Ketika matahari
perlahan tenggelam dan sinarnya memudar di ufuk barat, tibalah Sabat yang
diberkati. Udara sore terasa lebih damai, seakan alam pun turut berhenti untuk
memuliakan Penciptanya. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang melelahkan, Tuhan
memanggil kita untuk datang dan beristirahat dalam kasih-Nya.
Sabat bukan sekadar
jeda dari pekerjaan, melainkan waktu yang mengingatkan kita akan kasih setia
Tuhan yang tak pernah berakhir. Ia ingin agar kita berhenti dari kekhawatiran
dan belajar mempercayai pemeliharaan-Nya sepenuhnya. Dalam jam-jam kudus ini, kita
menemukan keindahan hubungan yang diperbarui antara jiwa dan Pencipta.
🕊️ Renungan:
Sabat mengajarkan bahwa kita tidak hidup untuk bekerja tanpa henti, tetapi
untuk mengenal dan menikmati kehadiran Tuhan. Dunia sering mengukur nilai hidup
dari hasil kerja, tetapi Sabat datang untuk mengingatkan: nilai sejati kita ada
dalam kasih Tuhan, bukan dalam prestasi kita.
📖 “Dan Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” — Kejadian 2:3
📜 Kutipan Ellen G. White:
“Sabat diberikan untuk
menjadi suatu berkat bagi manusia. Ia mengingatkan kita akan kasih Allah yang
besar dalam menciptakan dunia dan dalam menebus kita dari dosa.”
— Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 281
🙏 Doa Singkat:
Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas Sabat-Mu yang suci. Ajar kami untuk
berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia ini dan menemukan kedamaian di
dalam-Mu. Pulihkan hati kami, agar kami dapat melihat kasih-Mu yang selalu baru
setiap Sabat. Amin.
✨ Tulisan untuk ilustrasi:
“Happy Sabbath — rest
in His unfailing love.”
💛 Tema besar: Sabat Membuat Perbedaan
yang Benar
Selamat menyambut
Sabat yang kudus, Margie Amelia.
Happy Sabbath 💫

No comments:
Post a Comment