Translate

27 Jan 2020

Sekolah Sabat Dewasa: Buku Daniel

πŸ“– Pelajaran ✝ Alkitab πŸ“–

πŸ“œ D A N I E L πŸ”‘
 
Oleh: Elias Brazil de Souza , PhD.

Pelajaran ke-5 :
Dari Kesombongan Kepada Kerendahan Hati
πŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”Έ
Senin, 27 Jan. 2020 

Diperingatkan oleh Nabi

Baca Daniel 4: 27. Selain peringatan tentang apa yang akan terjadi, apakah yang disampaikan Daniel kepada raja untuk dilakukan, dan mengapa? (Lihat juga Amsal 14: 31). 

Daniel tidak hanya mengintetpretasikan mimpi itu, dia juga menunjukkan jalan keluarnya kepada Nebukadnezar: “Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!” (Dan. 4: 27). 

Nebukadnezar melakukan pekerjaan pembangunan besar-besaran di Babel. Taman-taman, sistem kanal, dan ratusan kuil dan proyek bangunan lainnya mengubah kota menjadi salah satu keajaiban dunia kuno. Tetapi kemegahan dan keindahan seperti itu, setidaknya sebagian, dicapai melalui eksploitasi tenaga budak dan pengabaian terhadap orang miskin. Lebih jauh lagi, kekayaan kerajaan digunakan untuk memuaskan kesenangan raja dan rombongannya. Dengan demikian, kesombongan Nebukadnezar tidak hanya mencegahnya untuk mengakui Allah, tetapi sebagai akibatnya juga membuatnya tidak menyadari kesulitan mereka yang membutuhkan. Mengingat perhatian khusus yang diperlihatkan Allah kepada orang miskin, tidak mengherankan bahwa dari kemungkinan dosa-dosa lain yang dapat disoroti Daniel di hadapan raja, ia memilih dosa karena mengabaikan orang miskin. 

Pesan untuk Nebukadnezar bukanlah sesuatu yang baru. Para nabi Peijanjian Lama sering memperingatkan umat Allah agar tidak menindas orang miskin. Memang, menonjol di antara dosa-dosa yang menyebabkan pengasingan raja adalah dosa mengabaikan orang yang membutuhkan. Lagipula, belas kasihan untuk orang miskin adalah ekspresi tertinggi dari kasih amal Kristen; sebaliknya, eksploitasi dan pengabaian terhadap orang miskin merupakan serangan terhadap Allah sendiri. Dalam merawat yang membutuhkan, kita menyadari bahwa Allah memiliki segalanya, yang berarti bahwa kita bukan pemilik tetapi hanya penjaga properti Allah. 

Dengan melayani orang lain dengan harta milik kita, kita menghormati Allah dan mengakui Ketuhanan-Nya. Adalah kepemilikan Allah yang pada akhirnya harus menentukan nilai dan fungsi dari kepemilikan material. Di sinilah Nebukadnezar gagal, dan kita memiliki risiko gagal juga, kecuali kita mengakui kedaulatan Allah atas pencapaian kita dan memanifestasikan pengakuan kita terhadap kenyataan ini dengan membantu mereka yang membutuhkan.

πŸ•ŽπŸ”✝


Tuhan yang memberkati  πŸ™

No comments: