Translate

26 Jan 2020

Sekolah Sabat Dewasa: Buku Daniel

πŸ“– Pelajaran ✝ Alkitab πŸ“–

πŸ“œ D A N I E L πŸ”‘

Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.

Pelajaran ke-5 :
Dari Kesombongan Kepada Kerendahan Hati
πŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”Έ
Minggu, 26 Jan. 2020

Bukankah Itu Babel yang Besar Itu?

Baca Daniel 4: 1-33. Apakah yang terjadi pada raja, dan mengapa?

Tuhan memberi Nebukadnezar mimpi kedua. Kali ini, raja tidak melupakan mimpinya. Tetapi karena para ahli Babel gagal lagi, raja memanggil Daniel untuk memberikan interpretasi dari mimpi itu. Dalam mimpi itu, raja melihat sebuah pohon besar mencapai ke langit dan seorang makhluk surgawi memerintahkan agar pohon itu ditebang. Hanya tunggul dan akarnya yang tersisa di bumi dan akan basah dengan embun surga. Tetapi yang pasti membuat Nebukadnezar bermasalah adalah bagian dari mimpi di mana makhluk surgawi berkata, “Biarlah hati manusianya berubah dan diberikan kepadanya hati binatang. Demikianlah berlaku atasnya sampai tujuh masa berlalu” (Dan 4: 16). Menyadari keseriusan mimpi itu, Daniel dengan sopan menyatakan keinginannya bahwa mimpi itu merujuk pada musuh-musuh raja. Namun, oleh karena kesetiaan pada pesan yang disampaikan oleh mimpi itu, Daniel mengatakan bahwa sebenarnya mimpi itu merujuk pada raja sendiri.

Pohon umumnya digunakan dalam Alkitab sebagai lambang raja, bangsa, dan kerajaan (Yeh. 17; 31; Hos. 14; Za. 11: 1, 2; Luk. 23: 31). Jadi, pohon besar itu merupakan gambaran yang pas dari seorang raja yang sombong. Allah memberikan kekuasaan kepada Nebukadnezar; namun demikian, ia terus-menerus gagal mengenali bahwa segala yang ia miliki berasal dari Allah.

Fokus pada Daniel 4: 30. Apakah yang dikatakan raja yang menunjukkan bahwa dia masih tidak memahami peringatan yang diberikan Tuhan kepadanya?

Mungkin apa yang begitu berbahaya tentang kesombongan adalah bahwa hal itu dapat membuat kita lupa betapa kita bergantung pada Allah untuk segalanya. Dan begitu kita lupa itu, kita berada di daerah rohani yang berbahaya.

Hal-hal apakah yang telah Anda capai dalam hidup Anda? Bisakah Anda bangga pada pencapaian tersebut tanpa menjadi sombong? Jika ya, bagaimanakah caranya?

πŸ•ŽπŸ”✝

Tuhan yang memberkati  πŸ™

No comments: