Translate

19 Jan 2020

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa: Buku Daniel

πŸ“– Pelajaran ✝ Alkitab πŸ“–

πŸ“œ D A N I E L πŸ”‘

Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.

Pelajaran ke-4 :
Dari Perapian Ke Istana
πŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”Έ
Minggu, 19 Jan. 2020

Patung Emas

Baca Daniel 3: 1-7. Apakah yang mungkin memotivasi raja untuk membuat patung ini?

Kira-kira dua puluh tahun mungkin telah berlalu antara mimpi raja dan pembangunan patung. Meskipun demikian, tampaknya raja tidak dapat lagi melupakan mimpi dan fakta bahwa Babel akan digantikan oleh kekuatan lain. Tidak puas dengan hanya menjadi kepala emas, raja ingin diwakili oleh seluruh patung emas untuk berkomunikasi dengan rakyatnya.

Sikap kesombongan ini mengingatkan kita kepada para pembangun Menara Babel, yang, dalam kesombongan mereka, berupaya untuk menantang Allah. Nebukadnezar tidak kalah arogan. Ia telah meraih banyak pencapaian sebagai penguasa Babel, dan ia tidak dapat hidup dengan gagasan bahwa kerajaannya pada akhimya akan berakhir. Jadi, dalam upaya meninggikan dirinya sendiri, ia membangun citra untuk membangkitkan kekuatannya dan dengan demikian menilai kesetiaan rakyatnya. Meskipun mungkin tidak jelas apakah patung itu dimaksudkan untuk mewakili raja atau dewa, kita harus ingat bahwa di zaman kuno garis-garis yang memisahkan politik dari agama seringkali tidak jelas.

Kita juga harus ingat bahwa Nebukadnezar memiliki dua kesempatan untuk berkenalan dengan Allah yang benar.
☝ Pertama, dia menguji orang-orang muda Ibrani dan menemukan mereka sepuluh kali lebih bijaksana daripada orang bijak lainnya di Babel.
✌ Kemuian, setelah semua pakar lain gagal mengingatkannya tentang mimpinya, Daniel melaporkan kepadanya pikiran, mimpinya, dan interpretasinya. Akhirnya, raja mengakui superioritas dari Allah Daniel. Tetapi cukup mengejutkan, pelajaran-pelajaran teologi sebelumnya tidak mencegah Nebukadnezar kembali menjadi penyembah berhala. Mengapa? Kemungkinan besar oleh karena kesombongan. Manusia berdosa menolak mengakui kenyataan bahwa pencapaian materi dan intelektual mereka adalah kesia-siaan dan ditakdirkan untuk menghilang. Kadang-kadang kita mungkin bertindak seperti “Nebukadnezar” kecil karena kita terlalu memperhatikan pencapaian kita dan melupakan betapa tidak berartinya mereka di hadapan kekekalan.

Bagaimanakah kita dapat belajar untuk tidak jatuh, bahkan dengan cara yang sangat halus, ke dalam jebakan yang sama dengan yang NebukadnezarPp lakukan?

πŸ•ŽπŸ”✝

Pendalaman πŸ“–

Paul H. Edson : +62 813-7062-0545

Tuhan yang memberkati πŸ™

No comments: