Translate

14 Nov 2025

Renungan Buka Sabat – 14 November 2025 🌅 “Damai yang Datang dari Penyerahan” 🌅



Ketika matahari mulai tenggelam dan minggu kerja berakhir, Tuhan memanggil kita untuk berhenti dari segala kesibukan dan beristirahat di dalam kasih-Nya. Sabat datang bukan sekadar untuk memberi waktu istirahat jasmani, tetapi juga untuk memulihkan jiwa yang lelah — mengingatkan kita bahwa damai sejati tidak ditemukan dalam keberhasilan atau kekuatan diri sendiri, melainkan dalam penyerahan penuh kepada Tuhan.

Berapa sering kita mencoba mengatur segalanya dengan kekuatan kita sendiri, hanya untuk berakhir dengan rasa cemas dan letih? Sabat mengundang kita untuk berhenti, berserah, dan percaya bahwa Tuhan memegang kendali. Saat kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya, hati kita dipenuhi dengan damai yang melampaui segala pengertian.

📖 Ayat Renungan:

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” — Matius 11:28

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Jika kita menyerahkan diri kita kepada Kristus, maka hati kita akan bersatu dengan hati-Nya, kehendak kita akan menyatu dengan kehendak-Nya, pikiran kita akan selaras dengan pikiran-Nya. Hidup kita akan menjadi pantulan kehidupan-Nya.”
Ellen G. White, Kehidupan yang Lebih Baik, hlm. 55

🕊️ Perenungan:
Sabat ini, izinkan Tuhan menenangkan hatimu. Biarkan segala kekhawatiran dan beban minggu ini dilepaskan di kaki-Nya. Dalam keheningan Sabat, dengarkan suara lembut kasih-Nya yang berkata: “Aku memegang hidupmu, jangan takut.”

🙏 Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas Sabat-Mu yang penuh damai. Ajar kami untuk beristirahat dalam kasih dan janji-Mu. Penuhi hati kami dengan damai yang datang dari penyerahan kepada-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Ucapan Sabat:

“Di dalam penyerahan, kita menemukan damai; di dalam damai, kita menemukan Tuhan.”

Selamat menyambut Sabat yang penuh berkat dan kedamaian, by Margie Amelia.
🌼 Happy Sabbath — beristirahatlah dalam kasih dan damai-Nya.

7 Nov 2025

Renungan Buka Sabat – 7 November 2025 🌿 “Bersandar pada Janji Tuhan” 🌿

 




Ketika minggu yang panjang telah berlalu dengan segala tantangan dan kelelahan, Sabat datang sebagai nafas segar dari surga. Tuhan memanggil kita untuk berhenti sejenak dan mengingat bahwa janji-Nya tetap setia — bahwa apa pun yang kita alami, Dia tidak pernah meninggalkan kita.

Kita sering berusaha keras untuk mengendalikan hidup kita sendiri, namun di saat kita melepaskan genggaman itu dan bersandar pada janji Tuhan, kita menemukan ketenangan sejati. Sabat menjadi pengingat bahwa Tuhan yang menciptakan kita juga sanggup memelihara dan menuntun setiap langkah kita.

📖 Ayat Renungan:

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” — Yeremia 29:11

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Kita tidak perlu takut akan masa depan, kecuali kita melupakan cara Tuhan menuntun kita dan ajaran-Nya di masa lalu.”
Ellen G. White, Life Sketches, hlm. 196

🕊️ Perenungan:
Saat Sabat ini tiba, biarlah hati kita dipenuhi keyakinan akan kesetiaan Tuhan. Apa pun yang terjadi di minggu ini, kita boleh beristirahat dalam kepastian bahwa tangan Tuhan masih bekerja di balik segala hal. Ia tidak pernah gagal menepati janji-Nya.

🙏 Doa:
Ya Bapa di surga, terima kasih karena Engkau setia dalam setiap musim hidup kami. Ajarilah kami untuk bersandar pada janji-Mu dan menemukan damai-Mu di dalam Sabat yang suci ini. Kuatkan iman kami agar terus berharap dan berjalan bersama-Mu. Amin.

Ucapan Sabat:

“Let your heart rest upon His promises — for every word from God is a promise kept.”

Selamat menyambut Sabat yang kudus dan penuh damai, from Margie Amelia.
🌅 Happy Sabbath — beristirahatlah dalam janji-Nya yang setia.


31 Oct 2025

Renungan Buka Sabat – 31 Oktober 2025 🌿 “Damai di Tengah Badai” 🌿


“Sabat adalah tanda kasih yang menghubungkan surga dan bumi.” — Ellen G. White



Sore ini, ketika matahari mulai tenggelam dan Sabat yang diberkati mendekat, Tuhan mengundang kita untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia dan merasakan kedamaian surgawi yang hanya ditemukan di dalam-Nya.

Sering kali hidup membawa badai — kekhawatiran, kesedihan, dan beban yang tampak tak tertanggungkan. Namun, di tengah gelombang yang bergelora, Sabat hadir sebagai pelabuhan yang tenang. Tuhan berkata, “Datanglah kepada-Ku, hai kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).

Di setiap Sabat, Tuhan ingin kita mengingat bahwa Dialah yang memegang kendali atas hidup kita. Kita tidak berjalan sendirian. Saat dunia berputar cepat dan suara-suara kekhawatiran memenuhi pikiran, Sabat mengajarkan kita untuk diam — dan tahu bahwa Allah tetap setia.

📖 Ayat Renungan:

“(46-11) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” — Mazmur 46:11

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Sabat adalah tanda kuasa Kristus yang menjadikan kita kudus... Ia diberikan kepada semua yang melalui Kristus menjadi bagian dari Israel Allah.”
Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 288

🕊️ Perenungan:
Biarlah Sabat ini menjadi waktu untuk membiarkan damai Kristus menenangkan setiap badai di hati. Ketika kita meletakkan beban di kaki-Nya, kita menemukan kekuatan baru — bukan dari diri kita sendiri, melainkan dari kasih yang tak tergoyahkan.

🙏 Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas Sabat-Mu yang suci. Di tengah kesibukan dunia, Engkau memberi kami waktu untuk beristirahat dan mendekat kepada-Mu. Berkatilah hati kami agar tetap tenang dalam kasih-Mu dan kuat menghadapi hari-hari yang akan datang. Amin.

Ucapan Sabat:

“May the peace of the Sabbath calm every storm within your soul.”

Selamat menyambut Sabat yang penuh damai, Semuanya.
🌅 Happy Sabbath — rest in His unfailing love.

24 Oct 2025

Renungan Buka Sabat – 24 Oktober 2025 🌾 Kasih yang Menenangkan di Hari Kudus 🌾




Ketika matahari perlahan tenggelam dan sinarnya memudar di ufuk barat, tibalah Sabat yang diberkati. Udara sore terasa lebih damai, seakan alam pun turut berhenti untuk memuliakan Penciptanya. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang melelahkan, Tuhan memanggil kita untuk datang dan beristirahat dalam kasih-Nya.

Sabat bukan sekadar jeda dari pekerjaan, melainkan waktu yang mengingatkan kita akan kasih setia Tuhan yang tak pernah berakhir. Ia ingin agar kita berhenti dari kekhawatiran dan belajar mempercayai pemeliharaan-Nya sepenuhnya. Dalam jam-jam kudus ini, kita menemukan keindahan hubungan yang diperbarui antara jiwa dan Pencipta.

🕊️ Renungan:
Sabat mengajarkan bahwa kita tidak hidup untuk bekerja tanpa henti, tetapi untuk mengenal dan menikmati kehadiran Tuhan. Dunia sering mengukur nilai hidup dari hasil kerja, tetapi Sabat datang untuk mengingatkan: nilai sejati kita ada dalam kasih Tuhan, bukan dalam prestasi kita.

📖 “Dan Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” — Kejadian 2:3

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Sabat diberikan untuk menjadi suatu berkat bagi manusia. Ia mengingatkan kita akan kasih Allah yang besar dalam menciptakan dunia dan dalam menebus kita dari dosa.”
Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 281

🙏 Doa Singkat:
Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas Sabat-Mu yang suci. Ajar kami untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia ini dan menemukan kedamaian di dalam-Mu. Pulihkan hati kami, agar kami dapat melihat kasih-Mu yang selalu baru setiap Sabat. Amin.

Tulisan untuk ilustrasi:

“Happy Sabbath — rest in His unfailing love.”

💛 Tema besar: Sabat Membuat Perbedaan yang Benar

Selamat menyambut Sabat yang kudus, Margie Amelia.
Happy Sabbath 💫




 

17 Oct 2025

Renungan Buka Sabat – 17 Oktober 2025 Sabat: Waktu yang Memulihkan Jiwa

 


Ketika minggu ini perlahan berakhir dan senja Sabat mulai turun dengan lembut, hati kita diajak untuk berhenti sejenak dari kesibukan dunia. Dalam keheningan sore ini, Tuhan memanggil kita untuk datang kepada-Nya — bukan hanya untuk beristirahat secara jasmani, tetapi untuk memulihkan jiwa kita yang lelah oleh pergumulan hidup.

Sabat adalah waktu suci di mana kita diingatkan bahwa hidup ini bukan semata tentang bekerja dan berjuang, tetapi tentang mengenal Dia yang menciptakan kita. Tuhan berkata, “Enam hari lamanya engkau akan bekerja, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat bagi TUHAN, Allahmu.” (Keluaran 20:9–10).
Hari ini, undangan itu masih sama — undangan untuk meletakkan beban, menyerahkan kekhawatiran, dan menikmati kehadiran-Nya.

Renungan:
Sabat bukan sekadar hari tanpa pekerjaan, tetapi waktu untuk menyentuh keabadian. Di tengah dunia yang terburu-buru, Sabat mengajarkan kita ritme kasih dan ketenangan ilahi. Ia mengingatkan kita siapa diri kita — bukan hasil dari kerja kita, melainkan anak-anak yang dikasihi oleh Pencipta kita.

“Sabat diberikan kepada manusia untuk mengingatkan dia kepada Allah, dan untuk mengajarnya menghargai karya tangan-Nya. Hari ini dikhususkan untuk membantu manusia mengenal dan mengasihi Penciptanya.”
Ellen G. White, Patriarchs and Prophets, hlm. 48

Doa Singkat:
Ya Tuhan, terima kasih atas Sabat-Mu yang kudus. Pulihkan hati kami, berilah kami damai-Mu, dan ajar kami untuk diam di dalam kasih-Mu. Kiranya Sabat ini membawa terang bagi jiwa kami dan bagi setiap rumah yang memuliakan nama-Mu. Amin.

16 Oct 2025

🌷 Kelahiran dan Rencana Allah: Saat Dunia Menciptakan Kehidupan dengan Tangan Sendiri


“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkau menenun aku dalam kandungan ibuku.”
Mazmur 139:13

 

💫 Kehidupan: Anugerah, Bukan Rekayasa

Dunia modern terus melangkah maju. Ilmu pengetahuan kini sanggup menjangkau bintang-bintang di langit, bahkan membantu manusia “menciptakan kehidupan” melalui teknologi seperti surrogacy — seorang perempuan yang mengandung bayi bagi orang lain.

Sekilas, ini tampak menakjubkan. Banyak orang memujinya sebagai mukjizat kemanusiaan, sebuah jalan keluar bagi mereka yang tidak bisa memiliki anak secara alami.
Namun, di balik semua itu ada pertanyaan rohani yang dalam:
Apakah manusia masih melihat kehidupan sebagai anugerah Allah, atau sudah menganggapnya hasil karya tangan sendiri?


🌿 Kasih dan Rencana Ilahi

Allah menciptakan setiap kehidupan dengan kasih yang kudus.
Dia menenun kita dengan lembut di dalam rahim ibu kita, dengan rencana yang unik dan tak ternilai.
Tidak ada satu pun manusia yang “terjadi begitu saja.”

Dalam pandangan surgawi, kelahiran bukan sekadar peristiwa biologis, tetapi tindakan kasih Allah yang melibatkan tangan dan hati-Nya sendiri.
Ketika manusia berusaha mengendalikan proses ini sepenuhnya, terkadang mereka tanpa sadar melangkah ke wilayah yang seharusnya tetap menjadi misteri Allah.


🌸 Hikmat dan Kasih

Namun Allah juga adalah Allah yang penuh belas kasih.
Ia melihat hati setiap orang — termasuk mereka yang rindu memiliki anak namun tidak bisa secara alami.
Tuhan tidak melihat pada teknologi, tetapi pada motif hati.
Ia mengerti setiap air mata dan setiap kerinduan untuk mengasihi.

Namun, kasih sejati harus berjalan selaras dengan kebenaran.
Sebab kasih tanpa kebenaran bisa menuntun kita menjauh dari rencana Tuhan, sementara kebenaran tanpa kasih bisa membuat kita kehilangan belas kasihan.
Keduanya harus berjalan bersama — seperti dua tangan yang menenun kain kehidupan.


🌼 Panggilan bagi Umat Percaya

Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk:
✨ Menghormati kehidupan sebagai anugerah kudus dari Pencipta.
✨ Berdoa bagi setiap anak yang lahir, agar bertumbuh dalam kasih dan terang Kristus.
✨ Percaya bahwa Allah sanggup memberikan mukjizat dalam waktu dan cara-Nya sendiri.

“Segala sesuatu yang dijadikan Allah indah pada waktunya.”
Pengkhotbah 3:11

 

💖 Penutup

Dunia boleh menemukan banyak cara untuk melahirkan,
tetapi hanya kasih Allah yang sanggup menumbuhkan jiwa.
Biarlah setiap kehidupan mengingatkan kita pada kasih terbesar — kasih dari Sang Pencipta yang menenun kita dengan tujuan surgawi.