Ketika matahari mulai condong ke barat dan kesibukan perlahan mereda, Sabat kembali menyapa kita dengan undindu yang tenang. Inilah waktu yang Tuhan kuduskan—bukan sekadar untuk berhenti dari pekerjaan, tetapi untuk tinggal lebih dekat di hadirat-Nya. Sabat mengundang kita untuk menenangkan pikiran, melembutkan hati, dan mengingat bahwa hidup kita ada dalam pemeliharaan Allah.
Di tengah dunia yang terus bergerak cepat, Tuhan memanggil kita untuk diam. Diam bukan berarti kosong, tetapi penuh—penuh akan kesadaran bahwa Allah setia, hadir, dan bekerja bahkan ketika kita berhenti. Sabat adalah hadiah kasih karunia, waktu untuk menyelaraskan kembali hidup kita dengan kehendak-Nya.
π “Berhentilah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.”
— Mazmur 46:11
Melalui Sabat, Tuhan mengingatkan kita bahwa nilai diri kita tidak ditentukan oleh apa yang kita capai, melainkan oleh siapa kita di dalam Kristus. Dalam keheningan Sabat, jiwa yang lelah dipulihkan, iman dikuatkan, dan harapan diperbarui.
π Tulisan Ellen G. White:
“Sabat adalah tanda kasih Allah kepada manusia. Ia adalah hari persekutuan dengan Tuhan, hari sukacita bagi jiwa.”
— Ellen G. White, Testimonies for the Church, jilid 6
✨ Perenungan:
Bagi kalian, biarlah Sabat sore ini menjadi saat yang penuh kelegaan. Serahkan segala beban, kekhawatiran, dan rencana ke dalam tangan Tuhan. Izinkan damai Kristus memenuhi hati, dan biarkan kasih-Nya menyegarkan langkah hidup ke depan.
π Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas Sabat-Mu yang kudus. Ajari kami untuk diam di hadapan-Mu dan percaya sepenuhnya pada pemeliharaan-Mu. Kuduskanlah hati dan pikiran kami, agar Sabat ini menjadi sumber kekuatan dan damai yang sejati. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
πΌ Ucapan Sabat:
Selamat menyambut Sabat yang kudus. Kiranya damai Tuhan menaungi hatimu dan memenuhi rumahmu dengan kehadiran-Nya.
Sabat yang diberkati untukmu, by Margie Amelia.
No comments:
Post a Comment