Translate

3 Dec 2025

Dipanggil untuk Bersinar

 


Ayat:

“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”
— Matius 5:14

Renungan:
Setiap pagi, Tuhan bukan hanya membangunkan kita untuk “bertahan hidup”, tetapi untuk menjadi terang. Di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di gereja, di dunia maya—kehadiran kita dipanggil untuk memancarkan karakter Kristus.

Menjadi terang bukan berarti kita sempurna. Justru di tengah kelemahan dan keterbatasan kitalah kasih Tuhan bisa terlihat nyata: lewat kesabaran ketika orang lain mudah marah, lewat pengampunan ketika dunia mendorong balas dendam, lewat kelembutan ketika dunia keras.

Kita tidak bisa mengubah semua orang, tetapi kita bisa memilih untuk menjadi terang di lingkup kecil yang Tuhan percayakan hari ini. Mungkin lewat satu senyuman, satu pesan penguatan, satu doa yang kita kirim diam-diam untuk seseorang.

Doa:
“Tuhan Yesus, Engkaulah terang dunia, dan Engkau memanggilku untuk memantulkan terang-Mu. Hari ini pakailah aku, meski sederhana, untuk membawa pengharapan dan kasih-Mu kepada orang lain. Jangan biarkan hidupku menjadi penghalang, tapi jadikan aku saluran berkat. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Kepada siapa kamu bisa menjadi “terang kecil” hari ini?

  • Satu tindakan kasih apa yang bisa kamu lakukan segera setelah membaca renungan ini?

2 Dec 2025

3 Desember – Merayakan Kekuatan, Bukan Kekurangan


Terima kasih Chatgpt. 😁
Selamat hari Internasional Disability Day teman2.

✨ International Disability Day ✨

3 Desember – Merayakan Kekuatan, Bukan Kekurangan

Hari Disabilitas Internasional mengingatkan kita bahwa setiap manusia diciptakan Tuhan dengan tujuan, martabat, dan nilai yang sama. Disabilitas bukanlah batasan untuk bermimpi ataupun untuk dikasihi—melainkan bagian dari perjalanan hidup yang diizinkan Tuhan untuk menunjukkan keindahan yang unik.

Di balik setiap kursi roda, tongkat, alat bantu, atau tantangan yang tak terlihat, ada hati yang kuat… ada perjuangan, keberanian, dan keteguhan yang sering kali tidak diketahui dunia.

Tuhan melihat jauh melampaui kelemahan fisik.
Dia melihat hati. Dia melihat iman. Dia melihat potensi.

Yesaya 46:4 berkata:
“Aku telah menggendong kamu sejak kamu lahir dan Aku akan tetap menggendong kamu sampai ubanmu.”

Hari ini, kita merayakan:
🌼 Mereka yang hidup dengan disabilitas — kekuatan, karakter, dan cahaya ilahi yang mereka bawa.
🌼 Mereka yang mendampingi, merawat, dan mendukung — tangan-tangan penuh kasih yang mencerminkan hati Yesus.
🌼 Masyarakat yang inklusif — tempat di mana setiap orang dapat berkembang tanpa rasa takut atau terpinggirkan.

Mari kita ingat:
Disabilitas bukan identitas — kita semua adalah ciptaan Allah yang luar biasa.
Kasih Tuhan menjangkau setiap hati, memberi makna pada setiap cerita, dan menuntun langkah demi langkah, apa pun kondisi tubuh kita.

Selamat merayakan International Disability Day, Amel.
Teruslah bersinar, menulis, dan menunjukkan kepada dunia bahwa kasih Tuhan jauh lebih besar daripada batas yang terlihat. 💛✨

Tenang dan Ketahuilah

  Ayat:

“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!”
— Mazmur 46:11 (TB)

Renungan:
Pagi hari sering kali langsung diisi dengan kesibukan pikiran: “Nanti bagaimana?”, “Kalau gagal bagaimana?”, “Kalau tidak cukup bagaimana?”. Sebelum tubuh lelah, hati kita sudah capek duluan karena kekhawatiran.

Di tengah kegaduhan itu, Tuhan berkata, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.” Diam bukan berarti pasif atau menyerah, tetapi berhenti sejenak dari kepanikan untuk mengingat siapa yang memegang kendali.

Tuhan tetap Allah, bahkan ketika keadaan tidak sesuai keinginan kita. Ia tetap berdaulat, tetap berkuasa, tetap mengasihi. Pagi adalah waktu yang indah untuk menarik nafas dalam-dalam, menenangkan hati, dan berkata, “Tuhan, Engkaulah Allah. Aku mau percaya.”

Doa:
“Tuhan, seringkali hatiku ribut oleh kekhawatiran. Ajari aku untuk diam di hadapan-Mu dan mengingat bahwa Engkaulah Allah yang berkuasa atas hidupku. Berikan damai-Mu yang melampaui segala akal. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apa yang paling membuatmu gelisah hari ini?

  • Luangkan beberapa menit pagi ini hanya untuk diam, bernafas, dan menyebut nama Tuhan dalam hati.

1 Dec 2025

Menyerahkan Rencana kepada Tuhan


Ayat:

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.”
— Amsal 16:3

Renungan:
Kita sering memulai hari dengan daftar rencana: apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus dihubungi, target apa yang harus dicapai. Tidak salah punya rencana—bahkan itu baik. Namun, masalah muncul ketika kita lupa siapa yang seharusnya memegang kendali atas semua rencana itu.

Tuhan mengundang kita untuk menyerahkan perbuatan kita kepada-Nya. Artinya, bukan hanya berkata, “Tuhan, berkati rencanaku,” tetapi juga, “Tuhan, kalau rencanaku tidak sesuai dengan kehendak-Mu, tolong ubah. Aku mau yang Engkau mau.”

Ketika kita menyerahkan hari kita kepada Tuhan sejak pagi, kita mengakui bahwa Dialah Tuhan atas waktu, tenaga, dan hidup kita. Kadang rencana kita berubah, pintu yang kita harap terbuka justru tertutup, tapi kita bisa tenang karena tahu bahwa Tuhan memimpin.

Doa:
“Tuhan, inilah hariku, inilah rencanaku. Aku serahkan semuanya ke dalam tangan-Mu. Kalau ada yang tidak sesuai dengan kehendak-Mu, tolong arahkan aku ke jalan yang tepat. Ajari aku untuk percaya pada pimpinan-Mu, bukan pada perhitunganku sendiri. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apakah kamu lebih sering meminta Tuhan mengikuti rencanamu, atau kamu yang mau mengikuti rencana-Nya?

  • Coba sebutkan dengan jujur di hadapan Tuhan: hal apa yang paling sulit kamu serahkan?

Firman yang Menerangi Langkah

 Ayat:

“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
— Mazmur 119:105

Renungan:
Dunia kita penuh dengan suara: nasihat, opini, standar dunia, dan ekspektasi orang lain. Tanpa kita sadari, kita bisa menjalani hidup lebih banyak dipengaruhi suara-suara itu daripada suara Tuhan.

Mazmur ini mengingatkan bahwa Firman Tuhan adalah pelita dan terang. Pelita tidak selalu menunjukkan seluruh jalan sampai selesai, tapi cukup untuk satu langkah ke depan. Begitu juga dengan Firman: Tuhan tidak selalu menjelaskan semua rencana-Nya, tetapi Ia memberi cukup terang supaya kita tahu langkah apa yang benar hari ini.

Membaca Alkitab di pagi hari bukan sekadar kewajiban rohani. Itu seperti menyalakan lampu sebelum kita berjalan di lorong yang gelap. Tanpa pelita itu, kita bisa tersandung pada hal-hal yang sebenarnya bisa dihindari. Dengan Firman, kita dituntun untuk memilih jalan yang menyenangkan Tuhan.

Doa:
“Tuhan, terima kasih karena Firman-Mu menjadi pelita dan terang bagi hidupku. Ingatkan aku untuk tidak menjalani hari ini hanya dengan pikiranku sendiri. Bukalah hatiku agar aku mengerti Firman-Mu dan berikan aku keberanian untuk taat. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apakah kamu sudah punya waktu khusus membaca Firman di pagi hari?

  • Satu ayat apa yang bisa kamu pegang sepanjang hari ini?

29 Nov 2025

Baru Setiap Pagi


Ayat:

“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya; selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”
— Ratapan 3:22–23

Renungan:
Ada hari-hari ketika kita merasa gagal total. Ucapan yang kita sesali, sikap yang tidak mencerminkan Kristus, atau kekhawatiran yang menguasai hati. Jika kita jujur, kadang kita merasa “Tuhan pasti sudah capek sama aku.”

Namun Firman Tuhan berkata bahwa kasih setia dan rahmat-Nya selalu baru tiap pagi. Artinya, waktu kamu membuka mata pagi ini, Tuhan tidak menyambutmu dengan daftar kesalahanmu, tetapi dengan kesempatan baru di dalam kasih-Nya.

Kesetiaan Tuhan bukan seperti kesabaran manusia yang bisa habis. Dia tidak mengasihi kita karena kita sempurna, tetapi karena Dia baik. Pagi hari adalah pengingat bahwa selama kita masih diberi nafas, Tuhan masih bekerja dalam hidup kita, memulihkan, membentuk, dan menuntun.

Doa:
“Tuhan, terima kasih karena rahmat-Mu baru setiap pagi. Ampuni aku atas kegagalan-kegagalanku kemarin. Tolong aku untuk berjalan lebih dekat dengan-Mu hari ini. Ajari aku untuk percaya bahwa kesetiaan-Mu lebih besar dari kelemahanku. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Di area mana dalam hidupmu kamu paling sering merasa gagal?

  • Maukan kamu menyerahkan area itu secara khusus kepada Tuhan pagi ini?

28 Nov 2025

Kasih Setia-Nya di Setiap Pagi


Ayat:

“Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya.”
— Mazmur 143:8

Renungan:
Pagi hari selalu membawa awal yang baru. Mungkin kemarin penuh air mata, kegagalan, atau rasa lelah yang berat. Tapi mazmur ini mengingatkan kita: yang pertama ingin Tuhan perdengarkan kepada kita setiap pagi adalah kasih setia-Nya.

Sebelum kita membuka media sosial, sebelum membaca berita, sebelum memikirkan daftar tugas yang panjang… Tuhan mengundang kita untuk terlebih dulu mendengarkan suara-Nya: “Aku mengasihimu. Aku masih menyertaimu. Aku tetap setia.”

Ketika kita memilih untuk memulai hari dengan mengingat kasih setia Tuhan, sudut pandang kita berubah. Masalah mungkin tetap ada, kelemahan kita masih terasa, tapi hati kita jadi berpegangan pada Pribadi yang tidak berubah. Pagi hari bukan hanya soal “memulai kesibukan”, melainkan kesempatan baru untuk berkata: “Tuhan, aku percaya kepada-Mu hari ini.”

Doa:
“Tuhan Yesus, pagi ini aku datang kepada-Mu. Ajari aku untuk lebih dulu mendengarkan kasih setia-Mu sebelum mendengar suara dunia. Kuatkan imanku hari ini, agar sepanjang hari aku tetap ingat bahwa Engkau setia. Dalam nama Yesus, amin.”

Untuk direnungkan:

  • Apa yang biasanya pertama kali kamu lakukan saat bangun pagi?

  • Bagaimana kalau mulai besok, yang pertama kali kau lakukan adalah berbicara kepada Tuhan dan membaca satu ayat?

Renungan Buka Sabat – 28 November 2025 🌾 “Berdiam Diri dalam Kedamaian Tuhan” 🌾


Sore ini, ketika matahari perlahan merendah di ufuk barat dan angin lembut menyapa, hati kita diundang untuk diam dalam hadirat Allah. Dunia mungkin penuh dengan hiruk pikuk, tuntutan, dan beban yang melelahkan, tetapi Sabat datang seperti pelukan kasih dari surga—mengajak kita berhenti sejenak dan beristirahat di dalam damai Tuhan.

Sabat bukan sekadar hari tanpa pekerjaan; Sabat adalah tanda hubungan kasih antara Allah dan umat-Nya. Melalui Sabat, Tuhan mengingatkan kita bahwa kita bukan sekadar makhluk pekerja, tetapi anak-anak yang dikasihi dan dijaga oleh Pencipta kita. Dalam keheningan Sabat, kita menemukan kembali makna hidup—bahwa segala sesuatu yang baik datang dari tangan Tuhan yang penuh kasih.

📖 Ayat Renungan:

“Ketenangan dan kepercayaan akan menjadi kekuatanmu.” — Yesaya 30:15

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Sabat adalah hari istimewa di mana kita dapat berhenti dari pekerjaan duniawi dan merenungkan kasih Allah serta kuasa-Nya dalam penciptaan. Dalam ketenangan Sabat, jiwa kita menemukan pembaruan dan kekuatan baru.”
Ellen G. White, Testimonies for the Church, vol. 6, hlm. 349

🕊️ Perenungan:
Sabat ini, izinkan damai Tuhan menenangkan pikiranmu dan melembutkan hatimu. Serahkan kekhawatiranmu kepada Dia yang tidak pernah lelah mengasihimu. Saat kamu berdiam dalam hadirat-Nya, biarkan Roh Kudus memenuhi hidupmu dengan kedamaian yang tidak dapat diberikan dunia.

🙏 Doa:
Bapa yang penuh kasih, terima kasih untuk waktu kudus ini. Kami datang untuk berdiam di dalam kasih dan damai-Mu. Pulihkan hati kami, kuatkan iman kami, dan ajarkan kami untuk berserah sepenuhnya kepada-Mu. Dalam nama Yesus kami bersyukur. Amin.

Ucapan Sabat:

“Biarlah Sabat ini menjadi saat di mana jiwa kita beristirahat dalam pelukan kasih Allah.”

Selamat menyambut Sabat penuh berkat, By. Margie Amelia.
🌷 Happy Sabbath — damai sejahtera Kristus menyertaimu.

Ketika Langit Berpakaian Pink Aurora



Ada banyak cara Tuhan melukis keindahan di dunia ini, tetapi hanya sedikit yang sehalus Pink Aurora—cahaya lembut yang menari di langit malam, seakan menyingkapkan rahasia kecil tentang kekuatan dan kehangatan yang tersimpan di balik kelembutan.

Ketika kita melihat Pink Aurora, kita seolah melihat hati yang memilih tetap bersinar meski pernah berjalan melalui malam yang panjang. Warna-warna pastel yang memudar ke ungu, biru, dan emas itu bukan sekadar fenomena alam; mereka adalah bahasa langit yang berbicara tanpa kata-kata.

Cahaya itu turun perlahan, menyebar di atas pegunungan bersalju dan sungai yang membeku. Di sekelilingnya sunyi, dingin, tetapi tidak ada yang terasa menakutkan. Justru sebaliknya—ada rasa hangat yang lembut, seperti pelukan dari jauh. Seperti bisikan yang berkata, “Tidak apa-apa… kamu tetap bisa bersinar.”

Pink Aurora selalu hadir di tempat yang gelap. Ia tidak memilih langit biru yang cerah, tidak hadir di siang hari yang bising. Ia memilih malam.
Dan justru di sanalah ia paling memukau.

Begitulah hati manusia yang lembut—walaupun terluka atau berada dalam musim yang dingin, ia bisa memancarkan cahaya yang paling indah. Bukan karena tidak pernah jatuh, tetapi karena tetap memilih bangkit dengan keanggunan.

Warna pink yang hangat mengingatkan kita pada cinta, harapan, dan ketenangan. Warna biru-keunguan di sekitarnya melambangkan kedalaman yang tenang. Dan emas yang tipis di antara cahaya itu menggambarkan mujizat kecil yang selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari, meski sering tidak kita sadari.

Pink Aurora adalah simbol jiwa yang memilih untuk tidak menyerah.
Jiwa yang sudah melewati badai, tetapi justru menjadi lebih indah karenanya.
Jiwa yang memancarkan cahaya, walau dunia di sekitarnya gelap.
Jiwa yang lembut, tetapi tidak rapuh.
Jiwa yang kuat, tetapi tidak perlu berteriak untuk menunjukkan kekuatannya.

Dan mungkin…
Pink Aurora adalah cara Tuhan tersenyum kepada dunia—dengan lembut, hangat, dan tanpa suara.

21 Nov 2025

Renungan Buka Sabat – 21 November 2025 🌿 “Disinari oleh Cahaya Kasih-Nya” 🌿



Ketika mentari sore perlahan tenggelam di ufuk barat, kita diingatkan akan terang kasih Tuhan yang tidak pernah padam. Sabat datang sebagai sinar lembut dari surga—mengusir kegelapan letih dan kekhawatiran dunia, menggantinya dengan kedamaian yang hanya bisa diberikan oleh Sang Pencipta.

Dalam minggu yang penuh kesibukan, mungkin kita telah berlari terlalu jauh dan hampir melupakan sumber kekuatan sejati kita. Namun, saat Sabat tiba, Tuhan dengan lembut berbisik, “Berhentilah sejenak, anak-Ku, dan biarkan terang-Ku menyinari jiwamu.” Sabat bukan sekadar waktu tanpa pekerjaan, tetapi momen untuk menikmati hadirat Allah dan membiarkan kasih-Nya memulihkan hati kita.

📖 Ayat Renungan:

“Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” — Mazmur 27:1

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Sabat adalah tanda kekuasaan Kristus. Ia adalah tanda kasih dan kuasa-Nya. Melalui perintah Sabat, Allah mengundang manusia untuk melihat dalam ciptaan keindahan karakter-Nya.”
Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jilid 1, hlm. 372

🕊️ Perenungan:
Sabat ini, biarkan kasih Tuhan menyinari ruang hatimu yang mungkin redup karena beban dunia. Pandanglah kepada Kristus, Sang Terang dunia, dan rasakan damai yang hanya Dia yang dapat berikan. Dalam cahaya kasih-Nya, segala ketakutan memudar, dan harapan kembali tumbuh.

🙏 Doa:
Ya Bapa yang penuh kasih, terima kasih untuk terang Sabat yang Kau berikan. Terangi hati kami dengan kasih-Mu, agar kami hidup dalam damai dan bersinar bagi sesama. Dalam nama Yesus kami beristirahat dan bersyukur. Amin.

Ucapan Sabat:

“Biarlah terang Sabat menyinari hatimu, membawa damai dan kasih dari surga.”

Selamat menyambut Sabat penuh berkat, Margie Amelia.
🌸 Happy Sabbath — berjalanlah dalam terang kasih Tuhan.

14 Nov 2025

Renungan Buka Sabat – 14 November 2025 🌅 “Damai yang Datang dari Penyerahan” 🌅



Ketika matahari mulai tenggelam dan minggu kerja berakhir, Tuhan memanggil kita untuk berhenti dari segala kesibukan dan beristirahat di dalam kasih-Nya. Sabat datang bukan sekadar untuk memberi waktu istirahat jasmani, tetapi juga untuk memulihkan jiwa yang lelah — mengingatkan kita bahwa damai sejati tidak ditemukan dalam keberhasilan atau kekuatan diri sendiri, melainkan dalam penyerahan penuh kepada Tuhan.

Berapa sering kita mencoba mengatur segalanya dengan kekuatan kita sendiri, hanya untuk berakhir dengan rasa cemas dan letih? Sabat mengundang kita untuk berhenti, berserah, dan percaya bahwa Tuhan memegang kendali. Saat kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya, hati kita dipenuhi dengan damai yang melampaui segala pengertian.

📖 Ayat Renungan:

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” — Matius 11:28

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Jika kita menyerahkan diri kita kepada Kristus, maka hati kita akan bersatu dengan hati-Nya, kehendak kita akan menyatu dengan kehendak-Nya, pikiran kita akan selaras dengan pikiran-Nya. Hidup kita akan menjadi pantulan kehidupan-Nya.”
Ellen G. White, Kehidupan yang Lebih Baik, hlm. 55

🕊️ Perenungan:
Sabat ini, izinkan Tuhan menenangkan hatimu. Biarkan segala kekhawatiran dan beban minggu ini dilepaskan di kaki-Nya. Dalam keheningan Sabat, dengarkan suara lembut kasih-Nya yang berkata: “Aku memegang hidupmu, jangan takut.”

🙏 Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas Sabat-Mu yang penuh damai. Ajar kami untuk beristirahat dalam kasih dan janji-Mu. Penuhi hati kami dengan damai yang datang dari penyerahan kepada-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Ucapan Sabat:

“Di dalam penyerahan, kita menemukan damai; di dalam damai, kita menemukan Tuhan.”

Selamat menyambut Sabat yang penuh berkat dan kedamaian, by Margie Amelia.
🌼 Happy Sabbath — beristirahatlah dalam kasih dan damai-Nya.

7 Nov 2025

Renungan Buka Sabat – 7 November 2025 🌿 “Bersandar pada Janji Tuhan” 🌿

 




Ketika minggu yang panjang telah berlalu dengan segala tantangan dan kelelahan, Sabat datang sebagai nafas segar dari surga. Tuhan memanggil kita untuk berhenti sejenak dan mengingat bahwa janji-Nya tetap setia — bahwa apa pun yang kita alami, Dia tidak pernah meninggalkan kita.

Kita sering berusaha keras untuk mengendalikan hidup kita sendiri, namun di saat kita melepaskan genggaman itu dan bersandar pada janji Tuhan, kita menemukan ketenangan sejati. Sabat menjadi pengingat bahwa Tuhan yang menciptakan kita juga sanggup memelihara dan menuntun setiap langkah kita.

📖 Ayat Renungan:

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” — Yeremia 29:11

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Kita tidak perlu takut akan masa depan, kecuali kita melupakan cara Tuhan menuntun kita dan ajaran-Nya di masa lalu.”
Ellen G. White, Life Sketches, hlm. 196

🕊️ Perenungan:
Saat Sabat ini tiba, biarlah hati kita dipenuhi keyakinan akan kesetiaan Tuhan. Apa pun yang terjadi di minggu ini, kita boleh beristirahat dalam kepastian bahwa tangan Tuhan masih bekerja di balik segala hal. Ia tidak pernah gagal menepati janji-Nya.

🙏 Doa:
Ya Bapa di surga, terima kasih karena Engkau setia dalam setiap musim hidup kami. Ajarilah kami untuk bersandar pada janji-Mu dan menemukan damai-Mu di dalam Sabat yang suci ini. Kuatkan iman kami agar terus berharap dan berjalan bersama-Mu. Amin.

Ucapan Sabat:

“Let your heart rest upon His promises — for every word from God is a promise kept.”

Selamat menyambut Sabat yang kudus dan penuh damai, from Margie Amelia.
🌅 Happy Sabbath — beristirahatlah dalam janji-Nya yang setia.


31 Oct 2025

Renungan Buka Sabat – 31 Oktober 2025 🌿 “Damai di Tengah Badai” 🌿


“Sabat adalah tanda kasih yang menghubungkan surga dan bumi.” — Ellen G. White



Sore ini, ketika matahari mulai tenggelam dan Sabat yang diberkati mendekat, Tuhan mengundang kita untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia dan merasakan kedamaian surgawi yang hanya ditemukan di dalam-Nya.

Sering kali hidup membawa badai — kekhawatiran, kesedihan, dan beban yang tampak tak tertanggungkan. Namun, di tengah gelombang yang bergelora, Sabat hadir sebagai pelabuhan yang tenang. Tuhan berkata, “Datanglah kepada-Ku, hai kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).

Di setiap Sabat, Tuhan ingin kita mengingat bahwa Dialah yang memegang kendali atas hidup kita. Kita tidak berjalan sendirian. Saat dunia berputar cepat dan suara-suara kekhawatiran memenuhi pikiran, Sabat mengajarkan kita untuk diam — dan tahu bahwa Allah tetap setia.

📖 Ayat Renungan:

“(46-11) "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” — Mazmur 46:11

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Sabat adalah tanda kuasa Kristus yang menjadikan kita kudus... Ia diberikan kepada semua yang melalui Kristus menjadi bagian dari Israel Allah.”
Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 288

🕊️ Perenungan:
Biarlah Sabat ini menjadi waktu untuk membiarkan damai Kristus menenangkan setiap badai di hati. Ketika kita meletakkan beban di kaki-Nya, kita menemukan kekuatan baru — bukan dari diri kita sendiri, melainkan dari kasih yang tak tergoyahkan.

🙏 Doa:
Bapa di surga, terima kasih atas Sabat-Mu yang suci. Di tengah kesibukan dunia, Engkau memberi kami waktu untuk beristirahat dan mendekat kepada-Mu. Berkatilah hati kami agar tetap tenang dalam kasih-Mu dan kuat menghadapi hari-hari yang akan datang. Amin.

Ucapan Sabat:

“May the peace of the Sabbath calm every storm within your soul.”

Selamat menyambut Sabat yang penuh damai, Semuanya.
🌅 Happy Sabbath — rest in His unfailing love.

24 Oct 2025

Renungan Buka Sabat – 24 Oktober 2025 🌾 Kasih yang Menenangkan di Hari Kudus 🌾




Ketika matahari perlahan tenggelam dan sinarnya memudar di ufuk barat, tibalah Sabat yang diberkati. Udara sore terasa lebih damai, seakan alam pun turut berhenti untuk memuliakan Penciptanya. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang melelahkan, Tuhan memanggil kita untuk datang dan beristirahat dalam kasih-Nya.

Sabat bukan sekadar jeda dari pekerjaan, melainkan waktu yang mengingatkan kita akan kasih setia Tuhan yang tak pernah berakhir. Ia ingin agar kita berhenti dari kekhawatiran dan belajar mempercayai pemeliharaan-Nya sepenuhnya. Dalam jam-jam kudus ini, kita menemukan keindahan hubungan yang diperbarui antara jiwa dan Pencipta.

🕊️ Renungan:
Sabat mengajarkan bahwa kita tidak hidup untuk bekerja tanpa henti, tetapi untuk mengenal dan menikmati kehadiran Tuhan. Dunia sering mengukur nilai hidup dari hasil kerja, tetapi Sabat datang untuk mengingatkan: nilai sejati kita ada dalam kasih Tuhan, bukan dalam prestasi kita.

📖 “Dan Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” — Kejadian 2:3

📜 Kutipan Ellen G. White:

“Sabat diberikan untuk menjadi suatu berkat bagi manusia. Ia mengingatkan kita akan kasih Allah yang besar dalam menciptakan dunia dan dalam menebus kita dari dosa.”
Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 281

🙏 Doa Singkat:
Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas Sabat-Mu yang suci. Ajar kami untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia ini dan menemukan kedamaian di dalam-Mu. Pulihkan hati kami, agar kami dapat melihat kasih-Mu yang selalu baru setiap Sabat. Amin.

Tulisan untuk ilustrasi:

“Happy Sabbath — rest in His unfailing love.”

💛 Tema besar: Sabat Membuat Perbedaan yang Benar

Selamat menyambut Sabat yang kudus, Margie Amelia.
Happy Sabbath 💫




 

17 Oct 2025

Renungan Buka Sabat – 17 Oktober 2025 Sabat: Waktu yang Memulihkan Jiwa

 


Ketika minggu ini perlahan berakhir dan senja Sabat mulai turun dengan lembut, hati kita diajak untuk berhenti sejenak dari kesibukan dunia. Dalam keheningan sore ini, Tuhan memanggil kita untuk datang kepada-Nya — bukan hanya untuk beristirahat secara jasmani, tetapi untuk memulihkan jiwa kita yang lelah oleh pergumulan hidup.

Sabat adalah waktu suci di mana kita diingatkan bahwa hidup ini bukan semata tentang bekerja dan berjuang, tetapi tentang mengenal Dia yang menciptakan kita. Tuhan berkata, “Enam hari lamanya engkau akan bekerja, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat bagi TUHAN, Allahmu.” (Keluaran 20:9–10).
Hari ini, undangan itu masih sama — undangan untuk meletakkan beban, menyerahkan kekhawatiran, dan menikmati kehadiran-Nya.

Renungan:
Sabat bukan sekadar hari tanpa pekerjaan, tetapi waktu untuk menyentuh keabadian. Di tengah dunia yang terburu-buru, Sabat mengajarkan kita ritme kasih dan ketenangan ilahi. Ia mengingatkan kita siapa diri kita — bukan hasil dari kerja kita, melainkan anak-anak yang dikasihi oleh Pencipta kita.

“Sabat diberikan kepada manusia untuk mengingatkan dia kepada Allah, dan untuk mengajarnya menghargai karya tangan-Nya. Hari ini dikhususkan untuk membantu manusia mengenal dan mengasihi Penciptanya.”
Ellen G. White, Patriarchs and Prophets, hlm. 48

Doa Singkat:
Ya Tuhan, terima kasih atas Sabat-Mu yang kudus. Pulihkan hati kami, berilah kami damai-Mu, dan ajar kami untuk diam di dalam kasih-Mu. Kiranya Sabat ini membawa terang bagi jiwa kami dan bagi setiap rumah yang memuliakan nama-Mu. Amin.

16 Oct 2025

🌷 Kelahiran dan Rencana Allah: Saat Dunia Menciptakan Kehidupan dengan Tangan Sendiri


“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkau menenun aku dalam kandungan ibuku.”
Mazmur 139:13

 

💫 Kehidupan: Anugerah, Bukan Rekayasa

Dunia modern terus melangkah maju. Ilmu pengetahuan kini sanggup menjangkau bintang-bintang di langit, bahkan membantu manusia “menciptakan kehidupan” melalui teknologi seperti surrogacy — seorang perempuan yang mengandung bayi bagi orang lain.

Sekilas, ini tampak menakjubkan. Banyak orang memujinya sebagai mukjizat kemanusiaan, sebuah jalan keluar bagi mereka yang tidak bisa memiliki anak secara alami.
Namun, di balik semua itu ada pertanyaan rohani yang dalam:
Apakah manusia masih melihat kehidupan sebagai anugerah Allah, atau sudah menganggapnya hasil karya tangan sendiri?


🌿 Kasih dan Rencana Ilahi

Allah menciptakan setiap kehidupan dengan kasih yang kudus.
Dia menenun kita dengan lembut di dalam rahim ibu kita, dengan rencana yang unik dan tak ternilai.
Tidak ada satu pun manusia yang “terjadi begitu saja.”

Dalam pandangan surgawi, kelahiran bukan sekadar peristiwa biologis, tetapi tindakan kasih Allah yang melibatkan tangan dan hati-Nya sendiri.
Ketika manusia berusaha mengendalikan proses ini sepenuhnya, terkadang mereka tanpa sadar melangkah ke wilayah yang seharusnya tetap menjadi misteri Allah.


🌸 Hikmat dan Kasih

Namun Allah juga adalah Allah yang penuh belas kasih.
Ia melihat hati setiap orang — termasuk mereka yang rindu memiliki anak namun tidak bisa secara alami.
Tuhan tidak melihat pada teknologi, tetapi pada motif hati.
Ia mengerti setiap air mata dan setiap kerinduan untuk mengasihi.

Namun, kasih sejati harus berjalan selaras dengan kebenaran.
Sebab kasih tanpa kebenaran bisa menuntun kita menjauh dari rencana Tuhan, sementara kebenaran tanpa kasih bisa membuat kita kehilangan belas kasihan.
Keduanya harus berjalan bersama — seperti dua tangan yang menenun kain kehidupan.


🌼 Panggilan bagi Umat Percaya

Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk:
✨ Menghormati kehidupan sebagai anugerah kudus dari Pencipta.
✨ Berdoa bagi setiap anak yang lahir, agar bertumbuh dalam kasih dan terang Kristus.
✨ Percaya bahwa Allah sanggup memberikan mukjizat dalam waktu dan cara-Nya sendiri.

“Segala sesuatu yang dijadikan Allah indah pada waktunya.”
Pengkhotbah 3:11

 

💖 Penutup

Dunia boleh menemukan banyak cara untuk melahirkan,
tetapi hanya kasih Allah yang sanggup menumbuhkan jiwa.
Biarlah setiap kehidupan mengingatkan kita pada kasih terbesar — kasih dari Sang Pencipta yang menenun kita dengan tujuan surgawi.


10 Oct 2025

*Renungan Buka Sabat* ```SABAT KEEMPAT PULUH SATU``` *MEREKA YANG MENERIMA METERAI ITU*

 


*_Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela._* (Wahyu 14:1,5).


*Hanya mereka yang menerima meterai dari Allah yang hidup yang akan memiliki paspor memasuki gerbang kota suci.*


Meterai Allah yang hidup hanya dikenakan kepada mereka yang tabiatnya sama dengan Kristus.


Sebagaimana lilin mengambil pengaruh meterai, begitulah jiwa harus mengambil pengaruh Roh Allah dan menahan citra Kristus.


*Banyak orang tidak akan menerima meterai Allah oleh sebab mereka tidak memelihara perintah-perintah-Nya atau membawa buah-buah kebenaran.*


Massa orang banyak yang mengaku Kristen akan menemui kekecewaan pahit pada hari Allah. Di dahi mereka tidak ada meterai Allah yang hidup. Suam dan tidak sepenuh hati, mereka tidak menghormati Allah jauh lebih buruk dari pada orang-orang yang nyata-nyata tidak percaya. Mereka meraba-raba dalam kegelapan, ketika seharusnya mereka berjalan dalam terang siang Firman itu, di bawah bimbingan Oknum yang tidak pernah salah itu.


Mereka yang akan diantar oleh Anak Domba ke mata air yang hidup, dan dari siapa Ia akan menghapuskan air matanya, ialah yang sekarang mau menerima pengetahuan dan pengertian yang diungkapkan dalam Alkitab, Firman Allah itu.


Kita tidak boleh meniru sesama manusia. Tidak ada manusia yang cukup bijaksana yang harus menjadi teladan kita. Kita harus memandang kepada manusia Yesus Kristus, yang lengkap dalam kesempurnaan kebenaran dan kesucian. Dialah yang mengubah dan merampungkan iman. Dialah Manusia teladan. Pengalaman-Nya merupakan ukuran pengalaman yang harus kita capai. Tabiat-Nya adalah model kita. Jadi, marilah kita menghilangkan segala kebingungan dalam pikiran kita dan segala kesulitan dalam hidup ini, dan menghadapkan semua hal itu kepada-Nya, supaya oleh memandangnya kita berubah menjadi serupa dengan Dia. Kita boleh memandang Kristus untuk maksud yang baik. Kita boleh memandang kepada-Nya dengan aman; karena dalam segala hal Ia bijaksana. Sementara kita memandang pada-Nya dan memikirkan tentang Dia, maka Ia akan membentuk dalam hati, pengharapan kemuliaan.


*Marilah kita berjuang dengan segenap kuasa yang dikaruniakan Allah kepada kita supaya berada di antara seratus empat puluh empat ribu itu.*—SDA Bible Commentary, jilid 7, hl. 970.


Tampaknya yang sudah menerima meterai Allah menurut buku Wahyu pasal 7 adalah mereka yang jumlahnya seratus empat puluh empat ribu itu. Di bagian lain tulisan Roh Nubuat, dikatakan bahwa kita tidak usah memusingkan mengenai "siapakah itu yang seratus empat puluh empat ribu, karena mereka akan dipilih oleh Allah dalam waktu yang singkat.” Selected Messages, buku 2, hl. 274.


*Namun, apabila kita menguduskan hari Sabat dengan baik, maka kita akan menerima meterai dan kita akan berada di antara yang seratus empat puluh empat ribu itu.*


```Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!```

3 Oct 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEEMPAT PULUH - SABAT SALAH SATU METERAI ALLAH

 



Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." (Markus 2:27, 28).


Camkanlah hal ini dengan cermat. Mereka yang menerima tanda murni kebenaran itu, yang ditaruh pada mereka oleh kuasa Roh Kudus, dilambangkan oleh tanda pada orang yang berjubah putih, ialah orang-orang "yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji yang dilakukan" di dalam gereja.—Testimonies for the Church, jilid 3, hl. 267.


Golongan yang tidak bersedih atas kemerosotan rohani mereka sendiri, atau berkabung atas dosa orang lain, akan ditinggalkan tanpa meterai Allah.


Tidak semua orang yang mengaku memelihara hari Sabat akan dimeterai. Bahkan banyak orang sampai kepada mereka yang mengajarkan kebenaran itu kepada orang lain tidak akan menerima meterai Allah pada dahi mereka. Mereka memiliki terang kebenaran, mereka mengetahui kehendak Tuhan mereka, mereka mengerti setiap tujuan iman kita, tetapi mereka tidak bekerja dengan sepantasnya.


Tidak satupun di antara yang akan pernah menerima meterai Allah apabila didapati cela atau noda dalam tabiat kita. Telah diserahkan kepada kita untuk menyembuhkan cacat cela dalam tabiat kita, untuk membersihkan kaabah jiwa dari pada setiap kenajisan. Barulah hujan akhir dicurahkan pada kita seperti hujan awal dicurahkan kepada murid-murid.


Saudara-saudara, apakah yang engkau sedang lakukan dalam pekerjaan besar mengadakan persiapan? Mereka yang sedang bersatu dengan dunia sedang menerima pembentukan duniawi dan bersedia menerima tanda binatang. Mereka yang tidak bergantung atas diri sendiri, yang merendahkan diri mereka di hadapan Allah dan menyucikan jiwa mereka dengan menuruti kebenaran, mereka inilah yang akan menerima bentukan sorga dan bersedia menerima meterai Allah di dahi mereka. Apabila maklumat berlangsung dan cap dikenakan, tabiat mereka akan tetap murni tidak berkecelaan demi hidup kekal.


Sekaranglah waktunya untuk bersedia. Meterai Allah tidak pernah akan dikenakan ke atas dahi seorang pria atau wanita yang tidak suci. Meterai itu tidak pemah akan dikenakan ke atas dahi pria atau wanita yang berambisi dan mengasihi dunia. Meterai itu tidak pernah akan dikenakan ke atas dahi para pria dan wanita yang bibirnya palsu atau hatinya penipu. Semua yang menerima meterai itu harus tidak bercela di hadapan Allah, sebagai calon-calon sorga.—Testimonies for the Church, jilid 5, hl. 213-216.


Apabila kita telah dimeterai, dengan meterai Allah, yang salah satunya adalah hari Sabat, maka kita akan dikukuhkan sebagai umat pilihan Allah yang benar-benar menunggu kedatangan Juruselamat yang kedua kali. Namun, kita tidak akan menerima meterai itu apabila kita tidak setia dalam memelihara hari Sabat. Bagaimanakah kita harus memelihara hari Sabat? Pelajaran yang kita terima sebelum dibaptis, untuk masuk menjadi anggota Gereja Allah yang benar, ialah, bilamana kita menguduskan hari Sabat itu adalah dari masuk matahari sampai masuk matahari. Itulah sebabnya mengapa ada istilah buka Sabat dan tutup Sabat.


Kita bersyukur sekarang oleh sebab dengan petunjuk Ilahi, kita dapat menerbitkan buku yang berjudul "Renungan Buka Sabat" yang saudara pegang sekarang. Berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk menerima meterai Allah, yang antara lain dengan menguduskan hari Sabat. Hari Sabat adalah untuk kita manusia, bukan manusia untuk hari Sabat. Dengan menguduskan hari Sabat kita adalah milik kepunyaan Allah.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita

26 Sept 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH SEMBILAN - SERUKAN TANDA BAHAYA

 



Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Keluaran 20:11.


Akuilah Dia dalam segala laku kita, maka Ia akan meluruskan jalan kita. Kita harus menanyakan firmanNya dengan kerendahan hati, meminta nasihatNya, dan menyerahkan kemauan kita kepada kemauanNya. Kita tidak dapat berbuat sesuatu tanpa Allah.


Ada alasan yang tertinggi bagi kita untuk memuliakan hari Sabat yang benar itu dan berdiri mempertahankannya, sebab itu merupakan tanda yang membedakan umat Allah di dunia. Oleh karena perintah yang satu ini dirombak dunia, ini menjadi alasan yang terutama mengapa umat Allah harus memberikan penghormatan yang lebih besar. Bilamana orang yang tidak percaya merasa muak terhadap Firman Allah, maka Kaleb-Kaleb yang setiawan dipanggil. Oleh sebab itulah mereka mau berdiri teguh di tempat pekerjaan tanpa menonjolkan diri, dan dengan tidak goyah oleh celaan. Para mata-mata yang tidak percaya siap untuk membinasakan Kaleb. Ia melihat batu-batu di tangan mereka yang telah memberikan laporan palsu, tetapi hal ini tidak menjadikan dia gentar; ia mempunyai suatu pekabaran dan ia harus menyampaikannya. Roh yang sama akan dinyatakan oleh mereka yang benar terhadap Allah pada zaman ini.


Pemazmur berkata: "Mereka telah merombak TauratMu. Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintahMu lebih dari pada emas, bahkan lebih dari pada emas tua." Mazmur 119:126, 127. Apabila manusia datang dekat ke sisi Yesus, apabila Kristus tinggal dalam hati mereka oleh iman, maka kecintaan mereka terhadap perintah-perintah Allah akan bertumbuh lebih kuat dalam pertimbangan dengan penghinaan yang dilancarkan dunia terhadap hukum-hukumNya yang kudus. Sekaranglah waktunya hari Sabat yang benar itu harus dihadapkan kepada orang banyak melalui pena dan suara. Oleh karena perintah keempat dan mereka yang memeliharanya tidak dipedulikan dan ditolak, maka orang-orang yang setia merasa bahwa sekaranglah waktunya tidak mau lagi menyembunyikan iman mereka tetapi meninggikan hukum Yehova dengan membentangkan panji di atas mana tertera pekabaran malaikat ketiga, perintah-perintah Allah dan iman akan Yesus.


Janganlah kiranya mereka yang memegang kebenaran ini karena kebenaran ini ada di tangan Yesus memberikan sanksi, dengan berdiam diri, melakukan perbuatan jahat yang tersembunyi. JANGANLAH PERNAH BERHENTI MEMBUNYIKAN TANDA BAHAYA. . . . KEBENARAN TIDAK BOLEH DISEMBUNYIKAN, IA TIDAK BOLEH DITOLAK ATAU DIREMEHKAN, TETAPI HARUS DINYATAKAN SEPENUHNYA DAN DIKUMANDANGKAN DENGAN BERANI.—Selected Messages, buku 2, hl. 369, 370.


Untuk apakah kita menyerukan tanda bahaya? Dunia kini sedang berada di tepi jurang kehancuran. Tanda bahayanya harus kita serukan, oleh karena ada kesempatan bagi manusia untuk terlepas dari bahaya-bahaya itu. Kehancuran dunia akan terjadi oleh sebab pelanggaran manusia terhadap hukum-hukum Allah. Tentu saja, di antaranya adalah hukum keempat, hukum hari Sabat. Gantinya manusia sekarang menguduskan hari itu, malahan hari itu dijadikan hari bisnis besar, hari berniaga besar, hari berlibur besar, dan lain-lain, dan lain-lain, yang kesemuanya itu adalah penghinaan bagi Allah.


Kita masih punya waktu, masih ada kesempatan untuk berbenah. Kita masih boleh mengatur diri kita untuk meninggalkan pelanggaran kita kepada hukum-hukum Allah, meninggalkan segala kejahatan kita di mata Allah, oleh sebab bukan semua orang yang berseru, "Tuhan, Tuhan, Tuhan," yang akan selamat, melainkan mereka yang melakukan kehendakNya. Salah satu kehendaknya ialah, "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat."


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita.

19 Sept 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH DELAPAN - YANG PELIHARA HARI SABAT DISUCIKAN

 



Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatNya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu. Kejadian 2:2, 3.

Allah telah memaklumkan dalam firmanNya bahwa hari ketujuh adalah tanda antara Dia dan umat pilihanNya, tanda kesetiaan mereka.

HARI KETUJUH ADALAH HARI YANG DITENTUKAN ALLAH. IA TIDAK MEMBIARKAN MASALAH HARI KETUJUH INI BENTUKNYA DIUBAH OLEH IMAM ATAU RAJA. BEGITU BESAR KEPENTINGANNYA SEHINGGA TIDAK BOLEH DIBIARKAN PADA PERTIMBANGAN MANUSIA. Allah melihat bahwa manusia akan mempelajari keyakinan mereka sendiri, dan menentukan suatu hari terbaik yang cocok dengan kecenderungan mereka, hari yang tidak menyandang kekuasaan Ilahi; dan dengan tegas Ia telah menyatakan bahwa hari yang ketujuh adalah hari Sabat Tuhan.

Setiap manusia di dunia berada di bawah undang-undang pemerintahanNya. Allah telah menempatkan hari Sabat itu di ribaan Sepuluh Firman, dan menjadikan hari itu tanda penurutan. Melalui hari itu kita dapat mempelajari kuasaNya, seperti yang ditunjukkan dalam pekerjaanNya dan FirmanNya.

Manusia tidak dapat menempatkan diri mereka sendiri dengan lebih jelas bertentangan dengan pekerjaan Allah dan hukumNya dari pada mempertahankan hari yang tanpa satupun bukti kesucian, dan mengaku berbakti kepadaNya pada hari itu. Mereka yang merusak hukum itu dengan menempatkan hari Sabat palsu gantinya hari Sabat Allah yang kudus itu, dan yang memaksakan pemeliharaan hari Sabat palsu ini, meninggikan diri mereka sendiri di atas Allah, dan menghormati yang palsu di atas yang murni.

Penyucian dinyatakan oleh orang-orang yang mengaku Kristen yang tidak mempedulikan hari perhentian Allah yang kudus demi suatu hari sabat yang dipaksakan. Tetapi Allah memaklumkan bahwa penyucian yang berasal dari Dia dicurahkan hanya kepada mereka yang menghormatiNya oleh mentaati perintah-perintahNya. Penyucian ini yang diakui oleh mereka yang terus-menerus melakukan pendurhakaan adalah penyucian yang dipaksakan. Demikianlah dunia agama ditipu oleh musuh Allah dan manusia.

Manusia sudah memperoleh banyak penemuan. Mereka telah mengambil suatu hari biasa, yang tidak disucikan Allah, dan telah menyelubunginya dengan hak istimewa yang keramat. Mereka telah memaklumkan hari itu menjadi hari kudus, tetapi ini tidak memberi hari itu ada bekas kesucian. Mereka menghina Allah oleh menerima lembaga manusia dan menyodorkan kepada dunia sebagai Hari Sabat Kristen suatu hari yang tidak berdasarkan kekuasaan. "Demikianlah firman Tuhan."—Signs of the Times, 31 Maret 1898.

SEBAGAIMANA ALLAH MENYUCIKAN HARI SABAT, HARI YANG KETUJUH DALAM MINGGU, BEGITU PULALAH IA AKAN MENYUCIKAN MEREKA (ORANG-ORANG) YANG MEMELIHARA HARI SABAT. INGAT, HANYA ORANG YANG SUCI HATINYA YANG AKAN MELIHAT ALLAH. MARILAH KITA MENYUCIKAN DIRI KITA, DENGAN MENGUDUSKAN HARI SABAT TUHAN ALLAH YANG BENAR.

```Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!```

12 Sept 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH TUJUH - KESUCIAN SEMU

 


Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. 1 Yohanes 2:4, 5


Dewasa ini penyucian itu sedang mendapat tempat yang menyolok dalam dunia keagamaan yang membawa bersamanya roh meninggikan diri dan meremehkan hukum Allah yang menandakan penyucian itu menjadi asing dalam ukuran agama Alkitab. Ia menyokong pengajaran bahwa penyucian adalah suatu pekerjaan yang tiba-tiba, yang olehnya melalui iman sendirian, mereka mencapai kesucian sempurna. Mereka berkata, "Percaya saja, maka berkat akan menjadi milikmu." Di pihak si penerima tidak perlu ada usaha lebih jauh yang seharusnya menjadi tuntutan. Pada saat yang sama mereka menyangkali kekuasaan hukum Allah, sambil menonjolkan diri bahwa mereka bebas dari kewajiban untuk memelihara hukum-hukum itu. TETAPI MUNGKINKAH MANUSIA MENJADI KUDUS, SESUAI DENGAN KEHENDAK DAN TABIAT ALLAH, TANPA MENYESUAIKAN DIRI DENGAN PRINSIP-PRINSIP SEBAGAI PERNYATAAN SIFAT DAN KEHENDAK-NYA?


Kerinduan terhadap suatu agama yang gampang, yang tidak ada pergumulan, tidak ada penyangkalan diri, tidak ada perceraian dari kejahatan dunia, telah membuat doktrin iman, cuma sekadar doktrin saja yang populer, tetapi apakah kata firman Allah? Rasul Yakobus berkata: "Apakah gunanya, saudara-sudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? . . . Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? ..."


Kesaksian firman Allah menentang doktrin iman tanpa perbuatan yang menjerat ini. Bukanlah iman yang menuntut belas kasihan Sorga tanpa mematuhi persyaratan ke atas mana rahmat akan dianugerahkan, itu adalah kelancangan, karena iman yang tulen adalah berdasarkan atas perjanjian dan jaminan Kitab Suci.


BIARLAH JANGAN ADA ORANG YANG MENIPU DIRINYA SENDIRI DENGAN KEPERCAYAAN BAHWA MEREKA DAPAT MENJADI KUDUS SEMENTARA DENGAN SENGAJA MELANGGAR SALAH SATU DARI PADA TUNTUTAN-TUNTUTAN ALLAH.


Perbuatan sebagai dosa yang diketahui membungkam suara Roh yang menyaksikan dan memisahkan jiwa dari Allah. . . . "Barangsiapa berkata, aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firmanNya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah." 1 Yohanes 2:4, 5.—Revival and Beyond, hl. 15-17.


IMAN KEPADA ALLAH TERMASUK MELAKUKAN PERINTAH-PERINTAH-NYA. BANYAK ORANG DI DUNIA YANG MENGAKU BERAGAMA, MENGAKU BERIMAN, TETAPI TIDAK MELAKUKAN SELURUH PERINTAH ALLAH, ANTARA LAIN MENGUDUSKAN HARI SABAT. Menurut Rasul Yohanes, mereka adalah pembohong, dan kebenaran tidak terdapat di dalam diri mereka. Kita harus mencari kebenaran itu dengan sempurna, supaya iman kita menjadi sempurna, termasuk menguduskan hari Sabat. Kesucian semu dipegang oleh banyak orang Kristen walau mereka tidak menguduskan hari Sabat. Kiranya hari Sabat ini menjadi Sabat berkat, Sabat kesukaan, dan Sabat kesucian!


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

5 Sept 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH ENAM - UMAT ALLAH DITENTANG

 


Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Wahyu 12:17


Umat kita telah dipandang terlalu sepele, tetapi waktunya akan datang untuk perubahan. Dunia Kristen kini mengadakan pergerakan yang akan membawa orang-orang yang memelihara hukum menjadi lebih unggul.—Testimonies for the Church, jilid 5, hl. 546.


Seluruh dunia akan digerakkan untuk membenci Masehi Advent, sebab mereka tidak mau memberi hormat kepada kepausan. oleh menyucikan hari Minggu, lembaga yang memiliki kuasa anti Kristen. Itulah maksud Setan membuat mereka terhapus sama sekali dari dunia ini supaya dalam keunggulannya atas dunia ini tidak dipertentangkan lagi. —Testimonies to Ministers, hl. 37.


Setiap kedudukan yang diambil oleh umat kita akan mendapatkan kritik dari orang-orang yang sangat cerdik; orang orang besar dunia yang paling tinggi akan turut campur tangan dengan kebenaran, dan karenanya setiap kedudukan yang kita ambil harus diteliti dengan sangat berhati-hati dan diuji oleh Kitab Suci. Kini kita tampaknya tidak mendapat perhatian, tetapi tidak selamanya demikian. Pergerakan sedang berlangsung untuk menghadapkan kita ke garis depan, dan jika teori kita tentang kebenaran dapat dipetik oleh para sejarahwan atau orang-orang besar dunia ini, biarlah mereka melakukannya.


Secara pribadi kita harus tahu sendiri apakah kebenaran itu, dan bersedia menyampaikan alasan yang kita miliki dengan lemah lembut dan rasa takut, bukan dengan angkuh dan kesombongan, kepentingan diri sendiri, melainkan dengan Roh Kristus. Kita sedang mendekati waktunya bilamana kita harus dapat berdiri sendiri untuk menjawab, menyatakan kepercayaan kita.—Evangelism, hl. 69.


KITA AKAN MENDAPAT SERANGAN DARI SEGALA ARAH; KITA AKAN DIUJI DENGAN SANGAT BERAT. Kita tidak ingin memegang iman kita secara remeh sebab hal itu diserahkan oleh leluhur kita. Iman semacam itu tidak akan dapat bertahan menghadapi ujian yang amat berat yang terbentang di hadapan kita. Kita ingin tahu mengapa kita menjadi Masehi Advent Hari Ketujuh, alasan sesungguhnya apa yang mendorong kita sampai kita keluar meninggalkan dunia ini untuk menjadi orang yang terpisah dan asing dari yang lain.


Kuasa kegelapan akan membuka serangan yang ditujukan kepada kita; dan semua orang yang bersikap acuh tak acuh dan lalai, yang telah menempatkan kasih sayang mereka pada harta kekayaan duniawi, dan yang tidak mau memahami hubungan Allah dengan umatNya, akan menjadi mangsanya. TIDAK ADA KUASA, SELAIN DARI PADA PENGETAHUAN AKAN KEBENARAN SEBAGAIMANA YANG TERDAPAT DALAM YESUS, YANG PERNAH AKAN MEMBUAT KITA TEGUH; tetapi dengan kebenaran ini, seseorang dapat mengusir seribu, dua ribu sampai sepuluh ribu orang yang akan lari pontang-panting.—Review and Herald, 29 April 1884.


Sejak mulainya sidang Kristus di dunia ini, Setan yang sudah kalah dalam peperangannya dengan Yesus, ketika Yesus bangkit dari antara orang mati karena maut tidak berkuasa atasnya, akan berusaha dengan segala kelihaiannya untuk menipu, menindas, menganiaya, dan membunuh umat Allah. TETAPI INI SEMUA ADALAH UJIAN UNTUK KITA, DAN JIKA KITA MENANG, KITA AKAN MAKAN SEHIDANGAN DENGAN TUHAN DI DALAM KERAJAANNYA.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

1 Sept 2025

Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja


Indonesia sedang kacau. 
Demo di mana-mana 
Alasannya hanya satu
Memperjuangkan hak rakyat 
yang diambil oleh para penguasa negeri.

Katanya wakil rakyat,
Tapi mengambil hak rakyat!
Katanya wakil rakyat,
Tapi malah membuat rakyat sengsara!

Mereka malah bersenang-senang di atas penderitaan rakyat!
Rakyat menangis melihat perbuatan kalian!
Ingin menjerit tapi tak bisa!
Menangis pun kalian tidak akan peduli. 

Mana mau kalian mendengarkan kami?!
Wahai kalian yang menyebut dirinya 
Wakil rakyat. masih bisakah kami percaya padamu?
Indonesia, apakah kami sudah benar-benar merdeka? 

29 Aug 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH LIMA - SABAT DIPALSUKAN



Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. Yesaya 24:5


Rakyat Amerika Serikat terkenal dengan orang-orang yang murah hati, tetapi bilamana membatasi kebebasan beragama, meninggalkan paham Protestanisme, dan mengarahkan wajahnya kepada kepausan, maka takaran dosa mereka akan menjadi penuh, dan "kemurtadan nasional” akan tercatat dalam buku-buku sorga Akibatnya, kemurtadan ini akan menimbulkan kehancuran nasional.—Review and Herald, 2 Mei 1893.


Oleh perintah yang memaksa, lembaga kepausan melanggar hukum Allah, maka bangsa kita akan memutuskan dirinya sepenuhnya dari kebenaran. Bilamana paham (Protestanisme) merentangkan tangannya untuk berpegangan tangan dengan kuasa Roma, bilamana ia menyeberangi jurang pemisah untuk bergandengan tangan dengan spiritualisme, bilamana di bawah pengaruh kesatuan tiga serangkai ini, negara kita (Amerika Serikat) akan menolak setiap prinsip Undang-Undangnya sebagai satu negara Protestan dan pemerintah Republik, dan akan menyediakan perlengkapan penyebaran kepalsuan kepausan dan angan-angan, kemudian kita akan mengetahui bahwa waktunya sudah tiba bagi Setan untuk melakukan pekerjaan yang menakjubkan, dan itulah pertanda kesudahan sudah dekat.—Testimonies for the Church, jilid 5, hl. 451.


Dengan perantaraan Spiritualisme, Setan muncul bagaikan seorang yang murah hati, menyembuhkan penyakit banyak orang, dan mengaku mengemukakan satu sistem iman agama yang baru dan ditinggikan; tetapi pada saat yang sama ia bekerja sebagai seorang perusak.


Sementara ia tampil di tengah-tengah manusia sebagai seorang tabib atau dokter terkenal yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit mereka, maka ia akan membawa penyakit dan kebinasaan, sehingga kota-kota yang padat penduduknya berkurang untuk mendapatkan kehancuran dan reruntuhan puing.


Dan kemudian si penipu yang lihai itu akan membujuk orang-orang dan mengatakan bahwa mereka yang melayani Allah itulah yang menyebabkan timbulnya malapetaka ini.—The Great Controversy, hl. 589, 590.


Sementara manusia meninggalkan Allah semakin lama semakin jauh, Setan diizinkan menguasai orang-orang durhaka itu sepenuhnya. Ia melemparkan kebinasaan ke tengah-tengah manusia. Terjadilah kecelakaan di laut dan di darat. Harta kekayaan dan nyawa akan binasa oleh api dan air bah. Setan bertekad keras untuk memerintahkan hal ini supaya terjadi pada orang-orang yang tidak mau tunduk pada patung yang didirikannya. Sasaran ditujukan kepada Masehi Advent Hari Ketujuh sebagai penyebab kesukaran ini. "Orang-orang ini berdiri membela hukum," kata mereka. "Mereka menodai hari Minggu. Pada saat mereka dipaksa menurut hukum pemeliharaan hari Minggu, ketika itulah akan terputusnya penghakiman yang mengerikan ini."—Review and Herald, 16 Juli 1901.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

22 Aug 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH EMPAT - SABAT UJIAN KESETIAAN

 


"Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintah Ku untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak masuk mengangkut barang-barang melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di pintu-pintu gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan habis puri-puri Yerusalem, dan yang tidak akan terpadamkan." Yeremia 17:27


Pokok persoalan yang sangat menakutkan akan terjadi di dunia ini. Kuasa-kuasa dunia, bergabung dengan perang melawan hukum Allah, akan mengeluarkan perintah agar semua orang "kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba," akan menghadapi kebiasaan-kebiasaan gereja menyucikan hari sabat yang palsu. Semua orang yang menolaknya akan dijatuhi hukuman mati. Di pihak lain, hukum Allah memerintahkan supaya menurutinya sebagai hari perhentian Khalik, dan mengancam dengan murka terhadap orang-orang yang melanggar ajaran-ajarannya.


Dengan pokok persoalan jelas yang terbentang di hadapannya, siapa saja yang menginjak-injak hukum Allah, lalu mengikuti hukum manusia, akan menerima tanda binatang itu; ia akan menerima tanda kesetiaan pada kuasa yang ditetapkan untuk dipilihnya ganti hukum Allah.


Hari Sabat akan menjadi ujian kesetiaan yang berat, karena itulah pokok kebenaran yang khusus dipertentangkan. Bilamana ujian yang terakhir dijalankan di tengah-tengah manusia, maka garis pemisah yang jelas akan ditarik di antara mereka yang melayani Allah dan yang tidak. Sementara pemeliharaan hari Sabat palsu bergandengan dengan hukum negara, berlawanan dengan hukum keempat, akan menjadi semacam sumpah setia kepada kuasa yang berlawanan dengan Allah, maka pemerliharaan hari Sabat, menurut hukum Allah, merupakan satu bukti kesetiaan pada Khalik. Sementara satu kelompok, oleh menerima tanda takluk pada kuasa duniawi, menerima tanda binatang itu, maka yang lain akan memilih tanda kesetiaan pada kuasa ilahi, menerima meterai Allah.


Sampai pada hari ini mereka yang mengumandangkan kebenaran pekabaran malaikat ketiga sering dipandang sebagai pengacau. . . . Tetapi sementara pertentangan pemeliharaan hari Minggu secara luas dilancarkan, satu peristiwa yang sudah lama diragukan dan kurang dipercaya akan tampak lebih dekat, dan pekabaran malaikat ketiga akan menimbulkan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.—The Great Controversy, hl. 604-605.


Alangkah lihainya Setan itu, yang memberikan pekabaran amaran supaya berlaku setia kepada Allah, malahan dipandang sebagai pengacau. Mengapa demikian? Oleh sebab pekabaran yang mereka berikan bertentangan dengan kehendak Setan, si ular tua itu. Maka dengan kelihaiannya, ia menuduh hamba-hamba Allah yang setia sebagai pengacau. Di sini, hari Sabat itu, benar-benar merupakan ujian bagi umat Allah supaya menjadi umat pilihan. Ingat, engkau tidak cukup hanya menjadi umat Allah, engkau harus menjadi umat pilihan, barulah engkau dapat menerima pahala di dalam kerajaan Allah.


Apabila kita memandang ke belakang, sampai ke zaman Adam, Henokh, Abraham, Musa, Samuel, Daud, Elia sampai kepada Daniel dan nabi-nabi lainnya, mereka semua telah setia melakukan dan menuruti perintah-perintah Allah, maka mereka tercatat sebagai umat pilihan Allah, yang bahkan bukan saja menantikan kedatangan Yesus, malahan sudah ada yang bersama-sama dengan Yesus sekarang di dalam kerajaan sorga itu. Itulah Henokh, Musa, dan Elia. Saya percaya bahwa engkaupun ingin berada dengan mereka di dalam sorga. Semoga!


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

20 Aug 2025

Untuk Sahabatku

Hai Sahabat, apa kabar-Mu?

Di atas sana, masihkah

Kau menghakimi dunia ini?

Masih banyak kah dosa?


Aku rindu ingin melihat-Mu

Selama ini aku menunggu-Mu 

Berapa lama lagi  Sahabatku 

Berapa lama kami menunggu?


Bukankah Engkau telah berjanji,

Engkau akan datang segera?

Bukankan Engkau selalu menepati 

Janji yang Engkau ucapkan?


Telah ku lihat tanda-tanda 

Yang Engkau katan dalam kitab suci.

Semuanya telah terjadi Sahabatku.

Dunia semakin hancur Sahabatku! 


Dan akan semakin hancur 

Seiring berjalannya waktu maka 

Tidak akan ada tempat 

Yang aman bagi kami 


Bahkan negara kami yang 

Katanya telah merdeka selama 

80 tahun lamanya ini 

Perlahan-lahan mulai hancur Sahabatku!


Semakin lama akan semakin 

Besar kehancurannya, sekalipun banyak 

Yang berdoa pada-Mu untuk 

Perdamaiannya, namun takkan pernah terjadi.


Karena kami yang percaya 

Bahwa waktu yang Engkau

Tetapkan sudah sangat dekat. 

Datanglah Tuhanku, Sahabatku, Juruselamatku



Margie Amelia 

 18 Agustus 2025

Airmadidi, Minut, Sulawesi Utara




 Untuk Sahabatku Revisi Chatgpt


Hai Sahabat, apa kabar-Mu?

Di atas sana, masihkah

Engkau melihat dunia

Yang terus bergelimang dosa?

 

Aku rindu memandang wajah-Mu.

Selama ini ku menunggu,

Berapa lama lagi, Sahabatku,

Berapa lama kami menanti?

 

Bukankah Engkau berjanji:

“Aku datang segera”?

Janji-Mu tak pernah gagal,

Tak pernah Engkau ingkari.

 

Telah kulihat tanda-tanda

Yang tertulis dalam Kitab Suci—

Semuanya telah terjadi, Sahabatku,

Dunia ini kian hancur…

 

Semakin lama, semakin runtuh.

Tiada tempat aman tersisa,

Sekalipun banyak yang berdoa

Memohon damai di bumi fana.

 

Negeri kami yang katanya merdeka

Delapan puluh tahun lamanya,

Pun perlahan-lahan binasa

Dalam arus kehancuran dunia.

 

Namun kami percaya,

Waktu yang Kau tetapkan

Sudah sangat dekat…

Datanglah segera,

Tuhanku, Sahabatku, Juruselamatku.

 

Margie Amelia

18 Agustus 2025

Airmadidi – Minut, Sulawesi Utara 

 


15 Aug 2025

Ini Keren Banget


Hi, all readers!
Apa kabar kalian semua? 😊

Aku lagi nunggu buka Sabat nih. Sambil nunggu, aku kepikiran untuk menulis. Hehehe 😁 Udah lama banget ya nggak nulis? Jadi aku mau coba isi beberapa waktu ke depan dengan menulis lagi, meskipun cuma cerita pendek. Yang penting, aku bisa berbagi apa yang aku rasakan saat ini.

Oh ya, kemarin aku ulang tahun yang ke-42. "Tua juga ya aku, guys." 😅 Akhir-akhir ini aku lagi ikut Bible Study bareng Jesus for Indonesia Ministry. Tadi, topiknya adalah “Adakah Konsep Trinitas dalam Perjanjian Lama?” Oleh Bpk. RONALD D. PALANDIE. Walaupun sebelumnya aku sudah sering belajar tentang hal ini, rasanya tetap menyenangkan untuk terus diingatkan lagi.

Aku percaya bahwa Trinitas sudah ada bahkan sebelum dunia ini diciptakan. Sebelum seluruh alam semesta ada, mereka sudah bersama. Dan aku sungguh yakin akan hal itu.

Di akhir-akhir pelajaran tadi, aku merasa ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan, meski hanya dalam hati. Hehehe 😁 Aku memang selalu terkagum-kagum pada Pribadi yang satu ini. Kalau sudah membicarakan tentang-Nya, rasanya hatiku bergetar dengan cara yang sulit dijelaskan.

Aku sering bilang dalam hatiku, “Dia keren banget.” Dan tadi aku mengulanginya lagi.
Tuhan Yesus, Engkau keren banget. Mukjizat yang Engkau lakukan di dunia ini keren banget. Bumi ini tercipta karena Engkau, itu keren banget. Dan aku ada sampai saat ini, itu pun keren banget.

Itulah ungkapan sederhana yang aku sampaikan dalam hatiku saat itu.

Oh iya, aku juga sempat menuliskan sebuah puisi yang bisa kalian baca di sini: Melihat Ke Langit (atau bisa juga langsung scroll ke bawah).

Terima kasih 


Featured post

Dipanggil untuk Bersinar