Translate

23 Jan 2020

Sekolah Sabat Dewasa: Buku Daniel

πŸ“– Pelajaran ✝ Alkitab πŸ“–

πŸ“œ D A N I E L πŸ”‘
 
Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.

Pelajaran ke-4 :
Dari Perapian Ke Istana
πŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”Έ
Kamis, 23 Jan. 2020 

Rahasia Iman yang Kuat 

Ketika kita merenungkan pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, kita dapat bertanya pada diri sendiri: Apakah rahasia iman yang begitu kuat? Bagaimanakah mereka bisa rela dibakar hidup-hidup daripada menyembah patung? Pikirkan tentang semua alasan yang bisa mereka rasionalkan untuk tunduk pada perintah raja. Namun, meskipun menyadari bahwa mereka bisa mati, seperti yang telah dilakukan banyak orang, mereka tetap teguh. 

Baca Ibrani 11. Apakah yang diajarkan pasal ini tentang iman? 

Untuk mengembangkan iman seperti itu, kita perlu memahami apa itu iman. Beberapa orang memiliki persepsi iman yang kuantitatif; mereka mengukur iman mereka dengan jawaban yang tampaknya mereka terima dari Allah. Mereka pergi ke pusat perbelanjaan dan berdoa untuk tempat parkir. Jika mereka mendapatkan tempat parkir pada saat kedatangan, mereka menyimpulkan bahwa mereka memiliki keyakinan yang kuat. Jika semua slot terisi, mereka mungkin berpikir iman mereka tidak cukup kuat bagi Allah untuk mendengarkan doa-doa mereka. Pemahaman iman ini menjadi berbahaya karena upaya untuk memanipulasi Allah dan tidak memperhitungkan kedaulatan dan kebijaksanaan Allah. 

Memang, iman yang sejati, sebagaimana diwujudkan oleh teman-teman Daniel, diukur oleh kualitas hubungan kita dengan Allah dan kepercayaan mutlak yang dihasilkannya kepada Allah. Iman yang otentik tidak berupaya untuk menekuk kehendak Allah agar sesuai dengan kehendak kita; sebaliknya, iman menyerahkan kehendak kita pada kehendak Allah. Seperti yang kita lihat, ketiga orang Ibrani itu tidak tahu persis apa yang Allah sediakan bagi mereka ketika mereka memutuskan untuk menantang raja dan tetap setia kepada Allah. Mereka memutuskan untuk melakukan hal yang benar terlepas dari konsekuensinya. Inilah yang benar-benar mencirikan iman yang dewasa. Kita menunjukkan iman yang nyata ketika kita berdoa kepada Tuhan untuk apa yang kita inginkan tetapi percaya kepada-Nya untuk melakukan yang terbaik bagi kita, bahkan jika pada saat itu kita tidak mengerti apa yang sedang terjadi atau mengapa itu terjadi. 

Apakah yang kita dapat lakukan untuk melatih iman hari demi hari, bahkan dalam “hal-hal kecil” yang dapat membantu iman kita bertumbuh dan siap menghadapi tantangan yang lebih besar dari waktu ke waktu? Mengapakah, dalam banyak hal, ujian atas “hal-hal kecil” adalah yang paling penting? 

πŸ•ŽπŸ”✝

Tuhan yang memberkati  πŸ™

No comments: