan kepausan, yang mempertahankan supremasinya selama 1260 tahun, sebagaimana diramalkan dalam nubuatan. Masa ini berakhir pada tahun 1798. Kedatangan Kristus tidak akan terjadi sebelum waktu itu. Rasul Paulus menutupi seluruh dispensasi Kristen sampai tahun 1798 dengan amarannya. Saat setelah waktu inilah pekabaran kedatangan Kristus yang kedua kali itu dikabarkan.
Tidak ada pekabaran yang seperti itu pernah diberitakan pada masa lalu. Paulus, sebagaimana kita lihat, tidak mengkhotbahkannya, ia menunjukkan saudara-saudaranya kepada hari depan yang jauh kepada kedatangan Tuhan. Para Pembaharu tidak memberitakannya. Martin Luther menempatkan penghakiman itu kira-kira 300 tahun di muka zamannya. Akan tetapi sejak tahun 1798 buku Daniel telah dibukakan meterainya, pengetahuan akan nubuatan telah dipertambahkan, dan banyak yang telah mengabarkan berita penghakiman yang sudah dekat.
Seperti Pembaharuan besar pada abad ke enam belas, Pergerakan Advent muncul di berbagai negeri Kekristenan pada waktu yang bersamaan. Baik di Eropa maupun di Amerika orang-orang beriman dan yang penuh doa telah dituntun untuk mempelajari nubuatan, dan meneliti catatan-catatan yang diilhamkan. Mereka menemukan bukti bahwa akhir dari segala sesuatu sudah dekat. Di berbagai negeri ada badan-badan Kristen yang terpencil yang, sama sekali hanya mempelajari Alkitab, sampai pada keyakinan bahwa kedatangan Juru Selamat sudah dekat.
Pada tahun 1821, tiga tahun setelah Miller sampai pada keterangan (eksposisi) nubuatan-nubuatan yang menunjuk kepada waktu penghakiman, Dr. Joseph Wolff, "misionaris ke seluruh dunia," mulai menyiarkan kedatangan Tuhan yang segera. Wolf lahir di Jerman, dari keturunan Iberani, ayahnya seorang rabbi Yahudi. Pada masa remaja ia telah yakin kebenaran agama Kristen. Selaku seorang yang aktif dan berpikiran cerdas, ia telah menjadi pendengar yang menaruh perhatian kepada pembicaraan-pembicaraan yang diadakan di rumah ayahnya, pada waktu orang-orang Iberani yang taat berkumpul setiap hari untuk memperbincangkan pengharapan dan perkiraan orang-orang mereka, kemuliaan kedatangan Mesias, dan pemulihan Israel. Pada suatu hari ia mendengar Yesus orang Nasaret diperbincangkan, lalu anak itu bertanya siapa Dia. "Seorang Yahudi yang sangat berbakat," jawabnya, "tetapi pada waktu ia berpura-pura jadi Mesias, pengadilan Yahudi menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya." "Mengapa," kembali penanya bertanya, "Yerusalem dihancurkan, dan mengapa kita ditawan?" "Wah, wah!" jawab ayahnya, "karena orang-orang Yahudi membunuh nabi-nabi." Pikiran segera timbul pada anak itu, "mungkin Yesus juga adalah seorang nabi, dan orang Yahudi membunuh Dia sedangkan Dia tidak bersalah." -- "Travels and Adventures of Rev. Joseph Wolff." Vol. I, p. 6.(ed.1860). Begitu kuat perasaan ini mempengaruhinya, sehingga walaupun ia dilarang memasuki gereja Kristen, sering ia tinggal di luar untuk mendengarkan khotbah.
Pada waktu ia baru berumur tujuh tahun, ia membual kepada seorang tetangga, seorang orang Kristen yang sudah tua, mengenai kemenangan Israel di masa depan pada waktu kedatangan Mesias. Orang tua itu berkata dengan lembut, "Hai anakku, saya katakan kepadamu siapa Mesias yang sebenarnya. Ia adalah Yesus orang Nasaret, . . . yang telah disalibkan oleh nenek moyangmu, seperti yang telah mereka lakukan kepada nabi-nabi zaman dahulu. Pulanglah ke rumah dan baca fatsal 53 buku Yesaya, maka engkau akan yakin bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." -- "Travels and Adventures of Rev. Joseph Wolff," Vol. I, p. 7. Anak itu segera yakin. Ia pulang ke rumah dan membaca Kitab Suci, dengan kagum ia melihat betapa sempurnanya hal itu digenapi pada diri Yesus orang Nasaret. Apakah benar kata-kata orang Kristen itu? Anak itu meminta penjelasan nubuatan itu dari ayahnya. Tetapi ayahnya diam dan marah sehingga ia tidak pernah berani lagi menyinggung masalah itu. Tetapi, hal ini hanya menambah kerinduannya untuk mengetahui lebih banyak mengenai agama Kristen.
Pengetahuan yang ia cari tidak bisa ia peroleh di rumahnya yang keluarga Yahudi, sebab begitu ketat dihindarkan daripadanya dan dilarang. Tetapi pada waktu ia berumur sebelas tahun, ia meninggalkan rumah ayahnya dan pergi berkelana untuk mencari pendidikan, untuk memilih agamanya dan pekerjaan seumur hidupnya. Untuk sementara ia tinggal di rumah sebuah keluarga, tetapi segera diusir dari sana sebagai seorang yang murtad. Sekarang ia sendirian, tanpa uang sesenpun ia mengadakan perjalanan di antara orang-orang asing. Ia pergi dari satu tempat ke tempat yang lain, belajar dengan rajin dan membiayai dirinya dengan mengajar bahasa Iberani. Melalui pengaruh seorang instruktur Katolik, ia dituntun untuk menerima iman Romawi, dan bermaksud menjadi seorang misionaris kepada bangsanya sendiri. Dengan tujuan ini, beberapa tahun kemudian, ia pergi belajar di College of the Propaganda di Roma. Di sini, ia dituduh sebagai seorang murtad, seorang bida'ah karena kebiasaannya berpikir bebas dan berbicara terus terang. Ia menyerang secara terus terang penyalahgunaan gereja dan mengajak mengadakan pembaharuan seperlunya. Walaupunpada mulanya ia diperlakukan secara istimewa oleh pejabat-pejabat kepausan, tetapi tidak berapa lama kemudian ia diusir dari Roma. Di bawah pengawasan gereja ia pergi dari satu tempat ke tempat lain, sampai akhirnya jelas bahwa ia tidak bisa tunduk kepada perhambaan Romanisme. Ia dinyatakan sebagai seorang yang tidak bisa diperbaiki dan dibiarkan dengan bebas kemana ia suka pergi. Sekarang ia pergi ke Inggeris, dan mengaku mempunyai iman Protestan. Ia bergabung dengan Gereja Inggeris. Setelah belajar selama dua tahun, ia berangkat pada tahun 1821 untuk memulai misinya.
Pada waktu Wolff menerima kebenaran yang agung, yaitu kedatangan Kristus yang pertama sebagai "seorang yang susah dan biasa dengan penderitaan." ia melihat bahwa nubuatan-nubuatan menyatakan dengan jelas kedatangan-Nya yang kedua kali dengan kuasa dan kemuliaan. Pada waktu ia berusaha menuntun umat-Nya kepada Yesus dari Nasaret sebagai Yang Dijanjikan, dan menunjukkan mereka kepada kedatangan-Nya yang pertama dalam kehinaan sebagai korban bagi dosa-dosa manusia, ia juga mengajarkan kepada mereka mengenai kedatangan-Nya yang kedua kali sebagai raja dan pelepas.
"Yesus orang Nasaret, Mesias yang benar," katanya, "yang tangan-Nya dan kaki-Nya telah dipaku, yang telah dibawa ke pembantaian seperti seekor anak domba, seorang orang susah yang sudah biasa dengan penderitaan, yang adalah tongkat kerajaan yang diambil dari suku Yehuda dan pemerintahan di antara kedua kakinya datang untuk pertama kali, Ia akan datang untuk kedua kalinya dalam awan dengan bunyi sangkakala penghulu malaikat," -- Wolff, "Researches and Missionary Labours," p. 62 (ed. 1835), "dan akan berdiri di atas Bukit Zaitun. Dan pemerintahan, yang pernah diberikan kepada Adam pada waktu kejadian, tetapi hilang dari tangannya(Kej. 1:26; 3:17) akan diserahkan kepada Yesus. Ia akan menjadi raja atas seluruh dunia. Rintihan dan ratapan semua makhluk ciptaan akan berakhir, tetapi nyanyian pujian dan ucapan syukur akan terdengar . . . . Bilamana Yesus datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, dengan malaikat-malaikat kudus, . . . orang-orang percaya yang sudah mati akan bangkit dahulu.(1 Tes. 4:16; 1 Kor. 15:23). Inilah yang kita orang-orang Kristen sebut kebangkitan yang pertama. Kemudian dunia binatang akan mengubah alamiahnya (Yes. 11:6-9), dan tunduk kepada Yesus (Maz. 8). Terjadilah perdamaian universal." -- "Journal of the Rev. Joseph Wolff," pp. 378,379 (ed.1839). "Sekali lagi Tuhan akan melihat dunia ini, dan berkata, 'Lihatlah, semuanya baik adanya.'" -- Idem, p. 294.
Wolff percaya bahwa kedatangan Tuhan itu sudah dekat, dan penafsirannya akan masa-masa nubuatan itu menempatkan hari kebinasaan besar itu atau hari penyempurnaan besar itu beberapa tahun sesudah waktu yang ditunjukkan oleh Wm. Miller. Kepada mereka yang mengutip dari Alkitab, "Tetapi tentang hari dan ketikanya tak seorangpun yang tahu," bahwa tak seoranpun yang tahu mengenai dekatnya kedatangan itu, Wolff menjawab, "Apakah Tuhan kita mengatakan bahwa hari dan ketikanya itu tidak akan pernah diketahui? Bukankah Ia memberikan kepada kita tanda -tanda zaman agar kita tahu paling sedikit kedatangan-Nya yang sudah mendekat?, sebagaimana seseorang yang mengetahui bahwa musim panas sudah mendekat oleh melihat ranting-ranting pohon ara mulai melembut dan mulai bertunas? (Maz. 24:32). Apakah kita tidak boleh mengetahui waktunya, sementara Ia sendiri mengajak kita untuk tidak hanya membaca buku nabi Daniel, tetapi juga mengertinya? Dan dalam buku Daniel itu sendiri dikatakan bahwa firman itu dimeteraikan sampai akhir zaman (memang demikianlah halnya pada zamannya) dan bahwa 'banyak orang akan menyelidikinya' (istilah Iberani untuk mengatakan memperhatikan dan memikirkan mengenai waktu), 'dan pengetahuan' (mengenai waktu itu) 'akan dipertambahkan.' (Dan. 12:4). Disamping itu, Tuhan kita tidak bermaksud dengan mengatakan ini bahwa waktunya yang sudah dekat tidak akan diketahui, tetapi 'hari dan jam yang tepat tak seorangpun yang tahu.' Ia mengatakan bahwa cukup mengetahui dari tanda-tanda zaman untuk mendorong kita bersedia kepada kedatangan-Nya itu, sebagaimana Nuh menyediakan bahtera." -- Wolff, "Research and Missionary Labours," pp. 404,405.
Mengenai cara penafsiran Alkitab yang umum atau penafsiran Alkitab yang salah, Wolff menulis, "Sebagian besar gereja Kristen telah menyimpang dari arti sederhana Alkitab itu, dan telah beralih ke cara berpikir khayal orang-orang Buddha; mereka percaya bahwa kebahagiaan manusia di masa yang akan datang akan terdiri dari melayang-layang di udara, dan menyangka bahwa bilamana mereka membaca orang Yahudi; mereka harus memahami orang kafir; dan bilamana mereka membaca Yerusalem, mereka harus memahami gereja. Dan jikalau dikatakan dunia, artinya langit; dan untuk kedatangan Tuhan mereka harus mengerti kemajuan perkumpulan-perkumpulan misionaris; dan naik ke bukit rumah Tuhan, menyatakan pertemuan kelompok Metodis besar." -- "Journal of the Rev. Joseph Wolff," p. 96.
Selama dua puluh empat tahun, dari tahun 1821-1845, Wolff menjelajahi Mesir dan Abessinia di Afrika, melintasi Palestina, Syria, Persia, Bokhara dan India di Asia. Ia juga mengunjungi Amerika Serikat, dalam perjalanan untuk berkhotbah di pulau St. Helena. Ia tiba di New York pada bulan Agustus 1837, dan setelah berkhotbah di kota itu ia berkhotbah di Philadelphia dan Baltimore, dan akhirnya menuju Washington. Di sini ia berkata, "atas usul yang dikemukakan bekas presiden John Quincy Adam, dalam salah satu rapat-rapat Kongres, dengan suara bulat Kongres menyetujui Gedung Kongres saya gunakan untuk tempat ceramah. Saya berceramah di sana pada hari Sabtu dihadapan semua anggota Kongres dan juga uskup Virginia, dan para ulama serta penduduk Washington. Penghormatan yang serupa juga diberikan kepada saya oleh anggota-anggota pemerintahan New Jersey dan Pensylvania, dimana saya menyampaikan ceramah saya mengenai riset saya di Asia dan juga tentang keberadaan pribadi Yesus Kristus." -- "Journal of the Rev. Joseph Wolff," pp. 398,399.
Dr. Wolf menjelajahi negeri-negeri yang paling kejam dan biadab, tanpa perlindungan sesuatu negara atau kekuasaan Eropah, menanggung banyak kesulitan dan dikelilingi banyak mara bahaya. Ia dipukuli dengan tongkat, dibiarkan kelaparan, dijual sebagai budak, dan tiga kali dijatuhi hukuman mati. Ia dihadang perampok, dan kadang-kadang hampir mati kehausan. Suatu kali semua miliknya dirampok, dan dibiarkan berjalan ratusan mil tanpa alas kaki melalui gunung-gunung, salju menerpa wajahnya, dan kakinya yang bertelanjang itu kaku karena menginjak tanah yang sudah membeku.
Pada waktu ia diamarkan jangan pergi tanpa senjata di antara suku-suku yang ganas dan liar, ia menyatakan bahwa dirinya "dipersenjatai" -- "doa, semangat bagi Kristus, dan keyakinan akan pertolongan-Nya." "Saya juga," katanya, "dibekali dengan Kasih Allah dan tetangga saya dalam hati saya, serta Alkitab ditangan saya." -- Adams, W.H.D., "In Perils Oft," p. 192. Kemana saja ia pergi ia membawa Alkitab bahasa Iberani dan bahasa Inggeris sertanya. Mengenai salah satu perjalanannya yang kemudian, ia berkata, "Saya memegang Alkitab itu terbuka di tangan saya. Saya merasakan kuasa saya ada di dalam Alkitab itu dan bahwa kuasa itu akan memelihara saya." -- Idem, p. 201.
Demikianlah ia bersabar di dalam pekerjaannya sampai pekabaran penghakiman itu telah disampaikan ke sebagian besar dunia yang sudah berpenduduk. Ia membagikan firman Allah dalam berbagai bahasa di antara orang-orang Yahudi, Turki, Persia, Hindu dan banyak lagi bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa lain, dan dimana-mana ia mengabarkan pemerintahan Mesias yang sudah dekat itu.
Dalam perjalanannya ke Bokhara ia menemukan doktrin kedatangan Tuhan yang segera yang dipegang oleh orang-orang udik yang terpencil. Orang-orang Arab di Yaman, katanya, "memiliki buku yang dinamakan 'Seera' yang mengamarkan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali dan pemerintahannya dalam kemuliaan. Dan mereka mengharapkan akan terjadi peristiwa besar pada tahun 1840." -- Journal of the Rev. Joseph Wolff," p. 377. "Di Yaman, . . . saya tinggal bersama anak-anak keturunan Rechab selama enam hari. Mereka tidak minum anggur, tidak menanam pokok anggur, tidak menanam biji apapun, mereka hidup di tenda dan mengingat Jonadab, anak Rehab. Dan saya menemukan bersama mereka anak-anak Israel dari suku Dan . . . yang, bersama anak-anak Rechab, mengharapkan kedatangan Mesias yang segera di awan-awan." -- Idem, p. 389.
Kepercayaan yang sama ditemukan oleh misionaris lain di antara orang-orang Tartar. Imam Tartar bertanya kepada misionaris kapan Kristus akan datang kedua kali. Pada waktu misionaris itu menjawab bahwa ia tidak mengetahuinya, imam itu tampaknya heran atas kebodohan seseorang yang mengaku sebagai guru Alkitab. Dan ia mengatakan kepercayaannya, yang didasarkan atas nubuatan, bahwa Kristus akan datang kira-kira pada tahun 1844.
Pada tahun 1826 pekabaran Advent mulai diberitakan di Inggeris. Pergerakan di sini tidak begitu jelas bentuknya seperti di Amerika. Waktu yang tepat mengenai kedatangan itu tidak begitu umum diajarkan, tetapi kebenaran agung mengenai kedatangan Yesus yang segera, dalam kuasa dan kemuliaan diberitakan secara luas. Dan pemberitaan ini bukan saja kepada orangorang yang ingkar, tetapi juga kepada orang-orang yang tidak mau berkompromi. Mourant Brock, seorang penulis Inggeris, mengatakan bahwa kira-kira tujuh ratus pendeta Gereja Inggeris terlibat dalam mengkhotbahkan "Injil kerajaan" itu. Pekabaran yang menunjukkan kepada tahun 1844 sebagai waktu kedatangan Tuhan juga diberitakan di Inggeris Raya. Risalah-risalah mengenai kedatangan Kristus kedua kali dari Amerika serikat disebarkan secara luas. Buku-buku dan majalah-majalah dicetak-ulang di Inggeris. Dan pada tahun 1842, Robert Winter, seorang kelahiran Inggeris, yang telah menerima iman advent di Amerika, kembali ke negerinya untuk memberitakan kedatangan Tuhan. Banyak orang yang bergabung dengan dia, dan pekabaran penghakiman itu disiarkan di berbagai bagian Inggeris.
Di Amerika Selatan, di antara barbarisme, Lacunza, seorang Spanyol dan seorang imam, membaca Alkitab dan menemukan dan menerima kebenaran tentang kedatangan Kristus yang segera. Di dorong oleh keinginan untuk memberikan amaran, namun ingin melepaskan diri dari cemoohan dan kritikan Roma, ia menerbitkan pandangannya dalam buku yang diberi judul, "Rabbi Ben-Ezra," yang memperkenalkan dirinya sebagai seorang Yahudi yang sudah bertobat. Lacunza hidup pada abad ke delapan belas, tetapi baru kira-kira tahun 1825 buku ini tersebar di London. Buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris. Penerbitan buku itu memperdalam perhatian yang telah bangkit di Inggeris mengenai kedatangan Kristus kedua kali.
Di Jerman, doktrin ini telah diajarkan pada abad ke delapan belas oleh Bengel, seorang pendeta Gereja Lutheran, dan seorang sarjana dan ahli kritik Alkitab yang terkenal. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Bengel telah "membaktikan dirinya untuk mempelajari teologia yang sangat diminatinya dan diperdalam serta diperkuat oleh pendidikannya yang sebelumnya. Seperti pemuda-pemuda lain yang bertabiat berhati-hati, baik sebelum ataupun sesudah, ia bergumul dengan keragu-raguan dan kesulitan sifat-sifat agama. Dan ia menyindir dengan perasaan tentang "banyak anak panah yang menusuk hatinya yang membuat masa mudanya sulit ditanggung." -- Encyclopaedia Britanica, art. Bengel (ninth edition). Setelah ia menjadi anggota Majelis Gereja di Wurtemberg, ia menganjurkan kebebasan beragama. "Sementara mempertahankan hak-hak dan kesempatan gereja, ia adalah penganjur untuk semua kebebasan yang layak bagi mereka yang terikat, atas dasar hati nurani, untuk mnengundurkan diri dari persekutuannya." -- Encyclopaedia Britanica, art. Bengel (ninth edition). Pengaruh-pengaruh baik kebijakan ini masih terasa di kampung halamannya.
Pada waktu ia menyediakan khotbah dari Wahyu 21 untuk "Minggu Advent," terang kedatangan Kristus yang kedua kali muncul di pikiran Bengel. Nubuatan-nubuatan Wahyu dibukakan kepada pengertiannya seperti belum pernah sebelumnya. Dipenuhi dengan perasaan penting yang menakjubkan dan pandangan yang melebihi segala kemuliaan yang ditunjukkan nabi itu, ia dipaksa beralih untuk sementara dari pokok pemikiran itu. Di mimbar, perasaan itu sekali lagi datang kepadanya dengan sangat terang dan berkuasa. Sejak waktu itu ia mengabdikan diri untuk mempelajari nubuatan-nubuatan, terutama nubuatan yang mempunyai lambang-lambang, yang kekuasaan Allah akan menghancurkan segala kekuasaan dunia, seperti pada buku Wahyu. Dan dengan segera ia sampai pada keyakinan bahwa nubuatan-nubuatan itu menunjuk kepada kedatangan Kristus kedua kali yang sudah dekat. Waktu yang ia tetapkan sebagai waktu kedatangan yang kedua kali itu tidak jauh berbeda dengan apa yang ditetapkan oleh William Miller kemudian.
Tulisan-tulisan Bengel telah disebarkan di seluruh dunia Kristen. Pandangan-pandangannya mengenai nubuatan pada umumnya diterima di negara bagiannya Wurtemberg, dan dalam beberapa hal, di bagian-bagian Jerman lainnya. Pergerakan ini diteruskan sesudah ia meninggal dunia, dan pekabaran Advent itu di dengar di Jerman pada waktu yang sama pekabaran itu menarik perhatian orang-orang di negeri-negeri lain. Sebelumnya beberapa dari oranhg-orang percaya pergi ke Rusia, dan membentuk kelompok tempat tinggal di sana. Dan iman mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali yang tidak lama lagi tetap dipegang oleh gereja-gereja orang Jerman di negeri itu.
Terang itu juga bersinar di Perancis dan Swis. Di Geneva, dimana Farel dan Calvin telah menyebarkan kebenaran Pembaharuan, Gaussen memberitakan kabar kedatangan Kristus yang kedua kali. Pada waktu masih menjadi mahasiswa, Gaussen telah menemukan bahwa roh rasionalisme melanda Eropa pada akhir abad ke delapan belas dan permulaan abad ke sembilan belas; dan pada waktu ia memulai pelayanannya sebagai pendeta ia bukan saja buta mengenai iman yang benar, tetapi ia cenderung skeptis, ragu-ragu. Pada masa mudanya ia tertarik untuk mempelajari nubuatan. Setelah ia membaca tulisan "Rollin's Ancient History," perhatiannya tertarik kepada buku Daniel fatsal yang kedua. Dan ia tertarik kepada ketepatan yang luar biasa dari nubuatan yang telah digenapi, sebagaimana terlihat dalam catatan ahli sejarah itu. Ini adalah suatu kesaksian kepada inspirasi Alkitab, yang menjadi jangkar baginya ditengah-tengah malapetaka tahun-tahun berikutnya. Ia tidak merasa puas dengan ajaran rasionalisme. Dan dalam mempelajari Alkitab dan mencari terang yang lebih jelas, setelah beberapa lama kemudian, ia telah dituntun kepada iman yang positif.
Pada waktu ia meneruskan penyelidikannya terhadap nubuatan-nubuatan, ia akhirnya tiba pada keyakinan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat. Terkesan oleh khidmatnya dan pentingnya kebenaran agung ini, ia ingin membawakannya di hadapan orang-orang. Tetapi kepercayaan populer yang menyatakan bahwa buku Daniel adalah misteri yang tidak bisa dimengerti menjadi penghalang besar keinginannya itu. Akhirnya ia memutuskan -- sebagaimana yang telah lakukan oleh Farel sebelum dia dalam mengevangelisasi Geneva -- memulai dengan anak-anak dengan harapan dapat menarik perhatian para orang tua.
"Saya ingin hal itu dimengerti," katanya kemudian waktu berbicara mengenai langkah yang diambilnya, "bukan karena itu kurang penting, tetapi sebaliknya oleh karena nilainya yang besar, sehingga saya ingin menyajikannya dalam bentuk yang biasa, dan saya tujukan kepada anak-anak. Saya ingin didengar, dan saya takut tidak akan didengar jika terlebih dahulu saya tujukan kepada orang-orang dewasa. "Oleh sebab itu saya putuskan untuk memulai dengan yang paling muda. Saya kumpulkan pendengar anak-anak. Jika kelompok ini semakin banyak, jika mereka kelihatannya mau mendengar, jika mereka senang, tertarik dan bahwa mereka mengerti dan dapat menerangkan pokok bahasan, maka saya merasa pasti akan ada kelompok kedua dengan segera. Dan pada gilirannya, orang-orang dewasa akan dapat melihat bahwa adalah berguna duduk bersama dan belajar. Bilamana hal ini terjadi, maka usaha sudah berhasil."-- Gaussen, L., "Daniel the Prophet," Vol. II, Preface.
Usaha itu berhasil. Pada waktu ia mengajar anak-anak itu, orang-orang dewasa datang untuk mendengarkan. Ruang gerejanya penuh dengan pendengar-pendengar yang berminat. Di antara mereka terdapat orang-orang berpangkat dan yang terpelajar, dan orang-orang yang sedang berkunjung ke Geneva. Dengan demikian, kabar itu telah dibawa ke tempat-tempat lain.
Didorong oleh keberhasilannya, Gaussen menerbitkan pelajaran-pelajarannya itu, dengan harapan untuk memajukan pelajaran buku-buku nubuatan di jemaat-jemaat yang berbahasa Perancis. "Untuk menerbitkan pelajaran yang diberikan kepada anak-anak," kata Gaussen, "adalah mengatakan kepada orang dewasa, yang terlalu sering mangabaikan buku-buku seperti itu dengan dalih bahwa buku-buku itu samar-samar, 'bagaimana mungkin buku-buku itu samar-samar sementara anak-anakmu bisa mengerti?'" "Saya mempunyai kerinduan yang besar," ia tambahkan, "memberikan pengetahuan nubuatan yang populer di kelompok kita, kalau memungkinkan." "Dan yakin tidak ada pelajaran yang tampaknya bisa menjawab kebutuhan zaman lebih baik dari ini." "Dengan inilah kita boleh bersedia kepada kesengsaraan dan penderitaan yang sudah dekat, dan berjaga dan menunggu kedatangan Yesus Kristus.
Walaupun Gaussen adalah seorang pendeta berbahasa Perancis yang paling menonjol dan paling disenangi, tidak berapa lama kemudian ia diskors dari kependetaan. Kesalahan utamanya adalah bahwa ia telah menggunakan Alkitab dalam mengajar pemuda-pemuda sebagai gantinya katekismus gereja, buku pegangan yang rasionalistis, dan yang hampir tak mempunyai iman yang positif. Sesudah itu ia menjadi guru di sekolah teologia, sementara pada hari Minggu ia terus mengerjakan tugasnya sebagai guru agama mengajar anak-anak dan memberikan petunjuk dari Alkitab. Pekerjaannya mengenai nubuatan membangkitkan banyak minat. Dari jabatannya sebagai profesor, melalui percetakan dan kerja favoritnya sebagai guru anak-anak, ia teruskan selama bertahun-tahun mengerahkan suatu pengaruh yang luas. Dan ia adalah alat yang ampuh dalam menarik perhatian orang banyak untuk mempelajari nubuatan-nubuatan yang menunjukkan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat.
Di Skandinavia juga telah diberitakan pekabaran Advent dan api perhatian yang luas telah disulut. Banyak orang yang telah bangkit dari kelalaiannya, mengakui dan meninggalkan dosa-dosa mereka, dan mencari pengampunan dalam nama Yesus Kristus. Tetapi alim ulama gereja negara menentang gerakan ini, dan melalui pengaruh mereka beberapa orang yang memberitakan pekabaran itu dijebloskan ke dalam penjara. Di beberapa tempat, pengkhotbah kedatangan Yesus Kristus yamg tidak lama lagi itu dibungkam, Allah suka mengirim pekabaran itu dalam cara yang ajaib, melalui anak-anak kecil. Oleh karena mereka masih di bawah umur, undang-undang negara tidak boleh membatasi mereka, dan mereka diizinkan untuk berbicara tanpa gangguan.
Gerakan ini terutama di antara golongan bawah, dan di tempat-tempat sederhana tempat tinggal para buruh itulah orang-orang berkumpul untuk mendengarkan amaran. Pengkhotbah-pengkhotbah cilik itu sendiri adalah anak-anak dari penghuni gubuk-gubuk miskin itu. Beberapa dari antara mereka belum berumur enam tahun atau delapan tahun. Dan sementara kehidupan mereka menyaksikan bahwa mereka mengasihi Juru selamat, dan mencoba hidup dalam penurutan kepada kehendak Allah yang kudus, biasanya mereka hanya menunjukkan kecerdasan dan kemampuan yang biasa terlihat pada anak-anak seumur mereka. Namun, bilamana mereka berdiri di hadapan orang-orang, nyatalah bahwa mereka digerakkan oleh suatu pengaruh di luar karunia mereka yang biasa. Nada dan cara berbicaranya berubah, dan dengan kuasa yang sungguh-sungguh mereka memberikan amaran penghakiman dengan menggunakan kata-kata dari Alkitab, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena hari penghakiman-Nya sudah tiba." Mereka mencela dosa-dosa orang banyak, bukan saja mencela kebejatan moral dan kejahatan, tetapi juga mencela keduniawian dan kemurtadan; dan mengamarkan pendengar-pendengar agar segera menyingkir dari murka Allah yang akan datang.
Orang-orang mendengarkan dengan gemetar. Roh Allah yang meyakinkan itu berbicara ke dalam hati mereka. Banyak yang dituntun untuk menyelidiki Alkitab dengan minat yang baru dan mendalam. Keadaan tak bertarak dan tak bermoral dibaharui, yang lain meninggalkan kebiasaannya yang tidak jujur. Dan pekerjaan ini telah dilakukan begitu nyata sehingga pendeta-pendeta negara sendiripun terpaksa mengakui bahwa tangan Allah ada dalam gerakan ini.
Adalah kehendak Allah agar berita kedatangan Juru Selamat dikabarkan di negara-negara Skandinavia. Dan bilamana suara hamba-hamba-Nya dibungkam, Ia mencurahkan Roh-Nya ke atas anak-anak, agar pekerjaan itu dapat dilaksanakan. Pada waktu Yesus semakin dekat memasuki Yerusalem diserati oleh orang banyak yang bersukacita yang, dengan pekik kemenangan dan lambaian daun-daun palem, mengumumkan-Nya sebagai Anak Daud, orang-orang Farisi yang cemburu memintanya untuk mendiamkan mereka. Tetapi Yesus menjawab bahwa semua ini adalah kegenapan nubuatan. Jika mereka harus diam maka batu-batu juga akan berbicara. Orang-orang, yang ditakut-takuti oleh ancaman imam-imam dan penguasa-penguasa, menghentikan pernyataan sukacita mereka pada waktu mereka memasuki gerbang kota Yerusalem. Tetapi kemudian anak-anak di halaman Bait Allah menyambut dengan sorak sorai, sambil melambai-lambaikan daun palem mereka berseru, "Hosana bagi anak Daud!" (Mat. 21:8-16). Pada waktu orang Farisi sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya, "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Yesus menjawab, "Aku dengar, belum pernah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusui Engkau telah menyediakan puji-pujian?" Sebagaimana Allah bekerja melalui anak-anak pada waktu kedatangan Yesus yang pertama, demikianlah Ia bekerja melalui mereka dalam memberitakan kedatangan-Nya yang kedua kali. Firman Allah harus digenapi, bahwa pekabaran kedatangan Juru Selamat harus disampaikan kepada semua orang, bahasa dan bangsa.
Kepada William Miller dan rekan-rekannya diberi tugas untuk memberitakan amaran itu di Amerika. Negara ini menjadi pusat Pergerakan Advent besar itu. Di sinilah nubuatan pekabaran malaikat yang pertama digenapi secara langsung. Tulisan-tulisan Miller dan rekan-rekannya telah dibawa ke negeri-negeri yang jauh. Di mana saja misionaris telah menjelajahi seluruh dunia, disanalah diberitakan kabar kesukaan mengenai kedatangan Kristus yang tidak lama lagi. Jauh dan luaslah penyebaran kabar Injil kekal, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena hari penghakiman-Nya sudah tiba."
Kesaksian nubuatan yang kelihatannya menunjuk kepada kedatangan Kristus pada musim semi tahun 1844, berakar dalam di pikiran orang-orang. Pada waktu pekabaran itu tersebar dari satu Negara Bagian ke Negara Bagian lainnya, dimana-mana terjadi kebangunan perhatian yang meluas. Banyak yang diyakinkan bahwa argumen dari masa-masa nubuatan itu adalah tepat, dan mereka membuang pendapat sombong mereka dan menerima kebenaran dengan sukacita. Beberapa pendeta mengesampingkan pandangan-pandangan dan perasaan-perasaan sekte mereka, mereka meninggalkan kepegawaian dan gereja mereka dan bersatu untuk memberitakan kedatangan Yesus. Namun hanya sedikit pendeta yang menerima pekabaran ini, oleh sebab itu kebanyakan pemberitaan itu sebagian besar diserahkan kepada kaum awam yang sederhana. Para peladang meninggalkan ladangnya, para ahli bengkel meninggalkan perkakasnya, para pedagang meninggalkan barang dagangannya, dan para profesional meninggalkan jabatan mereka. Namun begitu jumlah pekerja masih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan yang harus diselesaikan. Keadaan gereja yang tidak beriman dan dunia yang penuh kejahatan membebani jiwa-jiwa para penjaga yang setia, dan dengan rela mereka menanggung kerja keras, kesepian dan penderitaan, agar mereka bisa memanggil orang-orang untuk bertobat kepada kesela,matan. Walaupun ditentang oleh Setan, pekerjaan itu maju terus dan kebenaran Advent itu diterima oleh ribuan orang.
Dimana-mana terdengar kesaksian-kesaksian yang menggugah hati menggambarkan orang-orang berdosa, baik anggota jemaat maupun orang yang bersifat duniawi, untuk menghindarkan diri dari murka yang akan datang. Seperti Yohanes Pembaptis, pendahulu Kristus, para pengkhotbah meletakkan kampaknya pada akar pohon, dan mendorong semua untuk memberikan buah-buah pertobatan. Himbauan dan ajakan mereka yang menggugah hati sangat berbeda dengan jaminan damai sejahtera yang terdengar dari mimbar populer dimana saja pekabaran itu dikabarkan, maka orang-orangpun digerakkan. Kesaksian Alkitab yang langsung dan sederhana, dengan kuasa Roh Kudus, membawa keyakinan yang mendalam yang hanya sedikit yang berhasil menolaknya. Mahaguru-mahaguru agama telah dibangunkan dari keselamatan mereka yang palsu. Mereka melihat kemurtadan mereka, keduniawian dan ketidakpercayaan mereka, kesombongan dan sifat mementingkan diri mereka. Banyak yang mencari Tuhan dengan pertobatan dan kerendahan hati. Kasih sayang yang selama ini ditujukan kepada perkara-perkara dunia, sekarang ditujukan ke Surga. Roh Allah turun ke atas mereka, dan dengan hati yang dilembutkan dan diserahkan mereka bergabung memekikkan seruan, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena saat penghakiman-Nya telah tiba."
Orang-orang berdosa bertanya sambil menangis, "Apakah yang harus kuperbuat supaya selamat?" Mereka yang hidupnya ditandai dengan ketidakjujuran ingin membuat ganti rugi. Semua orang yang telah menemukan kedamaian dalam Kristus rindu melihat orang-orang lain mendapat berkat. Hati orang-orang tua berbalik kepada anak-anak mereka, dan hati anak-anak kepada orang tua mereka. Penghalang kesombongan dan pamrih telah dibuang jauh-jauh. Pengakuan yang menyentuh hati dilakukan; dan anggota keluarga bekerja untuk keselamatan keluarga mereka yang paling dekat dan yang paling disayang. Sering terdengar suara pengantaraan yang sungguh-sungguh. Dimana-mana terdapat jiwa-jiwa yang sangat menderita, yang memohon kepada Allah. Banyak yang bergumul berdoa sepanjang malam untuk memastikan bahwa dosa-dosa mereka sudah diampuni, atau untuk pertobatan sanak keluarga atau tetangga mereka.
Semua golongan berbondong-bondong ke perkumpulan-perkumpulan orang-orang Advent. Orang kaya dan orang miskin, yang terhormat dan yang hina, oleh karena berbagai alasan, ingin mendengar sendiri doktrin kedatangan kedua kali itu. Tuhan menahan roh perlawanan sementara hamba-hambanya-Nya menjelaskan alasan-alasan iman mereka. Kadang-kadang alat-alat itu lemah, tetapi Roh Allah memberikan kuasa kepada kebenaran-Nya. Kehadiran malaikat-malaikat kudus terasa di perkumpulan-perkumpulan, dan setiap hari banyak yang ditambahkan kepada orang-orang percaya. Pada waktu bukti-bukti kedatangan Kristus yang tidak lama lagi dikemukakan berulang-ulang, orang banyak berkerumun mendengarkan firman itu dengan tekun seolah-olah tidak bernafas. Surga dan dunia seolah-olah saling mendekat. Kuasa Allah dapat dirasakan oleh orang tua dan orang muda maupun orang setengah baya. Orang-orang kembali ke rumah mereka dengan puji-pujian di bibir mereka, dan suara kesukaan terdengar di udara malam yang tenang itu. Tak seorangpun dari mereka yang menghadiri perkumpulan-perkumpulan itu dapat melupakan pemandangan perhatian yang begitu besar dan dalam.
Pemberitaan mengenai waktu yang pasti kedatangan Kristus menimbulkan perlawanan besar dari berbagai golongan, dari pendeta di mimbar gereja sampai kepada orang-orang berdosa yang paling gegabah, dan yang berani menantang Surga. Kata-kata nubuatan digenapi, "bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: Dimanakah janji kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." (2 Pet. 3:3,4). Banyak orang yang mengaku mengasihi Juru Selamat, menyatakan bahwa mereka tidak menentang doktrin kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka hanya tidak setuju mengenai waktu yang dipastikan. Tetapi Allah yang maha melihat membaca hati mereka. Mereka tidak ingin mendengarkan kedatangan Kristus untuk menghakimi dunia ini dalam kebenaran. Mereka adalah hamba-hamba yang tidak setia. Pekerjaan mereka tidak tahan kepada ujian Allah yang mengetahui segala isi hati, dan mereka takut bertemu dengan Tuhan mereka. Seperti orang-orang Yahudi pada waktu kedatangan Yeusu yang pertama kali, mereka tidak siap sedia menyambut Yesus. Mereka bukan saja menolak untuk mendengar argumentasi sederhana dari Alkitab, tetapi bahkan mengejek mereka yang mencari Tuhan. Setan dengan malaikat-malaikatnya bersukaria, dan melemparkan cemoohan ke muka Kristus dan malaikat-malaikat-Nya yang kudus, bahwa orang yang mengaku umat-Nya tidak mengasihi-Nya dan bahwa mereka itu tidak menginginkan kedatangan-Nya.
"Tak seorangpun yang mengetahui hari atau jamnya," adalah argumentasi yang paling sering dikemukakan oleh para penolak iman kedatangan kedua kali itu. Alkitab mencatat, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat yang di Surga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." (Mat. 24:36). Keterangan yang jelas dan harmonis serta selaras mengenai ayat ini telah diberikan oleh mereka yang mencari Tuhan, dan penggunaan yang salah dari ayat ini oleh penentang-penentang telah dinyatakan dengan jelas. Firman itu diucapkan oleh Kristus dalam suatu percakapan yang tak terlupakan dengan murid-murid-Nya di Bukit Zaitun setelah untuk terakhir kalinya Ia meninggalkan kaabah. Murid-murid itu bertanya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" (Mat. 24:3). Yesus memberikan tanda-tanda kepada mereka, dan berkata, "Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu." (Mat. 24:33). Suatu ucapan Juru Selamat tidak akan dibuat untuk merusakkan ucapan-Nya yang lain. Walau tak seorangpun yang tahu tentang hari dan saat kedatangan -Nya, kita diajar dan diharuskan untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat. Lebih jauh kita diajar bahwa mengabaikan amaran-Nya dan menolak atau tidak mau mengetahui kapan kedatangan-Nya itu, akan sama fatalnya kepada kita seperti kepada mereka pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui kapan air bah itu datang. Dan perumpamaan dalam fatsal yang sama mempertentangkan hamba yang setia dengan yang tidak setia, dan memberikan kebinasaan kepada mereka yang berkata dalam hatinya, "Tuanku tidak datang-datang,"(Mat. 24:49) dan Kristus menghargai dan memberi upah kepada mereka yang didapat-Nya berjaga dan mengajarkan kedatangan-Nya, dan mereka yang menyangkalnya. "Karena itu berjaga-jagalah," (Mat. 24:42), kata-Nya. "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Mat. 24:46). Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri, dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu." (Wah. 3:3).
Paulus berbicara kepada segolongan orang yang tidak berjaga-jaga pada waktu kedatangan Tuhan. "Bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan . . . mereka pasti tidak akan luput." (1 Tes. 5:2). Tetapi ia tambahkan kepada mereka yang memperhatikan amaran Juru Selamat itu, "Tetapi kamu, Saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan." (1 Tes. 5:4-5).
Jadi jelas ditunjukkan bahwa Alkitab tidak membiarkan orang-orang yang tetap tidak mau tahu atau bersikap masa bodoh terhadap kedatangan Kristus itu. Tetapi mereka yang hanya mencari dalih untuk menolak kebenaran, menutup telinganya kepada keterangan ini, dan perkataan "tentang hari dan saat itu tak seorangpun yang tahu," terus digemakan dan didengungkan oleh pengolok-olok, bahkan oleh mereka yang mengaku pelayan-pelayan Kristus. Pada waktu orang-orang bangkit dan mulai mencari jalan keselamatan, guru-guru agama menghalangi mereka menemukan kebenaran, berusaha menenteramkan ketakutan mereka dengan menafsirkan salah firman Allah. Para penjaga yang tidak setia bersatu dengan penipu besar itu berseru, Damai, damai, sementara Allah tidak berbicara damai. Seperti Farisi pada zaman Kristus, banyak yang menolak memasuki kerajaan Surga. Dan mereka yang mau masuk, mereka halang-halangi. Darah jiwa-jiwa ini akan dituntut dari tangan mereka.
Orang yang paling rendah hati dan yang bersungguh-sungguh berserah biasanya adalah yang pertama menerima pekabaran ini. Mereka yang mempelajari sendiri Alkitab itu akan dengan segera dapat melihat sifat yang tidak Alkitabiah dari pandangan-pandangan populer nubuatan. Dan dimana orang-orang tidak dikendalikan oleh alim ulama, dimana mereka bisa menyelidiki firman Allah bagi mereka sendiri, maka doktrin itu hanya perlu dibandingkan dengan Alkitab saja untuk menetapkan kewenangan ilahinya.
Banyak orang dianiaya oleh Saudara-saudara mereka yang tidak percaya. Untuk mempertahankan kedudukannya di dalam jemaat, sebagian orang memilih diam mengenai pengharapannya. Tetapi yang lain merasa bahwa kesetiaan kepada Allah melarang mereka menyembunyikan kebenaran yang telah dipercayakan Tuhan kepada mereka. Banyak yang dipecat dari persekutuan jemaat dengan alasan karena menyatakan keyakinan mereka pada kedatangan Kristus. Kata-kata nabi ini sangat berharga bagi mereka yang mengalami cobaan iman, "Saudara-saudaramu yang membenci kamu, yang mengucilkan kamu oleh karena kamu menghormati nama-Ku, telah berkata, 'Baiklah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya supaya kamu melihat sukacitamu.' Tetapi mereka sendirilah yang mendapat malu." (Yes. 66:5).
Malaikat-malaikat Tuhan memperhatikan dengan sungguh-sungguh hasil dari amaran ini. Bilamana secara umum jemaat-jemaat menolak pekabaran itu, maka malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dengan sedih. Tetapi banyak yang belum diuji sebelumnya dengan kebenaran kedatangan Kristus itu. Banyak yang tertipu oleh suami, isteri, orang tua, atau anak-anak, dan membuatnya percaya bahwa adalah dosa hanya mendengar sajapun kepada ajaran-ajaran sesat seperti yang diajarkan oleh orang-orang Advent. Malaikat-malaikat diperintahkan untuk terus memperhatikan jiwa-jiwa ini, karena terang lain masih akan bersinar kepada mereka dari takhta Allah.
Dengan kerinduan yang tak terucapkan, mereka telah menerima pekabaran memperhatikan kedatangan Juru Selamat mereka. Waktunya sudah dekat dimana mereka akan bertemu dengan-Nya. Mereka menantikan saat itu dengan tenang dan khidmat. Mereka tetap mengadakan persekutuan yang mesra dengan Allah, suatu kedamaian yang sungguh-sungguh yang akan mereka warisi pada masa depan yang cerah. Tak seorangpun yang mengalami oengharapan dan kepercayaan ini dapat melupakan indanya dan berharganya saat-saat menunggu itu. Beberapa minggu sebelum waktu itu, kebanyakan usaha-usaha duniawi telah dikesampingkan umat-umat percaya yang sungguh-sungguh dengan cermat memeriksa setiap pikiran dan emosi hati mereka seperti seseorang yang mau meninggal dan beberapa saat lagi akan menutup mata mereka terhadap pemandangan dunia ini. Tidak ada yang membuat "jubah kenaikan," (Lihat Lampiran) tetapi semua merasakan perlunya keyakinan kesaksian dalam diri bahwa mereka telah bersedia bertemu dengan Juru Selamatnya. Jubah putih mereka adalah kemurnian jiwa -- tabiat yang disucikan dari dosa oleh darah Kristus. Apakah roh pemeriksaan hati yang seperti itu masih ada pada orang-orang yang mengaku umat Allah, iman yang sama yang sungguh-sungguh dan yang pasti? Sekiranya mereka terus merendahkan diri di hadirat Tuhan, dan mengajukan permohonan mereka ke hadapan takhta kemurahan, mereka akan memiliki pengalaman yang jauh lebih kaya daripada yang mereka miliki sekarang. Terlalu sedikit doa, terlalu sedikit pengakuan dan kesadaran dosa dan kurangnya iman yang hidup membuat banyak orang jadi miskin akan kasih karunia yang sebenarnya begitu limpahnya disediakan oleh Penebus.
Allah bermaksud menguji umat-Nya. Tangan-Nya menutupi kesalahan dalam perhitungan masa-masa nubuatan. Orang-orang Advent tidak menemukan kesalahan itu, atau ditemukan oleh penentang-penentangnya yang paling terpelajar. Penentang itu berkata, "Perhitunganmu mengenai masa-masa nubuatan itu adalah tepat. Beberapa peristiwa besar akan terjadi. Tetapi itu bukan yang diramalkan oleh Tuan Miller. Itu adalah pertobatan dunia ini, dan bukan kedatangan Kristus yang kedua kali." (Lihat Lampiran).
Waktu yang diharapkan itu sudah berlalu dan Kristus tidak datang untuk melepaskan umat-Nya. Mereka yang dengan iman dan kasih yang sungguh-sungguh yang telah mencari dan menantikan Juru Selamat mereka, mengalami kekecewaan yang pahit. Namun begitu maksud Allah sedang dicapai. Ia menguji hati mereka yang mengaku menanttikan kedatangan-Nya. Ada beberapa di antara mereka yang hanya karena takut. Pengakuan iman mereka tidak mengubah hati mereka, atau hidup mereka. Pada waktu peristiwa yang diharapkan tidak terjadi, orang-orang ini menyatakan bahwa mereka tidak kecewa. Mereka tidak pernah percaya kalau Kristus akan datang. Merekalah justru yang pertama mengejek kesedihan orang-orang percaya yang benar itu.
Tetapi Yesus, bersama seluruh balatentera Surga, melihat dengan kasih sayang dan simpati kepada mereka yang dicobai dan yang setia namun kecewa. Seandainya tirai yang memisahkan dunia yang kelihatan dan dunia yang tidak kelihatan disingkirkan, maka malaikat-malaikat akan tampak semakin dekat dengan jiwa-jiwa yang teguh ini dan melindungi mereka dari serangan Setan.


Kemenangan Akhir Bab 19 TERANG MENEMBUSI KEGELAPAN

Pekerjaan Allah di dunia ini dari zaman ke zaman memberikan suatu kesamaan yang menarik perhatian dalam setiap pembaharuan besar atau pergerakan agama. Prinsip perlakuan Allah kepada manusia tetap sama. Pergerakan penting dewasa ini mempunyai kesejajarannya dengan masa-masa yang lalu, dan pengalaman gereja pada zaman dahulu memberikan pelayanan penting bagi zaman kita sekarang ini.
Tidak ada kebenaran yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab daripada oleh Roh Kudus-Nya terutama menuntun hamba-hamba-Nya di atas dunia ini di dalam pergerakan besar untuk memajukan pekerjaan penyelamatan. Manusia adalah alat di tangan Allah, yang digunakan-Nya untuk mencapai tujuan-tujuan pengasihan dan kemurahan-Nya. Masing-masing orang mempunyai bagian sendiri untuk dilakukan. Kepada setiap orang dikaruniakan sejumlah terang, yang disesuaikan dengan kebutuhan waktunya, dan cukup untuk menyanggupkannya melakukan pekerjaan yang telah diserahkan Allah kepadanya. Tetapi tak seorangpun, betapapun ia dihormati oleh surga, pernah memperoleh pengertian sepenuhnya mengenai rencana keselamatan, atau bahkan menghargai sepenuhnya rencana keselamatan, atau bahkan menghargai sepenuhnya maksud ilahi dalam pekerjaan pada zamannya. Manusia tidak mengerti sepenuhnya apa yang akan dicapai Allah dalam pekerjaan yang diberikan-Nya kepada mereka untuk dilakukan. Mereka tidak mengerti pekabaran dalam segala bentuknya yang mereka ucapkan dalam nama-Nya.
"Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?" "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya lamgit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu, dan rancangan-Ku dari rancanganmu." "Bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana." (Ayub 11:7; Yes. 55:8,9; 46:9,10).
Bahkan nabi yang mendapat penerangan khusus Roh Suci tidak sepenuhnya mengerti makna wahyu yang diberikan kepada manusia. Arti wahyu itu akan diungkapkan dari zaman ke zaman, pada waktu umat Allah memerlukan petunjuk yang ada di dalamnya.
Petrus, penulis keselamatan yang membawa keselamatan kepada terang melalui Injil, berkata, "Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi, melayani kamu." (1 Pet. 1:10-12).
Namun, walaupun para nabi tidak diberi pengertian sepenuhnya perkara-perkara yang dinyatakan kepada mereka, mereka dengan sungguh-sungguh mencari untuk memperoleh semua terang yang dikehendaki Allah untuk dinyatakan. Mereka "mencari dan meneliti dengan rajin," "meneliti saat yang mana, atau yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus yang ada dalam mereka dimuliakan." Betapa menjadi satu pelajaran bagi umat Allah pada zaman Kekristenan, karena nubuatan-nubuatan ini diberikan kepada hamba-hamba-Nya untuk keuntungan mereka.! "Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu." Saksikanlah umat-umat kudus Allah pada waktu mereka "mencari dan meneliti dengan rajin" mengenai wahyu yang diberikan kepada mereka bagi generasi yang akan datang yang belum lahir. Bandingkanlah semangat mereka yang saleh dengan sifat acuh tak acuh umat-umat pada zaman kemudian memperlakukan karunia surga ini. Betapa suatu teguran bagi pecinta keselamatan, pecinta keduniawian dan kesenangannya, yang acuh tak acuh, yang puas hanya menyatakan bahwa nubuatan-nubuatan itu tidak bisa dimengerti.
Walaupun pikiran manusia fana ini tidak mampu untuk memahami hal-hal Yang Kekal, atau mengerti sepenuhnya pelaksanaan rencana-Nya, namun sering hal itu disebabkan oleh beberapa kesalahan atau kelalaian di pihak sendiri, yang membuat tidak mampu memahami pekabaran-pekabaran Surga. Tidak jarang pikiran orang-orang, bahkan pikiran hamba-hamba Allah, dibutakan oleh pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran palsu manusia, sehingga mereka hanya mampu menangkap sebagian saja perkara-perkara besar yang Ia sudah nyatakan dalam firman-Nya. Demikianlah halnya dengan murid-murid Kristus, walaupun pada waktu Juru Selamat ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran mereka telah diilhami oleh konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia, yang akan mengangkat Israel ke takhta kekaisaran universal, dan mereka tidak bisa mengerti arti kata-kata-Nya yang memberitahukan penderitaan dan kematian-Nya.
Kristus sendiri telah mengutus mereka dengan pekabaran, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil." (Mark. 1:15). Pekabaran ini didasarkan atas nubuatan nabi Daniel pada Daniel 9. Yang enam puluh sembilan kali tujuh masa telah dinyatakan oleh malaikat berlanjut kepada "Mesias Raja," dan dengan harapan besar dan sukacita murid-murid itu mengharapkan terbentuknya kerajaan Mesias di Yerusalem, untuk memerintah seluruh dunia.
Mereka mengkhotbahkan pekabaran yang telah diberikan Kristus kepada mereka, walaupun mereka salah mengerti maknanya. Walaupun pengumuman mereka terdapat dalam Daniel 9:25, mereka tidak melihat pada ayat berikutnya di fatsal yang sama bahwa Mesias akan disingkirkan. Sejak mereka lahir telah terbentuk di dalam hati mereka suatu harapan kemuliaan kekaisaran dunia, dan hal ini membutakan pengertian mereka kepada tanda-tanda nubuatan dan kepada perkataan Kristus.
Mereka melaksanakan tugas mereka untuk menyatakan kepada bangsa Yahudi undangan kasih karunia, dan kemudian pada saat mereka mengharapkan melihat Tuhan mereka naik takhta menduduki takhta Daud, mereka melihat Dia ditangkap bagaikan penjahat, dicambuk, dicemooh dan dikutuk, dan memikul salib Golgota. Betapa putus asa, kecewa dan sedih hati murid-murid itu selama hari-hari Tuhan mereka tidur di dalam kubur.
Kristus telah datang pada waktu yang tepat dan dengan cara yang telah diramalkan oleh nubuatan. Kesaksian Alkitab telah digenapi dalam setiap rincian pelauanan-Nya. Ia telah mengkhotbahkan kabar keselamatan, dan "kata-kata-Nya berkuasa." Hati para pendengar-Nya telah menyaksikan bahwa Ia datang dari Surga. Firman dan Roh Allah menguatkan tugas ilahi Anak-Nya.
Murid-murid itu masih tetap bergantung kepada kasih sayang yang tidak padam kepada Tuhan mereka. Dan kesedihan mereka, mereka tidak mengingat kata-kata Kristus yang menunjukkan kepada mereka penderitaan dan kematian-Nya. Jika Yesus orang Nasaret itu adalah Mesias yang sejati, mengapa mereka harus terjerumus ke dalam kesedihan dan kekecewaan? Inilah pertanyaan yang menyiksa batin mereka sementara Juru Selamat terbaring dalam kubur-Nya selama jam-jam hari Sabat yang penuh keputusasaan itu, yaitu antara kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
Walaupun malam gelap kesedihan menutupi pengikut-pengikut Yesus ini, namun mereka tidak ditinggalkan. Nabi berkata, "Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, Tuhan akan menjadi terangku, . . . . Dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang sehingga aku mengalami keadilan-Nya." "Maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang dalam gelap terbit terang bagi orang benar." "Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan kulaksanakan." (Mika 7:8,9; Maz. 139:12; 112:4; Yes. 42:16).
Pengumuman yang telah disampaikan oleh murid-murid dalam nama Tuhan adalah benar, dan peristiwa-peristiwa yang diramalkan benar terjadi. "Waktunya telah digenapi, kerajaan Allah sudah dekat," adalah pekabaran mereka. Pada waktu berakhirnya "waktu itu," -- yang enam puluh sembilan kali tujuh masa dari Daniel 9, yang berlanjut sampai kepada Mesias, Yang Diurapi" -- Kristus telah menerima pengurapan Roh, setelah Ia dibaptiskan oleh Yohanes di Sungai Yordan. Dan "Kerajaan Allah" yang mereka nyatakan sudah dekat telah didirikan oleh kematian Kristus. Kerajaan itu tidak seperti yang mereka ajarkan dan yakini, suatu kerajaan duniawi. Atau juga bukan kerajaan kekal yang akan datang yang akan didirikan bilamana "pemerintahan, kekuasaan, dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi;" bahwa kerajaan kekal dimana "segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka." (Dan. 7:27). Sebagaimana digunakan di dalam Alkitab, sebutan "kerajaan Allah" digunakan untuk menyatakan baik kerajaan kasih karunia maupun kerajaan kemuliaan. Kerajaan kasih karunia dimunculkan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Iberani. Setelah menunjuk kepada Kristus, pengantara yang penuh kasihan yang "turut merasakan kelemahan-kelemahan kita," rasul itu berkata, "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya." (Iberani 4:16). Takhta kasih karunia melambangkan kerajaan kasih karunia; karena adanya takhta menyatakan adanya kerajaan. Dalam banyak perumpamaan-Nya, Kristus menggunakan sebutan "kerajaan surga" untuk menyatakan pekerjaan kasih karunia ilahi atas hati manusia.
Demikian juga takhta kemuliaan menyatakan kerajaan kemuliaan. Dan kerajaan inilah yang disebut dalam kata-kata Juru Selamat, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa dikumpulkan di hadapan-Nya." (Mat. 25:31,32). Kerajaan ini masih akan datang. Kerajaan ini tidak akan didirikan sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.
Kerajaan kasih karunia didirikan segera setelah kejatuhan manusia, pada waktu rencana dibuat untuk menebus umat manusia yang sudah berdosa. Kerajaan itu ada dalam rencana dan janji Allah. Dan melalui iman, manusia dapat menjadi warganya. Tetapi kerajaan itu belum betul-betul didirikan sebelum kematian Kristus. Bahkan sebenarnya setelah memasuki misi-Nya di dunia ini, Juru Selamat, karena merasa letih dengan kekerasan hati dan pendurhakaan manusia, dapat menarik diri dari pengorbanan di Golgota. Di taman Getsemane cawan penderitaan gemetar dalam tangan-Nya. Sebenarnya Ia bahkan dapat menghapus keringat darah dari dahi-Nya, dan membiarkan umat manusia yang berdosa itu binasa dalam kejahatannya. Seandainya Ia berbuat demikian, maka tidak akan ada penebusan bagi manusia yang sudah jatuh itu. Akan tetapi bilamana Juru Selamat menyerahkan hidup-Nya, dan dengan hembusan nafas-Nya Ia berseru, "Sudah selesai," barulah kegenapan rencana penebusan dipastikan. Janji keselamatan yang diberikan kepada pasangan di taman Eden (Firdaus) diratifikasi. Kerajaan kasih karunia, yang sebelumnya ada oleh karena janji Allah, sekarang didirikan.
Dengan demikian kematian Kristuslah peristiwa yang dianggap oleh murid-murid sebagai kebinasaan terakhir pengharapan mereka -- adalah yang membuat kerajaan kasih karunia itu pasti selama-lamanya. Sementara kematian itu membawa kekecewaan berat bagi mereka, itu adalah suatu klimaks bahwa iman mereka telah tepat. Peristiwa yang telah membawa dukacita dan keputusasaan bagi mereka adalah yang membuka pintu pengharapan kepada setiap anak Adam, dan di dalam mana berpusat kehidupan masa datang dan kebahagiaan kekal semua umat Allah yang pada segala zaman.
Tujuan anugerah kekal sedang mencapai kegenapannya bahkan melalui kekecewaan murid-murid itu. Sementara hati mereka dimenangkan oleh kasih karunia ilahi dan kuasa pengajaran-Nya, yang "berkata-kata seperti yang belum pernah seorangpun berkata-kata," namun kasih mereka kepada Yesus bagaikan percampuran emas murni dengan logam campuran kesombongan dunia dan ambisi-ambisi yang mementingkan diri. Bahkan dalam ruangan Paskah pada saat khidmat pada waktu Guru mereka bersiap memasuki bayang-bayang Getsemane, ada "pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar diantara mereka." (Lukas 22:24). Penglihatan atau visi mereka dipenuhi oleh takhta, mahkota, dan penderitaan taman Getsemane, gedung pengadilan dan salib Golgota. Adalah kesombongan hati mereka, kehausan mereka terhadap kemuliaan duniawi, yang menuntun mereka bergantung begitu kuat kepada ajaran-ajaran palsu zaman mereka, dan membiarkan kata-kata Juru Selamat berlalu tanpa diperhatikan, yang menunjukkan sifat kerajaan-Nya yang benar, dan menunjuk ke depan kepada penderitaan dan kematian-Nya. Dan kesalahan-kesalahan ini mengakibatkan datangnya pencobaan -- tajam tetapi diperlukan -- yang diizinkan demi perbaikan mereka. Walaupun murid-murid itu salah mengerti arti pekabaran mereka, dan telah gagal menyadari harapan-harapan mereka, namun mereka telah mengkhotbahkan amaran yang diberikan Allah kepada mereka, dan Tuhan akan menghargai iman mereka dan menghormati penurutan mereka. Kepada mereka dipercayakan pekerjaan penyiaran ke seluruh bangsa kabar Injil mulia Tuhan mereka yang telah bangkit. Untuk persiapan kepada pekerjaan inilah sehingga pengalaman yang tampaknya pahit bagi mereka diizinkan datang.
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di jalan ke Emmaus, dan "Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia di dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi."(Luk. 24:27). Hati para murid itu digerakkan. Iman mereka dinyalakan. Mereka "dilahirkan kembali kepada pengharapan yang hidup," bahkan sebelum Yesus menyatakan diri-Nya kepada mereka. Ia bermaksud memberi terang kepada pengertian mereka dan menggantungkan iman mereka kepada "perkataan nubuatan yang lebih teguh." Ia rindu agar kebenaran berakar kuat di dalam pikiran mereka, bukan saja karena didukung oleh kesaksian pribadi-Nya, tetapi juga karena penyataan yang tidak diragukan yang diberikan dengan lambang dan bayangan hukum, dan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Sangat perlu bagi pengikut Kristus untuk memiliki iman yang berdasarkan pengetahuan, bukan saja demi kepentingan mereka, tetapi agar mereka dapat membawa pengetahuan mengenai Kristus kepada dunia ini. Dan sebagai langkah pertama untuk memberikan pengetahuan ini, Yesus mengarahkan murid-murid-Nya kepada "buku Musa dan nabi-nabi." Demikianlah kesaksian yang diberikan oleh Juru Selamat yang bangkit itu mengenai nilai pentingnya Alkitab Perjanjian Lama.
Betapa besar perubahan yang terjadi di dalam hati murid-murid itu pada waktu mereka sekali lagi melihat wajah Guru mereka yang penuh kasih sayang. (Luk. 24:32). Dalam arti yang lebih lengkap dan lebih sempurna daripada sebelumnya, mereka sudah "menemukan Dia, yang telah dituliskan Musa di dalam taurat dan kitab nabi-nabi." Ketidakpastian, kesedihan yang mendalam, keputusasaan diganti dengan kepastian yang sempurna dan iman yang cerah. Betapa mengagumkan bahwa setelah kenaikan Yesus, murid-murid "tetap tinggal di dalam kaabah memuji-muji dan memuja Allah." Orang-orang yang hanya mengetahui kematian Juru Selamat yang memalukan mengharap akan melihat wajah murid-murid yang dipenuhi oleh kesedihan, kebingungan dan kekalahan, tetapi mereka melihat kegembiraan dan kemenangan. Betapa persiapan matang telah diterima oleh murid-murid ini bagi tugas-tigas di hadapan mereka! Mereka telah melewati cobaan yang paling berat yang mungkin mereka alami, dan melihat bagaimana firman Allah telah memberikan kemenangan, pada waktu penglihatan manusia tidak lagi memberikan harapan. Sejak waktu itu, apakah yang dapat mengecilkan dan melemahkan iman mereka?, atau mendinginkan kehangatan kasih mereka? Dalam kesedihan yang paling dalam mereka mempunyai "penghiburan yang kuat," "dorongan yang kuat," suatu pengharapan yang bagaikan "sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir." (Iberani 6:18,19). Mereka telah menjadi saksi kepada hikmat dan kuasa Allah, dan mereka "yakin, bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk yang lain tidak dapat memisahkan" mereka dari "kasih Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." "Tetapi dalam semuanya itu," kata mereka, " kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:38,39,37). "Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." (1 Pet. 1:25). Dan "siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit dan yang juga duduk di sebelah kanan Allah,yang malah menjadi pembela bagi kita?" (Roma 8:34).
Tuhan berkata, "Dan umat-Ku tidak akan menjai malu lagi untuk selama-lamanya." (Yoel 2:26). "Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi ada sorak sorai." (Maz. 30:6). Bilamana pada waktu hari kebangkitan-Nya murid-murid itu bertemu dengan Juru Selamat, hati mereka terbakar mendengar firman-Nya. Bilamana mereka melihat kepala, kaki dan tangan yang telah memar dan luka-luka karena mereka, bilamana sebelum kenaikan-Nya, Yesus menuntun mereka ke luar sampai ke Batania, dan mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka, Ia menyuruh mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk," dan Ia menambahkan, "Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mark. 16:15; Mat. 28:20). Bilamana pada hari Pentakosta, Penghibur yang dijanjikan itu turun, dan kuasa dari atas diberikan, dan jiwa orang-orang percaya digerakkan dengan kesadaran kehadiran Tuhan mereka yang telah naik -- kemudian, walaupun seperti Dia, jalan mereka menuju pengorbanan dan mati syahid, akankah mereka menukarkan pelayanan Injil kasih karunia-Nya dan "mahkota kebenaran" yang akan diterima kedatangan-Nya dengan kemuliaan takhta dunia yang telah menjadi harapan mereka pada permulaan kerasulan mereka? Ia yang "sanggup melakukan lebih banyak dari yang kita minta atau pikirkan," telah mengaruniakan kepada mereka yang bersekutu di dalam penderitaan-Nya, persekutuan sukacita-Nya, -- sukacita "membawa banyak anak Allah kepada kemuliaan," sukacita yang tidak terkatakan, "satu kemuliaan besar yang abadi," yang mengenai hal ini Rasul Paulus berkata, "penderitaan kita yang hanya sementara," dan "tidak layak dibandingkan."
Pengalaman murid-murid yang mengabarkan "Injil kerajaan" pada kedatangan Kristus yang pertama, ada persamaannya dengan pengalaman mereka yang memberitakan pekabaran kedatangan-Nya yang kedua kali. Pada waktu murid-murid itu pergi ke luar mengabarkan "waktunya sudah digenapi, kerajaan Allah sudah dekat," demikian juga Miller dan rekan-rekannya mengabarkan bahwa masa nubuatan terpanjang dan terakhir yang dinyatakan di dalam Alkitab sudah hampir berakhir, bahwa pengadilan sudah dekat, dan kerajaan kekal akan segera mulai. Pemberitaan murid-murid yang berhubungan dengan waktu didasarkan atas tujuh puluh kali tujuh masa yang terdapat dalam Daniel 9. Pekabaran yang dikabarkan Miller dan rekan-rekannya mengumumkan akhir dari 2300 hari dari Daniel 8:14 dimana yang tujuh puluh kali tujuh masa itu adalah bagian daripadanya. Pemberitaan masing-masing didasarkan atas penggenapan berbagai bagian dari masa nubuatan besar yang sama.
Seperti murid-murid yang pertama, Wm. Miller dan rekan-rekannya tidak mengerti dengan sepenuhnya makna pekabaran yang mereka kabarkan. Kesalahan-kesalahan yang telah lama ada di dalam gereja mencegah mereka tiba pada suatu interpretasi yang tepat mengenai hal-hal penting di dalam nubuatan. Itulah sebabnya, walaupun mereka mengabarkan pekabaran yang Allah telah serahkan kepada mereka untuk disampaikan kepada dunia ini, namun oleh karena salah pengertian mengenai artinya, mereka menderita kekecewaan.
Dalam menerangkan Daniel 8:14, "Sampai lewat 2300 petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar," Miller, sebagaimana sudah disebutkan, menerima pandangan umum yang lazim bahwa dunia ini adalah tempat kudus itu dan ia percaya bahwa pemulihan tempat kudus menggambarkan pembersihan dunia ini dengan api pada kedatangan Tuhan. Itulah sebabnya bilamana ia menemukan bahwa akhir dari 2300 hari itu dengan pasti dinubuatkan atau diberitahukan, ia menyimpulkan bahwa ini menyatakan kedatangan Kristus kedua kali. Kesalahannya adalah sebagai akibat dari penerimaannya pada pandangan populer atau pandangan umum ,mengenai tempat kudus itu.
Dalam upacara kaabah, yang menjadi bayangan pengorbanan dan keimamatan Kristus, pemulihan tempat kudus adalah upacara terakhir yang dilaksanakan oleh imam besar dalam pelayanan tahunan. Itu adalah pekerjaan penutup penyucian atau hari grafirat -- yaitu pembersihan atau penghapusan dosa dari Israel. Hal itu menggambarkan atau melambangkan pekerjaan penutup dalam pelayanan Imam Besar kita di Surga, dalam pembersihan atau penghapusan dosa-dosa umat-Nya, yang dicatat dalam buku catatan Surga. Upacara ini meliputi pekerjaan pemeriksaan, pekerjaan pengadilan, dan segera disusul oleh kedatangan Kristus di atas awan dengan kuasa dan kemuliaan besar, karena kalau Ia datang setiap kasus telah diputuskan. Yesus berkata, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya." (Wah. 22:12). Pekerjaan penghakiman inilah yang mendahului kedatangan kedua kali, yaitu yang diumumkan dalam pekabaran malaikat yang pertama dari Wahyu 14:7, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya."
Mereka yang mengumumkan amaran ini memberikan pekabaran yang tepat pada waktu yang tepat. Tetapi sebagaimana murid-murid yang dahulu menyatakan, "Waktunya sudah genap, dan kerajaan ALLah sudah dekat," yang didasarkan atas nubuatan Daniel 9, sebagaimana mereka gagal mengerti bahwa kematian Mesias telah diramalkan dalam buku yang sama, demikianlah Miller dan rekan-rekannya memberitakan pekabaran yang didasarkan atas Daniel 8:14 dan Wahyu 14:7, dan gagal melihat masih ada pekabaran lain yang dinyatakan di dalam Wahyu 14, yang juga harus diberikan sebelum kedatangan Tuhan. Sebagaimana murid-murid salah dalam hal kerajaan yang akan didirikan pada akhir masa tujuh puluh kali tujuh masa, demikianlah orang-orang Advent salah dalam hal peristiwa yang akan terjadi pada akhir 2300 hari. Dalam kedua kasus ini ada penerimaan atau keterikatan kepada kesalahan umum atau populer yang membutakan pikiran kepada kebenaran. Kedua golongan ini memenuhi kehendak Allah dalam menyampaikan pekabaran yang Ia ingin agar diberikan, dan keduanya melalui kekurangmengertinya akan pekabaran itu telah menderita kekecewaan.
Namun Allah mencapai maksud kemurahan hati-Nya dalam mengizinkan amaran Penghakiman diberikan sebagaimana adanya. Hari yang besar itu sudah dekat, dan dalam pimpinan-Nya orang-orang dibawa kepada ujian waktu yang tentu untuk menyatakan kepada mereka apa yang ada dalam hati mereka. Pekabaran itu dibuat untuk menguji dan memurnikan jemaat itu. Mereka dituntun untuk melihat apakah kasih sayang mereka ditujukan kepada dunia ini atau kepada Kristus dan Surga. Mereka mengaku mengasihi Juru Selamat. Sekarang mereka harus membuktikan kasih mereka. Apakah mereka sudah bersedia meninggalkan harapan-harapan dan ambisi-ambisi duniawi, dan menyambut sukacita kedatangan Tuhan mereka? Pekabaran itu dirancang untuk menyanggupkan mereka untuk menilai keadaan kerohanian mereka yang sebenarnya. Pekabaran itu diberikan untuk membangunkan mereka untuk mencari Tuhan dengan pertobatan dan merendahkan diri.
Kekecewaan itu juga, walaupun itu sebagai akibat dari kekurangmengertian mereka akan pekabaran yang mereka kabarkan, harus dibuang untuk kebaikan. Kekecewaan itu menguji hati mereka yang mengaku menerima amaran itu. Dalam kekecewaan mereka, apakah mereka dengan buru-buru membuang pengalaman mereka dan menghilangkan keyakinan mereka kepada firman Allah? Atau apakah mereka, di dalam doa dan kerendahan hati, mau melihat dimana mereka gagal mengerti makna dari nubuatan itu? Berapa banyak yang telah dipindahkan dari rasa takut atau emosi dan kegembiraan? Berapa banyak yang setengah-setengah hati atau bimbang dan tidak percaya? Banyak orang mengaku rindu kepada kedatangan Tuhan. Pada waktu mereka diminta menanggung ejekan dan celaan dunia, dan ujian keterlambatan kedatangan Tuhan dan kekecewaan, apakah mereka akan meninggalkan iman mereka? Oleh karena mereka tidak dengan segera mengerti perlakuan Allah kepada mereka, apakah mereka akan mengesampingkan kebenaran yang didukung oleh kesaksian firman-Nya yang paling jelas?
Ujian ini akan menyatakan kekuatan mereka yang dengan iman yang sungguh-sungguh telah menuruti apa yang mereka percayai adalah pengajaran firman dan Roh Allah. Ujian itu akan mengajarkan kepada mereka bahayanya menerima teori-teori dan penafsiran manusia, gantinya membuat Alkitab itu sebagai penafsirnya sendiri. Bagi orang beriman, kebingungan dan kesusahan yang diakibatkan oleh kesalahan akan melakukan perbaikan yang diperlukan. Mereka akan dituntun kepada pelajaran yang lebih mendalam dan teliti mengenai kata-kata nubuatan. Mereka akan diajar untuk memeriksa lebih cermat dasar kepercayaan mereka, dan menolak segala sesuatu yang tidak terdapat di dalam Alkitab kebenaran, betapapun meluasnya diterima oleh dunia Kristen.
Kepada orang-orang percaya ini, sebagaimana dengan murid-murid yang pertama itu, yang pada saat pencobaan kelihatannya gelap dalam pengertiannya, akan dibuat jelas sesudah itu. Bilamana mereka harus melihat "akhir Tuhan," mereka akan mengetahui bahwa walaupun pencobaan itu diakibatkan oleh kesalahan mereka, maksud kasih-Nya kepada mereka sedang digenapi dengan pasti. Mereka akan belajar dari pengalaman yang berbahagia bahwa Ia "sangat berbelas kasihan, dan dengan kemurahan yang lembut;" dan bahwa semua jalan-jalan-Nya "adalah kemurahan dan kebenaran bagi orang-orang yang berpegang kepada perjanjian-Nya dan kesaksian-kesaksian-Nya."


26 Sept 2014

Kemenangan Akhir Bab 18 PEMBAHARU AMERIKA

Seorang petani yang benar dan berhati jujur, yang telah pernah meragukan otoritas ilahi Alkitab, namun yang dengan sungguh sungguh ingin mengetahui kebenaran, adalah orang yang secara khusus dipilih oleh Allah untuk memimpin pemberitaan kedatangan Kristus yang kedua kali. Seperti kebanyakan pembaharu pembaharu lain, William Miller, pada permulaan hidupnya berjuang melawan kemiskinan, dan dengan demikian memperoleh pelajaran besar mengenai energi dan penyangkalan diri. Anggota anggota keluarga darimana ia datang dikenal dengan roh mandiri, mencintai kebebasan, ketahanan dan kesanggupan, dan patriotisme yang bersemangat sifat sifat yang juga menonjol dalam tabiatnya. Ayahnya seorang kapten tentera Revolusi, dan pembaharuan yang dilakukannya dalam perjuangan dan penderitaan selama masa gawat, dapat ditelusuri dalam permulaan hidup Miller yang terbatas.
Ia mempunyai fisik yang sehat dan kuat, dan bahkan pada masa kanak kanaknya telah ditunjukkan bahwa ia mempunyai kecerdasan yang lebih dari biasa. Pada waktu ia beranjak dewasa, hal ini semakin nyata. Pikirannya giat dan berkembang dengan baik. Ia haus akan pengetahuan. Meskipun ia tidak memperoleh pendidikan tinggi, kecintaannya kepada pendidikan dan kebiasaannya berpikir berhati hati dan berpikir kritis, membuatnya menjadi seorang yang mempunyai pertimbangan yang sehat dan pandangan yang komprehensif. Ia memiliki tabiat moral yang tanpa cacad cela, dan reputasi yang patut ditiru orang lain dan umumnya ia dihormati oleh karena integritasnya, berhemat dan kedermawanannya. Berkat tenaga dan penggunannya ia segera memperoleh keahlian, walaupun tabiat suka belajarnya masih terus dipertahankan. Ia menduduki berbagai jabatan sipil dan militer dengan reputasi baik. Jalan kepada kekayaan, kemakmuran dan kehormatan tampaknya terbuka lebar baginya.
Ibunya adalah seorang wanita sejati yang saleh, dengan demikian pada masa kanak kanaknya ia telah mendapat kesan agama. Namun pada permulaan masa dewasa ia terjun ke dalam kelompok masyarakat penganut apa yang dinamakan deisme suatu aliran kepercayaan yang mengakui adanya Allah yang menciptakan dunia ini, akan tetapi sesudah itu tidak memperdulikannya lagi, bahkan tidak memperhatikan manusia. Suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa akal pikiran sudah cukup untuk pengetahuan kebenaran, dengan demikian menolak wahyu. Webster's New World Dictionary. Pengaruh deisme ini lebih kuat karena mereka adalah warga negara yang baik, orang orang yang mempunyai sifat manusiawi dan dermawan. Karena mereka tinggal di tengah tengah lembaga Kristen, tabiat mereka sebagian besar dipengaruhi atau dibentuk oleh keadaan sekeliling. Mereka berhutang budi kepada Alkitab atas keunggulan keunggulan yang memberikan kehormatan dan kepercayaan kepada mereka. Namun karunia karunia ini disalahgunakan untuk menimbulkan suatu pengaruh menentang firman Allah. Oleh karena bergaul dengan orang orang ini, Miller telah dituntun untuk mengikuti pendapat dan perasaan mereka. Tafsiran Alkitab menimbulkan kesulitan yang tampaknya tak teratasi. Namun, kepercayaannya yang baru pada waktu mengesampingkan Alkitab, tidak memberikan yang lebih baik sehingga membuatnya tidak puas. Namun, ia terus berpegang kepada pandangan ini selama kira kira dua belas tahun. Tetapi pada umur tiga puluh empat tahun, Roh Suci mempengaruhi hatinya dengan keadaannya sebagai seorang berdosa. Ia tidak menemukan pada kepercayaannya yang sebelumnya, suatu jaminan kebahagiaan di balik kematian. Hari depan gelap dan suram. Merujuk kepada perasaannya pada waktu itu, ia berkata,
"Pemusnahan adalah suatu pemikiran yang dingin dan menakutkan, dan pertanggungjawaban adalah kebinasaan yang pasti bagi semua orang. Langit tampak seperti kuningan di atas kepala saya, dan dunia ini bagaikan besi di bawah kaki saya. Kekekalan apa itu? Dan kematian mengapa? Semakin saya pikirkan, semakin tidak menentu kesimpulan saya. Saya mencoba berhenti berpikir, tetapi pikiran saya tidak terkendalikan. Saya benar benar sengsara, tetapi saya tidak mengerti apa sebabnya. Saya bersungut dan mengeluh, tetapi tidak tahu mengenai siapa. Saya tahu bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi saya tidak tahu bagaimana dan dimana harus didapatkan yang benar. Saya berduka, tetapi tanpa harapan."
Ia berada dalam keadaan ini selama beberapa bulan. "Tiba tiba," katanya, "tabiat Juru Selamat dengan jelas terkesan di dalam pikiran saya. Tampaknya ada satu oknum yangbegitu baik dan bersimpati yang menghapuskan pelanggaran pelanggaran kita, dan dengan demikian menyelamatkan kita dari menderita hukuman dosa. Dengan segera saya rasakan betapa menyenangkan dan baik oknum yang seperti itu, dan membayangkan bahwa saya dapat meletakkan diriku ke pangkuannya dan mengharap kepada kemurahan orang seperti itu. Tetapi timbul pertanyaan, 'Bagaimana membuktikan bahwa oknum seperti itu ada?' Selain dari Alkitab, saya tidak menemukan bukti adanya Juru Selamat seperti itu, atau bahkan di masa mendatang . . . .
"Saya melihat bahwa Alkitab menunjukkan seorang Juru Selamat yang saya perlukan. Dan saya merasa susah dan heran mengetahui bahwa buku yang telah diilhamkan dapat mengembangkan prinsi prinsip yang sempurna yang disesuaikan kepada kebutuhan dunia yang jatuh. Saya telah didorong untuk mengakui bahwa Alkitab itu adalah wahyu penyataan Allah. Buku ini menjadi kesukaan saya, dan di dalam Yesus saya menemukan seorang sahabat. Juru Selamat bagiku menjadi yang terutama dari selaksa. Dan Alkitab, yang sebelumnya gelap dan bertentangan, sekarang menjadi lampu pada kakiku dan terang bagi jalanku. Pikiran saya menjadi tenang dan merasa puas. Saya menemukan Allah menjadi Batu Karang di tengah tengah lautan kehidupan. Alkitab sekarang menjadi pelajaranku yang utama, dan benar benar saya bisa mengatakan bahwa saya menyelidikinya dengan sukacita. Saya menemukan bahwa setengahnya belum pernah saya dengar. Saya kagum mengapa saya belum pernah melihat keindahan dan kemuliaannya sebelumnya, dan heran bahwa saya pernah menolaknya. Saya menemukan segala sesuatu yang dinyatakan adalah yang diinginkan hatiku dan yang menjadi obat bagi setiap penyakit jiwa. Saya kehilangan minat untuk membaca buku buku lain, dan mencurahkan hati saya untuk memperoleh hikmat dari Allah." Bliss, S., "Memoirs of Wm. Miller," pp.65 67.
Miller mengakui di depan umum imannya dalam agama yang pernah dibencinya. Tetapi rekan rekannya yang tidak percaya kepada Allah tidak berlambatan mengajukan semua argumentasi yang ia sendiri sudah sering lancarkan melawan otoritas ilahi Alkitab. Ia belum bersedia menjawab mereka. Tetapi ia berpikir, bahwa jika Alkitab adalah wahyu dari Allah, maka ia harus sesuai dengan dirinya sendiri, dan oleh karena Alkitab itu diberikan untuk mengajar manusia, maka ia harus sesuai dengan pengertiannya. Ia memutuskan untuk mempelajari Alkitab untuk dirinya sendiri, dan memastikan kalau kalau setiap kotradiksi atau pertentangan tidak bisa diselaraskan.
Dengan mengesampingkan semua pendapat dan komentar komentar, ia membandingkan buku dengan buku dengan bantuan referensi referensi pada tepi halaman halaman buku dan konkordans. Ia belajar dengan cara teratur dan sistematis. Ia mulai dengan buku Kejadian, membaca ayat demi ayat. Ia tidak perlu terburu buru mempelajarinya sampai arti beberapa paragraf terungkap sehingga dengan demikian ia tidak malu. Bilamana ia menemukan sesuatu yang tidak jelas, kebiasaannya ialah membandiungkan ayat dengan ayat lain yang tampaknya ada hubungan dengan masalah yang dipertimbangkan. Setiap kata dibiarkan mempunyai kedudukannya yang sebenarnya pada pokok masalah dalam ayat itu, dan jika pandangannya sesuai dengan paragraf tambahan, maka tidak ada lagi kesulitan. Dengan demikian, bilamana ia menemukan paragraf yang sulit dimengerti, maka ia menemukan keterangan di bagian bagian lain Alkitab. Sementara ia belajar dengan doa yang sungguh sungguh untuk penerangan ilahi, maka yang dulunya gelap kepada pengertiannya dibuat menjadi terang dan jelas. Ia mengalami kebenaran kata kata pemazmur, "Bila tersingkap firman firman Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang orang bodoh." (Maz. 119:130).
Dengan kemauan yang sungguh sungguh ia mempelajari buku buku Daniel dan Wahyu, dengan menggunakan prinsip penafsiran yang sama seperti pada buku buku lainnya, dan ia dapati bahwa lambang lambang dapat dimengerti. Ia melihat bahwa nubuatan nubuatan yang sebegitu jauh telah digenapi, telah digenapi secara harafiah atau secara sesungguhnya. Bahwa semua angka, kiasan kiasan, perumpamaan perumpamaan, ibarat dan sebagainya, dijelaskan baik dalam hubungannya yang langsung maupun istilah dimana ia dinyatakan, diartikan dalam buku buku lain, dan dengan demikian bilamana diterangkan, akan dimengerti secara literal atau harafiah. "Dengan demikian saya merasa puas, " katanya, " bahwa Alkitab itu adalah sebuah sistem kebenaran yang sudah dinyatakan, yang diberikan dengan jelas dan sederhana, sehingga para musafirpun tidak akan salah mengertinya walaupun ia bodoh." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 70. Mata rantai demi mata rantai kebenaran berhasil dihubungkannya, sementara langkah demi langkah ia telusuri garis garis nubuatan. Malaikat malaikat Surga memimpin pikirannya, dan membukakan pengertian kepada Alkitab.
Dengan mengetahui cara nubuatan nubuatan digenapi di masa lampau, sebagai kriteria untuk menilai penggenapan nubuatan di masa yang akan datang, ia menjadi merasa puas bahwa dengan pandangan umum pemerintahan rohani Kristus masa seribu tahun sebelum akhir dunia tidak didukung oleh firman Allah. Ajaran ini yang menunjukkan adanya masa seribu tahun yang penuh kebenaran dan kedamaian sebelum kedatangan Tuhan secara pribadi, telah menjauhkan teror hari Allah. Meskipun ajaran itu menyenangkan, tetapi itu bertentangan dengan ajaran Kristus dan rasul rasul Nya, yang menyatakan bahwa gandum dan lalang tumbuh bersama sampai waktu menuai, yaitu akhir dunia ini (Ma. 13:30), bahwa orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, bahwa "pada hari hari terakhir akan datang masa yang sukar" (2Tim. 3:13,1) dan bahwa kerajaan kegelapan akan terus berlangsung sampai kedatangan Tuhan, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut Nya, dan akan memusnahkannya, pada waktu Ia datang kembali. (2 Tes. 2:8).
Ajaran atau doktrin tentang pertobatan dunia dan pemerintahan Kristus secara rohani tidak dianut oleh gereja pada zaman rasul rasul. Pada umumnya ajaran tidak diterima oleh orang orang Kristen sampai pada permulaan abad ke delapan belas. Seperti setiap kesalahan yang lain, ajaran itu mengakibatkan kejahatan. Doktrin itu mengajarkan kepada manusia untuk memandang jauh ke depan kepada kedatangan Tuhan. Hal ini menyebabkan mereka tidak memperhatikan tanda tanda yang memberitakan kedatangan Nya yang mendekat. Ini menimbulkan rasa yakin dan aman yang tidak berdasar, hal ini menuntun banyak orang melalaikan persiapan yang diperlukan untuk bertemu dengan Tuhan.
Miller menemukan bahwa kedatangan Kristus secara pribadi dan secara harafiah diajarkan di dalam Alkitab dengan jelas dan sederhana. Rasul Paulus berkata, "Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Surga." (1 Tes. 4:16,17). Dan Juru Selamat menyatakan, "Mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan Nya." "Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah Timur dan memancarkan cahayanya sampai ke Barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia." (Mat. 24:30,27). Ia akan disertai oleh seluruh malaikat Surga. "Anak Manusia datang dalam kemuliaan Nya dan semua malaikat bersama dengan Dia." (Mat. 25:31). "Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat malaikat Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang orang pilihan Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain." (Mat. 24:31).
Pada kedatangan Nya orang benar yang sudah meninggal akan dibangkitkan, dan orang benar yang masih hidup akan diubahkan. "Kita tidak akan mati semuanya, " kata Rasul Paulus, "tetapi kita semuanya akan diubahkan dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak bisa binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati harus mengenakan yang tidak dapat mati." ( 1 Kor. 15:51 53). Dan dalam suratnya kepada orang Tesalonika, setelah menerangkan kedatangan Tuhan, ia berkata, "Mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama lamanya bersama=sama dengan Tuhan." (1 Tes. 4:16,17).
Umat Tuhan akan menerima kerajaan pada waktu kedatangan Kristus secara pribadi. Juru Selamat berkata, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan Nya dan semua malaikat bersama sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang daripada seorang sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba domba di sebelah kanan Nya dan kambing kambing di sebelah kiri Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa Ku, terimalah kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan." (Mat. 25:31 34). Kita melihat dari ayat yang baru saja diberikan bahwa apabila Anak Manusia datang, yang mati dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa, dan yang masih hidup diubahkan. Dengan perobahan besar ini mereka dipersiapkan untuk menerima kerajaan, karena Rasul Paulus berkata, "Daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalamm apa yang tidak binasa." ( 1 Kor. 15:50). Manusia dalam keadaannya yang sekarang adalah mati dan dapat binasa. Tetapi kerajaan Allah tidak dapat binasa dan akan bertahan selama lamanya. Oleh sebab itu, manusia dalam keadaannya yang sekarang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Akan tetapi bilamana Yesus datang, Ia akan menganugerahkan peri yang tidak binasa kepada umat Nya. Dan sesudah itu Ia menyuruh mereka mewarisi kerajaan yang baru. Sejak itulah mereka menjadi ahli waris.
Ayat ini dan ayat ayat lain dengan jelas membuktikan kepada pikiran Miller bahwa peritiwa peristiwa yang diharapkan terjadi sebelum kedatangan Kristus, seperti pemerintahan damai secara universal dan berdirinya kerajaan Allah di dunia ini, adalah terjadi sesudah kedatangan Kristus yang kedua kali. Lebih jauh, semua tanda tanda zaman dan keadaan dunia akan sesuai dengan keterangan nubuatan tentang akhir zaman. Dengan mempelajari Alkitab saja, ia dipaksa untuk mengambil kesimpulan bahwa waktu yang diberikan untuk kelangsungan dunia dalam keadaannya yang sekarang ini sudah hampir berakhir.
"Bukti lain yang sangat mempengaruhi pikiran saya," katanya, "adalah urutan waktu dalam Alkitab . . . . Saya menemukan bahwa peristiwa peristiwa yang diramalkan terjadi, yang telah digenapi pada waktu yang lalu, sering terjadi pada waktu yang sudah ditetapkan. Masa seratus dua puluh tahun dalam air bah (Kej. 6:3), tujuh hari sebelumnya, dengan empat puluh hari lamanya, hujan yang diramalkan (Kej. 7:4), empat ratus tahun pengembaraan benih Abraham (Kej. 15:13), tiga hari mimpi juru minuman dan juru makanan (Kej. 40:12 20), tujuh tahun Firaun (Kej. 41:28 54); empat puluh tahun di padang belantara (Bil. 14:34), tiga setengah tahun bala kelaparan (1 Raja 17:1): Lihat Lukas 4:25); . . . tujuh puluh tahun perhambaan (Yer. 25:11), tujuh tahun Nebukadnezar (Dan. 4:13 16), dan tujuh minggu, enam puluh dan dua minggu, dan satu minggu, menjadikan tujuh puluh minggu, ditentukan bagi bangsa Yahudi (Dan. 9:24 27) peristiwa peristiwa yang dibatasi oleh waktu waktu ini yang pada suat waktu hanyalah merupakan perkara nubuatan, kemudian telah digenapi sesuai dengan ramalannya." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 74,75.
Oleh sebab itu, bilamana ia menemukan dari pelajaran Alkitab berbagai urutan waktu yang, menurut pengertiannya, berlanjut terus kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, ia tidak bisa berbuat apa apa kecuali menganggapnya sebagai "masa sebelum ditetapkan," yang telah dinyatakan Allah kepada hamba hamba Nya. "Hal hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan anak anak kita sampai selama lamanya," kata Musa. (Ul. 29:29). Dan Tuhan menyatakan melalui nabi Amos, bahwa "Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan Nya kepada hamba hamba Nya para nabi," (Amos 3:7). Oleh sebab itu para pelajar firman Allah dapat dengan pasti berharap akan menemukan peristiwa yang paling menakjubkan terjadi dalam sejarah manusia yang dengan jelas ditunjukkan di dalam Alkitab.
"Setelah sepenuhnya saya diyakinkan," kata Miller, "bahwa segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat"(2 Tim. 3:16), dan tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang orang berbicara atas nama Allah (2 Pet. 1:21), dan 'segala sesuatu yang ditulis dahulu , telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci' (Roma 15:4), maka saya menganggap bahwa bagian bagian urutan urutan waktu di dalam Alkitab adalah bagian dari firman Allah, dan sepatutnya mendapat perhatian kita yang sungguh sungguh seperti bagian bagian Alkitab yang lain. Oleh sebab itu saya merasa bahwa usaha untuk memahami apa yang dilihat Allah di dalam kemurahan Nya sesuai untuk dinyatakan kepada kita, saya tidak berhak untuk melewatkan atau mengabaikan periode periode nubuatan itu." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 75.
Nubuatan yang tampaknya paling jelas menyatakan "waktu" kedatangan kedua kali itu ialah Daniel 8:14, "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan disucikan dalam keadaan yang wajar." (disucikan). Dengan mengikuti aturan yang dibuatnya yang membuat Alkitab itu penafsir sendiri, Miller mengetahui bahwa satu hari dalam nubuatan simbolis melambangkan satu tahun (Bil. 14:34; Yehez. 4:6). Ia melihat bahwa dua ribu tiga ratus hari nubuatan, atau tahun secara harafiah, akan berlanjut jauh melampaui penutupan dispensasi yang diberikan kepada orang Yahudi, dengan demikian itu tidak menunjuk kepada kaabah pada masa dispensasi. Miller menerima pandangan yang umum diterima, bahwa di zaman Kristen dunia ini adalah kaabah, dan oleh sebab itu dapat dimengerti bahwa pemulihan dalam keadaan yang wajar (penyucian) kaabah yang disebutkan sebelumnya dalam Daniel 8:14 menunjukkan pemulihan (penyucian) dunia ini oleh api pada waktu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Jikalau, kemudian, permulaan 2300 hari yang tepat dapat ditemukan, ia menyimpulkan, bahwa kedatangan yang kedua kali itu akan dapat ditentukan. Dengan demikian akan dinyatakan waktu kebinasaan besar, waktu bilamana keadaan sekarang dengan "segala kesombongan dan kuasanya, pemborosan dan penyia nyiaan, kejahatan dan penindasan akan berakhir," waktu bilamana kutuk akan dihapuskan dari dunia ini, kematian dibinasakan, upah diberikan kepada hamba hamba Allah, para nabi dan orang orang saleh, dan mereka yang takut akan nama Nya, dan mereka yang membinasakan dunia akan dibinasakan." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 76.
Dengan kesimpulan kesimpulan baru dan lebih mendalam, Miller meneruskan memeriksai nubuatan nubuatan, baik siang maupun malam, terus mempelajari apa yang sekarang tampaknya sangat penting dan menarik perhatian. Dalam buku Daniel fatsal 18 ia menemukan petunjuk permulaan masa 2300 hari itu. Dan malaikat Gabriel, walaupun diperintahkan untuk memberikan pengertian kepada Daniel mengenai penglihatan itu, hanya memberikan sebagian keterangan kepadanya. Pada waktu penganiayaan ngeri yang akan menimpa gereja diungkapkan kepada penglihatan nabi, kekuatan fisiknya melemah. Ia tidak dapat lagi menahannya, dan malaikat meninggalkannya untuk sementara waktu lamanya. Daniel "pingsan dan sakit beberapa hari lamanya." Dan saya sangat heran mengenai penglihatan itu," katanya, "tetapi tak seorangpun memahaminya."
Tetapi Allah menyuruh utusan Nya, malaikat Gabriel. "Buatlah orang ini memahami penglihatan itu." Perintah ini harus digenapi. Dalam penurutannya, malaikat itu kembali kepada Daniel beberapa saat kemudian, dan berkata, "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti." "Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu." (Dan. 9:22,23). Ada satu perkara penting dalam penglihatan fatsal delapan yang belum diungkapkan, yang berhubungan dengan waktu, waktu 2300 hari. Oleh sebab itu malaikat itu dalam meneruskan penjelasannya, terutama berkisar pada pokok waktu itu:
"Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus . . . . Maka ketahuilah dan fahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang Yang Diurapi, seorang Raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi ditengah tengah kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang Yang telah Diurapi, padahal tak ada salahnya apa apa . . . . Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan."
Malaikat telah dikirimkan kepada Daniel untuk menjelaskan kepadanya perkara yang belum dipahaminya dalam penglihatan yang terdapat dalam fatsal delapan, yaitu yang menyangkut waktu, "sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Setelah menyuruh Daniel dengan berkata, "Camkanlah firmAn itu dan perhatikanlah penglihatan itu," kata kata pertama malaikat itu ialah, "Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus." Perkataan yang diterjemahkan "ditetapkan" secara harafiah menyatakan "dipotong." Tujuh puluh kali tujuh masa yang menyatakan 490 tahun, dinyatakan oleh malaikat itu akan "dipotong", terutama mengenai orang orang Yahudi. Tetapi dari apakah waktu "dipotong"? Oleh karena hanya masa 2300 hari saja waktu yang disebutkan dalam fatsal delapan, dengan demikian dari masa itulah waktu tujuh puluh kali tujuh masa itu "dipotong." Oleh sebab itu yang tujuh puluh kali yujuh itu adalah bagian dari 2300 hari, dan kedua masa ini haruslah bermula dari waktu yang sama. Yang tujuh puluh kali tujuh masa itu dinyatakan oleh malaikat bermula dari keluarnya perintah untuk memulihkan dan membangun kembali kota Yerusalem. Jika tanggal keluarnya perintah ini dapat ditentukan, maka permulaan masa 2300 haripun akan dapat ditentukan.
Perintah (dekrit) itu ditemukan dalam buku Ezra fatsal yang ketujuh (Ezra 7:12 26). Perintah itu dikeluarkan oleh raja Artahsasta, raja Persia, pada tahun 457 SM (Sebelum Masehi), dalam bentuknya yang paling lengkap. Tetapi di dalam Ezra 6:14 rumah Allah itu dikatakan telah dibangun "menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah(dekrit) Koresy, Darius dan Artahsasta raja Persia." Ketiga raja ini, dalam membuat, memastikan dan menyelesaikan dekrit itu, menyempurnaan sesuai dengan yang dituntut oleh nubuatan untuk menandai permulaan masa 2300 tahun itu. Dengan mengambil tahun 457 SM tahun dekrit itu diselesaikan sebagai tahun perintah dikeluarkan, maka setiap rincian nubuatan mengenai tujuh puluh kali tujuh masa itu kelihatannya sudah digenapi.
"Dari saat perintah dikeluarkan untuk memulihkan dan membangun kota Yerusalem sampai kepada kedatangan seorang Yang Diurapi, seorang Raja, adalah tujuh kali tujuh masa, dan enam puluh dua kali tujuh masa" yaitu 62 x 7 masa, atau 483 tahun. Dekrit Artahsasta mulai berlaku pada musim gugur tahun 457 SM. Dari saat ini dihitung 483 tahun kemudian akan mencapai musim gugur tahun 27 TM (Tarikh Masehi). (Lihat Lampiran). Pada waktu itu nubuatan ini digenapi. Perkataan "Mesias" menyatakan "Yang Diurapi." Pada musim gugur tahun 27 TM, Kristus telah dibaptiskan oleh Yohanes, dan menerima pengurapan Roh. Rasul Petrus menyaksikan bahwa "Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa." (Kisah 10:38). Dan Juru Selamat sendiri menatakan, "Roh Tuhan ada pada Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik (Injil) kepada orang orang miskin." (Lukas 4:18).
"Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa." "Tujuh masa" (satu minggu) di sini ialah tujuh masa yang terakhir dari yang tujuh puluh kali satu masa itu. Itu adalah tujuh tahun yang terakhir yang diberikan terutama kepada orang Yahudi. Selama waktu ini, yaitu mulai dari tahun 27 TM sampai tahun 34 TM, Kristus sendiri dan kemudian murid murid Nya, menyampaikan undangan Injil (kabar baik) itu terutama kepada orang orang Yahudi. Pada waktu murid murid pergi memberitakan kabar baik kerajaan itu, petunjuk Juru Selamat adalah, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba domba yang hilang dari umat Israel." (Mat. 10:5,6).
Pada pertengahan tujuh masa (minggu) itu Ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan." Pada tahun 31 TM, tiga setengah tahun setelah Ia dibaptiskan, Tuhan kita Yesus Kristus disalibkan. Dengan pengorbanan yang dipersembahkan di bukit Golgota, maka berakhirlah sistem atau upacara perembahan yang selama empat ribu tahun telah menunjuk kepada Anak Domba Allah. Lambang telah bertemu dengan yang dilambangkan, dan semua korban sembelihan dan korban santapan dalam sistem upacara dengan demikian sudah dihentikan.
Yang tujuh puluh kali tujuh masa atau 490 tahun, yang khusus disediakan bagi orang Yahudi, berakhir, sebagaimana kita lihat, pada tahun 34 TM. Pada waktu itu, melalui tindakan Sanhedrin orang Yahudi, bangsa itu memeteraikan penolakannya kepada kabar baik (Injil) dengan mati syahidnya Stefanus dan penganiayaan atas pengikut pengikut Kristus. Sesudah itu kabar keselamatan tidak lagi terbatas hanya kepada umat pilihan, telah diberikan kepada seluruh dunia. Murid murid yang terpaksa melarikan diri dari kota Yerusalem oleh karena penganiayaan, "menjelajahi seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang orang di situ." (Kis. 8:4,5). Petrus dengan pimpinan ilahi membukakan Injil kepada perwira pasukan Italia di Kaesarea, Kornelius, yang takut akan Tuhan. Demikian juga Paulus yang penuh semangat, yang sudah percaya kepada Yesus, diutus untuk membawa kabar kesukaan "jauh dari sini kepada bangsa bangsa lain." (Kis. 22:21).
Sejauh ini setiap perincian nubuatan digenapi dengan cara yang mengagumkan, dan permulaan tujuh puluh kali tujuh masa itu tidak diragukan lagi, yaitu tahun 457 SM, dan berakhir pada tahun 34 TM. Dari data ini tidak sulit untuk mengetahui akhir dari masa 2300 hari. Tujuh puluh kali tujuh masa 70 minggu, 490 hari dikurang dari 2300 hari, tinggallah 1810 hari. Setelah 490 hari berakhir, yang 1810 hari lagi masih harus digenapi. Dari tahun 34 TM., 1810 tahun itu berlanjut dan berakhir pada tahun 1844. Sebagai hasilnya ialah bahwa masa 2300 hari yang disebutkan dalam buku Daniel 8:14 itu berakhir pada tahun 1844. Pada akhir dari masa nubuatan yang panjang ini, atas kesaksian malaikat Allah, "lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaannya yang wajar." Jadi masa pemulihan tempat kudus itu yang hampir secara universal dipercayai terjadi pada kedatangan Kristus yang kedua kali telah dinyatakan dengan pasti.
Mula mula Miller dan rekan rekannya percaya bahwa masa 2300 hari itu akan berakhir pada musim semi tahun 1844, sedangkan nubuatan menunjuk kepada musim gugur pada tahun itu (Lihat Lampiran). Kesalahan dalam memahami hal ini membawa kekecewaan dan kebingungan kepada mereka yang telah menetapkan tanggal sebelumnya sebagai waktu kedatangan Tuhan. Tetapi ini sama sekali tidak mempengaruhi kuatnya argumentasi yang menunjukkan bahwa masa 2300 hari itu berakhir pada tahun 1844, dan peristiwa besar yang menyatakan pemulihan tempat kudus harus terjadi. Ia mempelajari Alkitab, sebagaimana kebiasaannya, untuk membuktikan bahwa masa masa itu adalah nubuatan dari Allah. Miller pada mulanya sedikitpun tidak mengharapkan akan tiba kepada kesimpulan seperti yang sekarang. Ia sendiri sulit mempercayai hasil penelitiannya. Akan tetapi bukti Alkitab terlalu jelas dan tidak dapat diabaikan.
Ia menghabiskan waktunya dua tahun untuk mempelajari Alkitab, bilamana pada tahun 1818 ia mencapai suatu keyakinan yang kuat bahwa dalam waktu kira kira 25 tahun Kristus akan datang untuk menebus umat umat Nya. "Saya tidak perlu bicara," kata Miller, "mengenai sukacita yang memenuhi hatiku sehubungan dengan masa depan yang menggembirakan, atau kerinduan jiwa saya yang besar untuk turut ambil bagian dalam kesukaan orang orang yang ditebus. Alkitab sekarang bagiku adalah buku baru. Buku itu berisi pemikiran. Semua yang gelap, yang tersembunyi atau terselubung kepadaku dalam pengajaran pengajarannya, telah lenyap dari pikiran saya dihadapan sinar terang yang sekarang terbit dari lembaran lembarannya yang kudus. Dan ah, betapa terang dan mulia kebenaran itu tampak! Semua kontradiksi dan yang tidak tentu yang saya temukan sebelumnya di dalam Firman itu sekarang telah lenyap. Dan walaupun ada banyak bagian yang saya belum merasa puas saya mengerti sepenuhnya, namun begitu banyak terang yang memancar dari dalamnya untuk menerangi pikiran saya yang gelap sebelumnya, sehingga saya merasakan kesukaan dalam mempelajari Alkitab yang sebelumnya saya tidak sangka akan mendapat apa apa dari pengajaran pengajarannya.' Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 76,77.
"Dengan keyakinan yang sungguh bahwa peristiwa peristiwa penting yang diramalkan di dalam Alkitab akan digenapi dalam waktu yang tidak lama, pertanyaan datang kepada saya dengan kuasa yang besar mengenai kewajiban saya terhadap dunia ini sehubungan dengan kenyataan yang telah mempengaruhi pikiran saya." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 81. Ia merasa bahwa adalah kewajibannya untuk membagikan kepada orang orang lain terang yang telah diterimanya. Ia memperkirakan akan menemui perlawanan dari orang orang yang tidak beriman, tetapi merasa yakin bahwa semua orang Kristen akan bersukacita dalam pengharapan akan bertemu dengan Juru Selamat yang diakuinya dicintai. Kekuatirannya satu satunya ialah bahwa dalam kesukaan mereka yang besar terhadap pengharapan kelepasan yang mulia itu, yang segera akan terwujud, banyak akan menerima ajaran itu tanpa penyelidikan Alkitab yang memadai dalam menyatakan kebenarannya. Oleh karena itu ia ragu ragu untuk menyajikannya, kalau kalau ia salah dan menjadi alat penuntun yang salah bagi orang lain. Oleh sebab itu ia meneliti dan mengkaji ulang bukti bukti yang mendukung kesimpulan yang telah diambilnya, dan mempertimbangkan dengan hati hati setiap kesulitan yang muncul dipikirannya. Ia menemukan bahwa keberatan keberatan lenyap dihadapan terang firman Allah , seperti kabut dihadapan sinar matahari. Ia telah menggunakan waktu selama lima tahun, dan ia telah sepenuhnya yakin kebenaran posisinya.
Dan sekarang tugas membuat orang lain mengetahui apa yang ia percayai begitu jelas diajarkan di dalam Alkitab, begitu kuat mendorongnya dengan kekuatan yang baharu. "Ketika saya melakukan pekerjaan saya," katanya, "selalu berdering di telinga saya, 'Pergilah dan beritakan kepada dunia ini mengenai bahaya mereka' Ayat ini selalu datang kedalam pikiran saya, 'Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! dan engkau tidak berkata apa apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalamkesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya daripadamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.' (Jehez. 33:8,9). Saya merasa bahwa jikalau orang jahat berhasil diamarkan, maka banyaklah mereka yang akan bertobat. Dan jikalau mereka tidak diamarkan, maka darah mereka akan dituntut dari padaku." Bliss, p. 92.
Ia mengemukakan pandangannya secara pribadi pada waktu ia mempunyai kesempatan, dan berdoa semoga ada dari pendeta yang merasakan dorongan ini dan membaktikan diri mereka kepada penyebaran pekabaran itu. Tetapi ia tidak bisa menghilangkan keyakinan bahwa ia mempunyai tugas pribadi untuk memberikan amaran itu. Kata kata ini selalu berbicara dalam pikirannya, "Pergilah dan beritahukan kepada dunia. Dan mereka akan dituntut dari padamu." Ia menunggu sembilan tahun lamanya, dan beban itu masih menekan jiwanya, sampai akhirnya pada tahun 1831 untuk pertama kali secara umum memberikan alasan alasan imannya.
Seperti Elisa dipanggil sementara membajak ladang, untuk menerima jubah pengabdian kepada tugas kenabian, demikianlah William Miller dipanggil meninggalkan bajaknya dan membukakan kepada orang orang rahasia kerajaan Allah. Dengan gemetar ia memasuki pekerjaannya, menuntun pendengar pendengarnya langkah demi langkah, melalui masa masa nubuatan kepada kedatangan Kristus yang kedua kali. Dalam setia usaha ia memperoleh kekuatan dan keberanian sementara ia melihat perhatian yang semakin meluas yang dibangkitkan oleh kata katanya.
Hanya atas permintaan saudara saudaranyalah, yang dalam kata kata mereka ia mendengar panggilan Allah, maka Miller menyetujui untuk memberitakan pandangan pandangannya di hadapan umum. Sekarang ia berumur 50 tahun, tidak biasa berbicara di hadapan umum, dan dibebani dengan perasaan tidak layak untuk mengerjakan pekerjaan yang sedang dilakukannya Tetapi sejak pertama sekali pekerjaan pekerjaannya diberkati dengan cara yang menakjubkan dalam penyelamatan jiwa jiwa. Ceramahnya yang pertama disusul oleh kebangunan agama, dimana tiga belas keluarga seluruhnya bertobat kecuali dua orang . Ia segera diminta untuk berbicara di tempat tempat lain, dan hampir di setiap tempat pekerjaannya menghasilkan kebangunan pekerjaan Allah. Orang orang berdosa ditobatkan, orang orang Kristen dibangunkan kepada pengabdian yang lebih besar, dan pengikut pengikut deisme dan yang tidak percaya kepada Tuhan telah dituntun mengakui kebenaran Alkitab dan agama Kristen. Kesaksian mereka dimana ia bekerja adalah, "Suatu tingkatan pemikiran dicapainya yang tidak dalam keadaan dipengaruhi oleh orang orang lain." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 138. Khotbahnya direncanakan untuk membangunkan pikiran umum kepada perkara perkara besar agama dan membendung pertumbuhan keduniawian dan hawa nafsu zaman.
Di hampir setiap kota ada puluhan, bahkan di beberapa ada ratusan orang yang bertobat sebagai hasil khotbahnya. Di banyak tempat gereja gereja Protestan dari hampir semua denominasi terbuka lebar lebar baginya . Dan undangan untuk bekerja biasanya datang dari pendeta pendeta beberapa organisasi agama atau kongregasi. Adalah merupakan peraturannya untuk tidak bekerja di suatu tempat kalau ia belum diundang untuk bekerja di tempat itu. Tetapi segera didapatinya bahwa ia tidak bisa memenuhi hampir separuhpun dari permintaan yang datang kepadanya.
Banyak di antara mereka yang tidak menerima pandangannya mengenai waktu tepatnya kedatangan Kristus kedua kali, telah diyakinkan mengenai pastinya dan dekatnya kedatangan Kristus, dan perlunya persiapan. Di beberapa kota kota besar pekerjaannya menghasilkan kesan yang mendalam. Penjual penjual minuman keras menutup usahanya dan menjadikan toko tokonya menjadi ruang ruang pertemuan. Tempat tempat perjudian dibubarkan; orang orang yang tidak percaya adanya Tuhan, pengikut pengikut deisme, kaum universalis, dan bahkan orang orang yang paling tidak bermoral atau sampah masyarakat telah dibaharui. Beberapa diantaranya sudah tidak memasuki perbaktian selama bertahun tahun. Kumpulan kumpulan doa diadakan oleh berbagai denominasi di berbagai tempat dan hampir setiap jam. Para pengusaha berkumpul tengah hari untuk berdoa dan menyanyikan lagu puji pujian. Tidak ada pemborosan, pikiran manusia dipengaruhi rasa khidmat. Pekerjaannya, seperti para pembaharu dahulu, hanya untuk meyakinkan pengertian dan membangunkan serta menggugah daripada sekedar membangkitkan emosi.
Pada tahun 1833 Miller menerima izin untuk berkhotbah dari Garaja Baptis, dimana ia menjadi anggota. Banyak pendeta gereja ini yang menyetujui pekerjaannya, dan adalah atas persetujuan mereka sehingga ia meneruskan pekerjaannya. Ia bepergian dan berkhotbah tanpa henti, walaupun sebenarnya tugasnya adalah terutama di New England dan Middle State. Untuk selama bertahun tahun biaya biaya pekerjaannya seluruhnya ditanggung sendiri. Ia tidak pernah menerima cukup uang untuk kebutuhan biaya perjalanan ke tempat tempat kemana ia diundang. Dengan demikian pekerjaannya untuk umum, jauh dari keuntungan uang, bahkan menjadi beban kepada harta miliknya yang sudah semkin berkurang sepanjang hidupnya. Ia adalah seorang ayah dari keluarga besar, tetapi oleh karena mereka adalah orang orang yang hemat dan rajin, maka hasil ladangnya cukup untuk kebutuhan keluarganya dan kebutuhannya.
Pada tahun 1833, dua tahun sesudah Miller mulai mengkhotbahkan bukti bukti kedatangan Kristus yang segera di depan umum, tanda terakhir nampak yang dijanjikan oleh Juru Selamat sebagai tanda kedatangan Nya yang kedua kali. Yesus berkata, "Bintang bintang akan berjatuhan dari langit." (Mat. 24:29). Dan Yohanes dalam buku Wahyu menyatakan, sementara ia memandang dalam penglihatan pemandangan yang mendahului hari Allah, "Dan bintang bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin kencang." (Wah. 6:13) Nubuatan ini memperoleh penggenapan yang nyata dan mengesankan pada peristiwa besar hujan meteor pada tanggal 13 Nopember 1833. Itulah kejatuhan bintang yang paling besar dan paling hebat yang pernah dicatat. "Seluruh cakrawala di atas seluruh Amerika Serikat, menyala berpijar selama beberapa jam. Tidak pernah terjadi fenomena langit di negeri ini sejak pendudukan yang pertama, yang dilihat dengan sangat kagum oleh segolongan masyarakat atau dengan sangat takut dan gentar oleh golongan yang lain." "Keagungan dan keindahannya masih terus terkenang di banyak pikiran orang . . . . Belum pernah hujan turun lebih lebat dari meteor meteor itu yang jatuh ke bumi ini. Ke Timur, ke Bbarat, ke Utara dan ke Selatan sama saja. Pendek kata seluruh langit tampak bergoyang . . . . Kejadian itu, sebagaimana dijelaskan di Journal Profesor Silliman, dilihat di seluruh Amerika Utara . . . . Dari jam dua sampai terang pagi hari langit sangat terang dan cerah tanpa berawan, suatu pertunjukan yang terus menerus kilauan cahaya bintang bintang yang cemerlang terjadi di seputar langit." Devens, R.M., "American Progress; or The Greatest Event of the Greatest Country," Ch. 28, ars. 1 5.
"Sungguh, tidak ada bahasa yang dapat menggambarkan kemuliaan pertunjukan yang begitu indah; . . . tak seorangpun yang tidak melihatnya dapat membentuk suatu gambaran yang memadai dalam pikirannya mengenai kemuliaan periistiwa itu. Tampaknya bagaikan seluruh langit berbintang berkumpul di suatu titik dekat zenith (puncak) dan secepat kilat serta merta serentak memancar ke segala penjuru kaki langit. Tetapi tidak habis habisnya ribuan meteor diikuti ribuan meteor lainnya seolah olah semuanya itu diciptakan untuk kejadian itu." Reed, F. in the Christian Advocate Journal, 13 December 1833. " Suatu gambaran yang lebih tepat ialah bagaikan sebatang pohon ara yang menggugurkan buahnya apabila dihembus angin kencang. Tidak mungkin untuk memperhatikan seluruhnya." "The Old Countryman," in Portland Evening Advenrtiser, 26 November 1833.
Dalam New York Journal of Commerce 14 November 1833, muncul sebuah artikel panjang mengenai fenomena ajaib ini yang berisi pernyataan berikut, "Saya pikir, tak seorang ahli filsafat atau sarjanapun yang menceriterakan atau mencatat suatu kejadian seperti kejadian kemarin pagi. Seorang nabi meramalkannya dengan tepat 1800 tahun yang lalu, jikalau kita mengalami kesulitan untuk mengerti bahwa bintang bintang yang berjatuhan itu berarti jatuhnya bintang bintang . . . dalam satu satunya pengertian yang mungkin benar secara harafiah."
Demikianlah diperagakan tanda tanda terakhir kedatangan Nya, mengenai mana Yesus menyuruh murid murid Nya, "Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu." (Mat. 24:33). Setelah tanda tanda ini, Yohanes melihat sebagai peristiwa besar berikut yang lainnya, langit menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung, sementara bumi bergoncang, gunung gunung dan pulau pulau bergeser dari tempatnya. Dan orang jahat yang ketakutan berusaha melarikan diri dari hadirat Anak Manusia."(Wah. 6:12 17).
Banyak yang menyaksikan jatuhnya bintang bintang itu, memandangnya sebagai suatu berita penghakiman yang akan datang, "suatu jenis tanda yang mengerikan, tanda pendahuluan yang pasti, suatu tanda penuh kemurahan dari hari besar yang menakutkan itu." "The Old Countyman" in Portland Evening Advertiser, 26 Nopember 1833. Dengan demikian perhatian orang orang ditujukan kepada kegenapan nubuatan, dan banyak dituntun untuk memperhatikan amaran kedatangan Nya yang kedua kali.
Pada tahun 1840 kegenapan nubuatan yang luar biasa yang lain menimbulkan perhatian yang luas. Dua tahun sebelumnya Josiah Litch, salah seorang pendeta terkemuka yang mengkhotbahkan kedatangan Kristus yang kedua kali, menerbitkan penjelasan buku Wahyu fatsal 9, yang meramalkan kejatuhan Kekaisaran Ottoman. Menurut perhitungannya, kekuasaan ini akan digulingkan "kira kira bulan Agustus 1840 TM." Dan hanya beberapa hari sebelum itu terjadi ia menulis, "Setelah melewati periode pertama seratus limapuluh tahun, yang digenapi secara tepat sebelum Deacozes naik takhta atas izin orang orang Turki, dan bahwa yang tiga ratus sembilan puluh satu tahun, lima belas hari, yang mulai pada penutupan periode pertama itu, akan berakhir pada tanggal 11 Agustus 1840, ketika Kekaisaran Ottoman di Konstantinopel diharapkan akan hancur. Dan saya percaya bahwa hal ini akan terjadi demikian." Litch, Josiah, article in Singns of the Times, and Expositor of Prophecy, 1 August 1840
Pada waktu yang ditentukan, Turki, melalui duta dutanya, menerima perlindungan dari kekuasaan Eropa yang bersekutu. Dengan demikian menempatkan dirinya di bawah pemngawasan bangsa bangsa Kristen. Peristiwa ini benar benar menggenapi ramalan. (Lihat Lampiran). Pada waktu berita ini diketahui orang orang, orang orang banyak diyakinkan mengenai tepatnya prinsip prinsip penafsiran nubuatan yang dianut oleh Miller dan rekan rekannya. Dan motivasi yang kuat telah diberikan kepada Pergerakan Advent. Orang orang yang berpendidikan dan yang berpangkat bersatu dengan Miller, baik dalam mengkhotbahkan maupun menyiarkan pandangan pandangannya. Dan dari tahun 1840 sampai 1844 pekerjaan ini meluas dengan cepat
William Miller memiliki mental yang kuat, disiplin berpikir dan belajar. Dan ia menambahkan hikmat Surga, dengan menghubungkan dirinya kepada Sumber Hikmat itu. Ia adalah seorang bernilai luhur, yang layak mendapat penghargaan dan kepercayaan dimana integritas tabiat dan kesempurnaan moral dinilai. Dengan mempersatukan keramah tamahan dengan kerendahan hati Kristen dan pengendalian diri, ia menjadi seorang yang menaruh perhatian dan sopan santun kepada semua oerang, siap sedia mendengar pendapat orang orang lain, dan mempertimbangkan argumen argumen mereka. Tanpa nafsu amarah atau emosi yang meluap, ia menguji setiap teori dan ajaran dengan firman Allah. Dan pertimbangannya yang matang dan pengetahuan Alkitabnya yang menyeluruh menyanggupkannya untuk membuktikan dan menelanjangi kesalahan.
Namun, pelaksanaan pekerjaannya bukan tanpa perlawanan berat. Sebagimana dengan para Pembaharu terdahulu, kebenaran kebenaran yang disajikannya tidak diterima dengan baik oleh guru guru agama. Karena orang orang ini tidak dapat mempertahankan pendapat mereka dengan Alkitab, mereka terpaksa menggunakan sebutan sebutan dan ajaran ajaran manusia dan tradisi para leluhur mereka. Tetapi hanya firman Allah satu satunya kesaksian yang diterima oleh pengkhotbah pengkhotbah kebenaran kedatangan Kristus itu. Semboyan mereka adalah, "Alkitab dan hanya Alkitab." Karena kurangnya argumentasi Alkitab di pihak lawan, maka lawan mereka menggunakan ejekan dan cemoohan. Mereka mengunakan waktu, sarana dan kecakapan untuk menfitnah mereka yang memandang dengan sukacita kembalinya Tuhan mereka, dan yang berusaha menghidupkan kehidupan yang saleh, dan yang mengajak orang orang lain untuk bersedia menyambut kedatangan Nya.
Usaha usaha keras dilakukan untuk mengalihkan pikiran orang orang dari pokok masalah, yaitu kedatangan Kristus kedua kali. Dibuatlah merupakan suatu dosa sesuatu yang orang orang harus malu, jika seseorang mempelajari nubuatan yang berhubungan kepada kedatangan Kristus dan kesudahan alam. Dengan demikian pelayanan Injil populer merusak iman dalam firman Allah. Ajaran ajaran mereka menjadikan orang orang tidak percaya kepada Allah, dan banyak orang berani berjalan menurut hawa nafsu orang orang tak beriman. Dan kemudian sumber segala kejahatan itu menuduhkan semua keadaan ini kepada orang orang Avent.
Walaupun Miller berhasil menarik begitu banyak pendengar dari kalangan cendekiawan dan orang orang yang berminat, namun nama Miller jarang disebut oleh pers agama kecuali yang berisi ejekan atau celaan. Orang orang yang tidak perduli dan yang tidak beriman, diberanikan oleh guru guru agama memberikan julukan penghinaan yang merendahkan dengan ucapan ucapan hujatan jenaka, dalam usahanya mereka memberikan makian kepadanya dan kepada pekerjaannya. Orang sudah berambut putih ini, yang sudah meninggalkan rumahnya yang nyaman dan bepergian atas biaya sendiri dari kota ke kota, dari desa ke desa, bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa henti untuk menyampaikan amaran penghakiman yang sudah dekat kepada dunia ini, telah ditolak dengan cemoohan sebagai seorang fanatik, seorang pembohong, seorang bangsat, penipu yang berspekulasi.
Ejekan, kepalsuan, dan penghinaan yang dilemparkan kepadanya menimbulkan kemarahan dan protes keras dari pers sekular. "Memperlakukan seseorang yang agung dan yang berakibat menakutkan," dengan sewenang wenang dan secara kotor, dinyatakan oleh orang duniawi sebagai "bukan saja sekedar lelucon kepada perasaan para pencetus dan pelaksananya," tetapi "membuat lelucon terhadap hari penghakiman, mengejek Ilahi sendiri, dan menghina serta memandang rendah penghakiman Nya yang mengerikan itu." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 183.
Penghasut dan semua biang keladi semua kejahatan bukan saja berusaha menangkal pengaruh pekabaran Advent, tetapi membinasakan jurukabar jurukabar itu sendiri. Miller membuat penerapan kebenaran Alkitab itu secara praktis ke dalam hati para pendengarnya, menegor dosa dosa mereka dan mencegah rasa berpuas diri mereka; dan kata katanya yang sederhana dan menusuk menimbulkan rasa permusuhan. Perlawanan yang dinyatakan oleh anggota anggota jemaat kepada pekabarannya, memberanikan hati golongan masyarakat yang lebih rendah untuk bertindak lebih jauh, Dan musuh musuh berkomplot untuk membunuhnya pada waktu ia meninggalkan tempat perkumpulan. Akan tetapi malaikat kudus ada diantara orang banyak, sehingga salah seorang dari mereka dalam rupa manusia, memegang tangan hamba Tuhan itu, dan menuntunnya ke tempat aman dari khalayak ramai yang marah itu. Pekerjaannya belum selesai, dan Setan beserta antek anteknya merasa kecewa sebab maksud mereka tidak tercapai.
Walaupun menghadapi banyak perlawanan, perhatian pada Pergerakan Advent terus bertambah. Dari puluhan dan ratusan jumlah para pengikut telah bertumbuh menjadi beberapa ribu. Mereka memasuki berbagai gereja. Tetapi setelah beberapa lama roh perlawanan ditunjukkan kepada orang orang yang bertobat ini. Dan gereja gereja itu mulai mengambil tindakan disiplin terhadap mereka yang telah menerima pandangan pandangan Miller. Tindakan ini menimbulkan respons dari pena Miller, sehingga dalam sebuah amanat kepada orang orang Kristen dari semua oraganisasi gereja, ia mengajak untuk menunjukkan kesalahan ajaran ajarannya dari Alkitab, kalau ada.
"Apakah yang kami sudah percayai," katanya, "yang tidak diperintahkan oleh firman Allah untuk dipercayai, yang kamu sendiri izinkan, adalah ukuran dan satu satunya ukuran iman dan perbuatan kita? Apakah yang telah kami lakukan sehingga mengundang celaan keras terhadap kami dari mimbar dan pers, dan memberikan alasan bagimu untuk mengucilkan kami (orang orang Advent) dari gereja gereja dan persekutuan persekutuanmu?" "Jikalau kami salah, mohon tunjukkan kesalahan kami. Tunjukkanlah kepada kami dari firman Allah bahwa kami salah. Kami sudah mendapat cukup banyak ejekan yang tidak dapat membuktikan kesalahan kami. Hanya firman Allah saja yang dapat mengubah pandangan kami. Kesimpulan kami telah dibuat dengan berhati hati dan dengan doa, setelah kami melihat bukti bukti di dalam Alkitab." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 250,252.
Dari zaman ke zaman amaran amaran yang dikirimkan Allah ke dunia ini oleh perantaraan hamba hamba Nya telah diterima dengan ketidakpercayaan. Ketika kejahatan orang orang sebelum air bah menggerakkan Allah untuk mendatangkan air bah ke dunia ini, pertama tama Ia memberitakan makud Nya kepada mereka, agar mereka mempunyai kesempatan berbalik dari jalan jalannya yang jahat. Selama seratus dua puluh tahun disampaikan ke telinga mereka amaran untuk bertobat, supaya jangan murka Allah dinyatakan dalam kebinasaan mereka. Tetapi pekabaran itu bagaikan cerita dongeng saja kepada mereka, dan mereka tidak mau percaya. Dikeraskan oleh kejahatan mereka, mereka mengolok olok pesuruh Allah, menganggap remeh pekabaran mereka. Bahkan menuduh berkata lancang dan semena mena. Betapa beraninya Nuh berdiri teguh menghadapi semua orang orang besar dunia! Jikalau pekabaran Nuh benar, mengapa seluruh dunia tidak melihatnya dan mempercayainya? Pernyataan seorang melawan hikmat ribuan orang. Mereka tidak menghargai amaran itu atau mencari perlindungan di dalam bahtera.
Para pengolok menunjuk kepada perkara perkara di alam keadaan musim yang tidak berubah, ke langit biru yang tidak pernah menurunkan hujan, ke ladang yang hijau yang disegarkan oleh embun malam dan mereka berseru, "Bukankah ia mengatakan perumpamaan?" Dengan sikap memandang rendah, mereka mengatakan pengkhotbah kebenaran itu sebagai penggemar liar, yang terlalu bersemangat. Dan selanjutnya mereka terus mengolok olok, lebih bersemangat dalam jalan jalannya yang jahat daripada sebelumnya. Tetapi ketidakpercayaan mereka tidak menghalangi peristiwa yang sudah diramalkan sebelumnya. Sudah lama Allah bersabar dengan kejahatan mereka, dan memberikan cukup kesempatan untuk pertobatan mereka. Tetapi pada waktu yang ditentukan penghakiman Nya akan dilaksanankan atas orang orang yang menolak kemurahan Nya.
Kristus menyatakan bahwa akan ada orang orang seperti itu yang tidak percaya kepada kedatangan Nya yang kedua kali. Sebagaimana orang orang pada zaman Nuh, "mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak," kata Juru Selamat, "pada kedatangan Anak Manusia." (Mat. 24:39). Bilamana orang orang yang mengaku umat Allah bersatu dengan dunia ini, hidup sebagaimana orang dunia hidup, dan bersekutu dengan mereka dalam kesenangan dunia yang dilarang; bilamana kemewahan dunia menjadi kemewahan gereja, bilamana lonceng pernikahan berbunyi, dan semua melihat ke masa depan ke tahun tahun kemakmuran duniawi kemudian, tiba tiba pada waktu kilat memancar dari langit, akan datang akhir dari impian dan pengharapan mereka yang menyesatkan itu.
Sebagaimana Allah mengirimkan hamba Nya untuk mengamarkan dunia mengenai air bah yang akan datang, demikianlah Ia mengirimkan jurukabar jurukabar pilihan Nya untuk memberitakan dekatnya penghakiman terakhir. Dan sebagaimana orang orang pada zaman Nuh mentertawakan ramalan ramalan para pendeta kebenaran, demikianlah juga pada zaman Miller, banyak, bahkan yang mengatakan dirinya umat Allah, mencemoohkan kata kata amaran.
Dan mengapa doktrin dan khotbah mengenai kedatangan Kristus kedua kali tidak mendapat sambutan dari gereja gereja? Sementara kepada orang jahat kedatangan Tuhan itu membawa malapetaka dan kehancuran, tetapi bagi orang benar kedatangan Tuhan itu adalah sukacita dan pengharapan. Kebenaran agung ini telah menjadi penghiburan bagi umat umat Allah yang setia sepanjang zaman. Mengapa hal itu menjadi "batu sandungan" dan "batu penghalang" kepada orang orang yang mengaku Allah? Tuhan kita sendirilah yang menjanjikan kepada murid murid Nya, "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat Ku." (Yoh. 14:3). Juru Selamat yang berbelas kasihan itulah yang memerintahkan malaikat malaikat Nya untuk menghibur mereka dengan kepastian bahwa Ia akan datang kembali secara pribadi sebagaimana Ia pergi ke Surga itu, karena Ia telah mengantisipasi penderitaan dan kesedihan yang akan dialami pengikut pengikut Nya. Sementara murid murid itu menatap ke langit dengan sungguh sungguh untuk melihat kilasan terakhir Dia yang mereka kasihi, perhatian mereka diganggu oleh kata kata, "Hai kamu orang orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga." (Kisah 1:11). Pengharapan mereka disegarkan oleh pekabaran malaikat itu. Murid murid itu "pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah." (Luk. 24:52,53). Mereka tidak bersukacita karena Yesus telah dipisahkan dari mereka, dan dibiarkan bergumul dengan pencobaan dan penggodaan dunia ini, tetapi oleh karena jaminan kepastian yang diberikan oleh malaikta bahwa Ia akan datang kembali.
Pengumuman atau pemberitahuan tentang kedatangan Kristus seharusnya menjadi kabar baik dan kabar kesukaan besar sebagaimana yang pernah dikabarkan malaikat malaikat kepada para gembala di Betlehem. Mereka yang mengasihi Juru Selamat dengan sungguh sungguh tidak bisa tidak akan menyambut dengan kesukaan pemberitahuan yang terdapat di dalam firman Tuhan, bahwa Ia yang menjadi pusat pengharapan hidup kekal, akan datang kembali, bukan untuk dihinakan, dibenci dan ditolak seperti pada waktu kedatangan Nya yang pertama, tetapi dengan kuasa dan kemuliaan untuk menebus umat Nya. Hanya mereka yang tidak mengasihi Yesus Juru Selamat saja yang ingin supaya Ia jangan datang. Tidak ada lagi bukti yang paling meyakinkan bahwa gereja telah memisahkan diri dari Allah daripada permusuhan dan gangguan yang ditimbulkan oleh pekabaran yang dikirim dari Surga ini.
Mereka yang menerima doktrin kedatangan Kristus, telah digerakkan kepada pertobatan dan merendahkan diri di hadapan Allah. Banyak yang telah lama ragu ragu antara Kristus dan dunia ini. Sekarang mereka merasa sudah waktunya mengambil suatu pendirian yang tegas. "Perkara perkara kekal yang diberikan kepada mereka adalah realitas yang tidak biasa. Surga didekatkan kepada mereka sehingga mereka merasa bersalah dihadapan Allah." Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 146. Orang orang Kristen didorong menghidupkan kehidupan kerohanian yang baru. Mereka dibuat merasakan bahwa waktunya sudah singkat sehingga apa yang mereka harus lakukan kepada sesama manusia harus dilakukan dengan segera. Dunia mundur, kekekalan tampaknya terbuka dihadapan mereka, dan jiwa dengan segala yang berkaitan dengan kebahagiaan dan laknat kekal, dirasakan mengatasi setiap perkara perkara sementara atau fana. Roh Allah turun ke atas mereka, dan memberikan kuasa kepada mereka untuk mengajak saudara saudara mereka, demikian juga orang orang berdosa supaya bersedia kepada hari Allah itu. Kesaksian diam diam kehidupan mereka setiap hari merupakan teguran yang terus menerus kepada anggota anggota gereja yang sungguh sungguh maupun yang tidak sungguh sungguh. Mereka ini tidak mau diganggu oleh usaha usaha mencari kepelesiran, usaha usaha mencari uang dan ambisi mendapatkan kehormatan dunia. Oleh karena itu permusuhan dan perlawanan bangkit melawan iman Advent dan mereka yang menyiarkannya.
Oleh karena argumentasi mengenai masa nubuatan kelihatannya tidak tergoyahkan, maka para penentang berusaha untuk menghalangi dan menghentikan penelitian masalah itu dengan mengajarkan bahwa nubuatan nubuatan itu dimeteraikan. Dengan demikian Protestan mengikuti langkah langkah pengikut Roma. Sementara gereja kepausan melarang memberikan Alkitab (Lihat Lampiran) kepada orang orang, gereja gereja Protestan menyatakan bahwa bagian penting dari firman kudus itu dan bagian yang memunculkan kebenaran yang terutama sesuai dengan zaman kita tidak bisa dimengerti.
Para pendeta dan orang awam menyatakan bahwa nubuatan nubuatan Daniel dan Wahyu adalah misteri yang tidak bisa dipahami. Tetapi Kristus mengarahkan murid murid Nya kepada kata kata nabi Daniel mengenai peristiwa peristiwa yang akan terjadi pada zaman mereka, dan berkata, "Para pembaca haruslah memperhatikannya." (Mat. 24:15). Dan pernyataan yang mengatakan bahwa Wahyu adalah suatu misteri, tidak bisa dimengerti, bertentangan dengan amanat judul buku itu sendiri: Inilah Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada Nya, supaya ditunjukkan Nya kepada hamba hamba Nya apa yang harus segera terjadi . . . . Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." (Wah. 1:1 3).
Kata nabi itu, "Berbahagialah ia yang membacakan," karena ada yang tidak mau membaca, berkat itu bukan bagi mereka. "Dan mereka yang mendengarkan" karena juga ada sebagian orang yang menolak mendengarkan mengenai nubuatan nubuatan, sehingga berkat itu bukan bagi golongan manusia seperti itu. "Dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya" banyak yang menolak amaran amaran dan petunjuk petunjuk yang ada dalam buku Wahyu, tak seorangpun dari orang orang ini yang berhak menuntut berkat berkat yang dijanjikan itu. Semua orang yang menghina pokok pokok nubuatan, dan mengejek lambang lambang yang diberikan di sini dengan khidmat, semua yang menolak membaharui kehidupan mereka dan menyediakan diri bagi kedatangan Anak Manusia, tidak akan diberkati.
Dengan memandang kepada kesaksian Ilham, begitu beraninya orang mengajarkan bahwa buku Wahyu itu adalah misteri, dan berada di luar jangkauan pengertian manusia. Itu adalah misteri yang dinyatakan, sebuah buku yang dibukakan. Pelajaran buku Wahyu akan menuntun pikiran kepada nubuatan nubuatan nabi Daniel, dan keduanya menyajikan petunjuk yang paling penting yang diberikan Allah kepada manusia mengenai peristiwa peristiwa yang akan terjadi menjelang penutupan sejarah dunia ini.
Kepada Yohanes telah dibukakan pemandangan mengenai peristiwa peristiwa yang menggetarkan dan mengharukan dalam pengalaman gereja. Ia melihat kedudukan, bahaya, pertentangan dan kelepasan akhir dari umat umat Allah. Ia mencatat pekabaran terakhir yang mematangkan tuaian dunia, baik sebagai berkas berkas bagi lumbung surga maupun sebagai berkas berkas kayu bakar bagi api kehancuran. Pokok pokok masalah yang sangat penting telah dinyatakan kepadanya, terutama bagi gereja yang terakhir, agar mereka yang harus berbalik dari kesalahan kepada kebenaran boleh diberitahu mengenai mara bahaya dan pertentangan pertenatangan yang dihadapan mereka. Tak seorangpun perlu tinggal di dalam kegelapan dalam hubungannya dengan apa yang datang ke dalam dunia ini.
Kalau begitu, mengapa kebodohan tentang bagian penting Alkitab itu begitu merajalela dan meluas? Mengapa manusia pada umumnya enggan menyelidiki ajaran ajaran Alkitab? Itu adalah akibat dari usaha penguasa kegelapan, yang telah lama dipelajarinya, untuk menutupi dari manusia itu hal hal yang membukakan penipuannya. Untuk alasan inilah Kristus, Pewahyu itu, yang melihat terlebih dahulu peperangan melawan orang yang mempelajari buku Wahyu, mengumumkan berkat bagi semua orang yang membacakan, mendengarkan dan melakukan perkataan nubuat itu.