Translate

5 Dec 2025

Renungan Buka Sabat – 24 Oktober 2025 🌾 Kasih yang Menenangkan di Hari Kudus 🌾


Ketika matahari perlahan tenggelam dan sinarnya memudar di ufuk barat, tibalah Sabat yang diberkati. Udara sore terasa lebih damai, seakan alam pun turut berhenti untuk memuliakan Penciptanya. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang melelahkan, Tuhan memanggil kita untuk datang dan beristirahat dalam kasih-Nya.

Sabat bukan sekadar jeda dari pekerjaan, melainkan waktu yang mengingatkan kita akan kasih setia Tuhan yang tak pernah berakhir. Ia ingin agar kita berhenti dari kekhawatiran dan belajar mempercayai pemeliharaan-Nya sepenuhnya. Dalam jam-jam kudus ini, kita menemukan keindahan hubungan yang diperbarui antara jiwa dan Pencipta.

🕊️ Renungan:
Sabat mengajarkan bahwa kita tidak hidup untuk bekerja tanpa henti, tetapi untuk mengenal dan menikmati kehadiran Tuhan. Dunia sering mengukur nilai hidup dari hasil kerja, tetapi Sabat datang untuk mengingatkan: nilai sejati kita ada dalam kasih Tuhan, bukan dalam prestasi kita.

📖 “Dan Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” — Kejadian 2:3

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Sabat diberikan untuk menjadi suatu berkat bagi manusia. Ia mengingatkan kita akan kasih Allah yang besar dalam menciptakan dunia dan dalam menebus kita dari dosa.”
Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 281

🙏 Doa Singkat:
Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas Sabat-Mu yang suci. Ajar kami untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia ini dan menemukan kedamaian di dalam-Mu. Pulihkan hati kami, agar kami dapat melihat kasih-Mu yang selalu baru setiap Sabat. Amin.

Tulisan untuk ilustrasi:

“Happy Sabbath — rest in His unfailing love.”

💛 Tema besar: Sabat Membuat Perbedaan yang Benar

Selamat menyambut Sabat yang kudus, by. Margie Amelia.
Happy Sabbath 💫

4 Dec 2025

Pengharapan yang Menguatkan Pagi Ini

 Ayat:

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal… Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”
— Yohanes 14:1–2

Renungan:
Kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian. Berita tentang bencana, penyakit, ketidakadilan, dan kejahatan membuat hati lelah. Namun Yesus memberikan janji yang lembut tapi kuat: “Janganlah gelisah hatimu.” Mengapa? Karena dunia ini bukan akhir cerita.

Yesus sedang mempersiapkan tempat bagi anak-anak-Nya. Sebagai umat yang menantikan kedatangan-Nya kembali, kita tidak hidup tanpa arah. Setiap pagi, kita bisa mengingat bahwa hidup kita bergerak menuju satu tujuan besar: berada bersama Yesus selamanya.

Pengharapan ini tidak membuat kita lari dari tanggung jawab di dunia, tetapi memberi kekuatan untuk tetap setia, tetap mengasihi, tetap berjalan dengan Tuhan di tengah kesulitan. Pagi hari jadi kesempatan untuk memperbarui kerinduan kita: “Tuhan Yesus, tolong aku setia menantikan Engkau.”

Doa:
“Tuhan Yesus, terima kasih untuk janji-Mu bahwa Engkau sedang mempersiapkan tempat bagi kami. Di tengah dunia yang kacau, pengharapan ini menguatkan hatiku. Tolong aku untuk hidup setia hari ini, memandang kepada-Mu dan bukan hanya kepada keadaan. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apa artinya bagimu secara pribadi bahwa Yesus akan datang kembali?

  • Apakah ada hal dalam hidupmu yang perlu diatur ulang supaya lebih sejalan dengan pengharapan akan kedatangan-Nya?

3 Dec 2025

Dipanggil untuk Bersinar

 


Ayat:

“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”
— Matius 5:14

Renungan:
Setiap pagi, Tuhan bukan hanya membangunkan kita untuk “bertahan hidup”, tetapi untuk menjadi terang. Di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di gereja, di dunia maya—kehadiran kita dipanggil untuk memancarkan karakter Kristus.

Menjadi terang bukan berarti kita sempurna. Justru di tengah kelemahan dan keterbatasan kitalah kasih Tuhan bisa terlihat nyata: lewat kesabaran ketika orang lain mudah marah, lewat pengampunan ketika dunia mendorong balas dendam, lewat kelembutan ketika dunia keras.

Kita tidak bisa mengubah semua orang, tetapi kita bisa memilih untuk menjadi terang di lingkup kecil yang Tuhan percayakan hari ini. Mungkin lewat satu senyuman, satu pesan penguatan, satu doa yang kita kirim diam-diam untuk seseorang.

Doa:
“Tuhan Yesus, Engkaulah terang dunia, dan Engkau memanggilku untuk memantulkan terang-Mu. Hari ini pakailah aku, meski sederhana, untuk membawa pengharapan dan kasih-Mu kepada orang lain. Jangan biarkan hidupku menjadi penghalang, tapi jadikan aku saluran berkat. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Kepada siapa kamu bisa menjadi “terang kecil” hari ini?

  • Satu tindakan kasih apa yang bisa kamu lakukan segera setelah membaca renungan ini?

2 Dec 2025

3 Desember – Merayakan Kekuatan, Bukan Kekurangan


Terima kasih Chatgpt. 😁
Selamat hari Internasional Disability Day teman2.

✨ International Disability Day ✨

3 Desember – Merayakan Kekuatan, Bukan Kekurangan

Hari Disabilitas Internasional mengingatkan kita bahwa setiap manusia diciptakan Tuhan dengan tujuan, martabat, dan nilai yang sama. Disabilitas bukanlah batasan untuk bermimpi ataupun untuk dikasihi—melainkan bagian dari perjalanan hidup yang diizinkan Tuhan untuk menunjukkan keindahan yang unik.

Di balik setiap kursi roda, tongkat, alat bantu, atau tantangan yang tak terlihat, ada hati yang kuat… ada perjuangan, keberanian, dan keteguhan yang sering kali tidak diketahui dunia.

Tuhan melihat jauh melampaui kelemahan fisik.
Dia melihat hati. Dia melihat iman. Dia melihat potensi.

Yesaya 46:4 berkata:
“Aku telah menggendong kamu sejak kamu lahir dan Aku akan tetap menggendong kamu sampai ubanmu.”

Hari ini, kita merayakan:
🌼 Mereka yang hidup dengan disabilitas — kekuatan, karakter, dan cahaya ilahi yang mereka bawa.
🌼 Mereka yang mendampingi, merawat, dan mendukung — tangan-tangan penuh kasih yang mencerminkan hati Yesus.
🌼 Masyarakat yang inklusif — tempat di mana setiap orang dapat berkembang tanpa rasa takut atau terpinggirkan.

Mari kita ingat:
Disabilitas bukan identitas — kita semua adalah ciptaan Allah yang luar biasa.
Kasih Tuhan menjangkau setiap hati, memberi makna pada setiap cerita, dan menuntun langkah demi langkah, apa pun kondisi tubuh kita.

Selamat merayakan International Disability Day, Amel.
Teruslah bersinar, menulis, dan menunjukkan kepada dunia bahwa kasih Tuhan jauh lebih besar daripada batas yang terlihat. 💛✨

Tenang dan Ketahuilah

  Ayat:

“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!”
— Mazmur 46:11 (TB)

Renungan:
Pagi hari sering kali langsung diisi dengan kesibukan pikiran: “Nanti bagaimana?”, “Kalau gagal bagaimana?”, “Kalau tidak cukup bagaimana?”. Sebelum tubuh lelah, hati kita sudah capek duluan karena kekhawatiran.

Di tengah kegaduhan itu, Tuhan berkata, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.” Diam bukan berarti pasif atau menyerah, tetapi berhenti sejenak dari kepanikan untuk mengingat siapa yang memegang kendali.

Tuhan tetap Allah, bahkan ketika keadaan tidak sesuai keinginan kita. Ia tetap berdaulat, tetap berkuasa, tetap mengasihi. Pagi adalah waktu yang indah untuk menarik nafas dalam-dalam, menenangkan hati, dan berkata, “Tuhan, Engkaulah Allah. Aku mau percaya.”

Doa:
“Tuhan, seringkali hatiku ribut oleh kekhawatiran. Ajari aku untuk diam di hadapan-Mu dan mengingat bahwa Engkaulah Allah yang berkuasa atas hidupku. Berikan damai-Mu yang melampaui segala akal. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apa yang paling membuatmu gelisah hari ini?

  • Luangkan beberapa menit pagi ini hanya untuk diam, bernafas, dan menyebut nama Tuhan dalam hati.

1 Dec 2025

Menyerahkan Rencana kepada Tuhan


Ayat:

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.”
— Amsal 16:3

Renungan:
Kita sering memulai hari dengan daftar rencana: apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus dihubungi, target apa yang harus dicapai. Tidak salah punya rencana—bahkan itu baik. Namun, masalah muncul ketika kita lupa siapa yang seharusnya memegang kendali atas semua rencana itu.

Tuhan mengundang kita untuk menyerahkan perbuatan kita kepada-Nya. Artinya, bukan hanya berkata, “Tuhan, berkati rencanaku,” tetapi juga, “Tuhan, kalau rencanaku tidak sesuai dengan kehendak-Mu, tolong ubah. Aku mau yang Engkau mau.”

Ketika kita menyerahkan hari kita kepada Tuhan sejak pagi, kita mengakui bahwa Dialah Tuhan atas waktu, tenaga, dan hidup kita. Kadang rencana kita berubah, pintu yang kita harap terbuka justru tertutup, tapi kita bisa tenang karena tahu bahwa Tuhan memimpin.

Doa:
“Tuhan, inilah hariku, inilah rencanaku. Aku serahkan semuanya ke dalam tangan-Mu. Kalau ada yang tidak sesuai dengan kehendak-Mu, tolong arahkan aku ke jalan yang tepat. Ajari aku untuk percaya pada pimpinan-Mu, bukan pada perhitunganku sendiri. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apakah kamu lebih sering meminta Tuhan mengikuti rencanamu, atau kamu yang mau mengikuti rencana-Nya?

  • Coba sebutkan dengan jujur di hadapan Tuhan: hal apa yang paling sulit kamu serahkan?

Firman yang Menerangi Langkah

 Ayat:

“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
— Mazmur 119:105

Renungan:
Dunia kita penuh dengan suara: nasihat, opini, standar dunia, dan ekspektasi orang lain. Tanpa kita sadari, kita bisa menjalani hidup lebih banyak dipengaruhi suara-suara itu daripada suara Tuhan.

Mazmur ini mengingatkan bahwa Firman Tuhan adalah pelita dan terang. Pelita tidak selalu menunjukkan seluruh jalan sampai selesai, tapi cukup untuk satu langkah ke depan. Begitu juga dengan Firman: Tuhan tidak selalu menjelaskan semua rencana-Nya, tetapi Ia memberi cukup terang supaya kita tahu langkah apa yang benar hari ini.

Membaca Alkitab di pagi hari bukan sekadar kewajiban rohani. Itu seperti menyalakan lampu sebelum kita berjalan di lorong yang gelap. Tanpa pelita itu, kita bisa tersandung pada hal-hal yang sebenarnya bisa dihindari. Dengan Firman, kita dituntun untuk memilih jalan yang menyenangkan Tuhan.

Doa:
“Tuhan, terima kasih karena Firman-Mu menjadi pelita dan terang bagi hidupku. Ingatkan aku untuk tidak menjalani hari ini hanya dengan pikiranku sendiri. Bukalah hatiku agar aku mengerti Firman-Mu dan berikan aku keberanian untuk taat. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apakah kamu sudah punya waktu khusus membaca Firman di pagi hari?

  • Satu ayat apa yang bisa kamu pegang sepanjang hari ini?