Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. 1 Yohanes 2:4, 5
Dewasa ini penyucian itu sedang mendapat tempat yang menyolok dalam dunia keagamaan yang membawa bersamanya roh meninggikan diri dan meremehkan hukum Allah yang menandakan penyucian itu menjadi asing dalam ukuran agama Alkitab. Ia menyokong pengajaran bahwa penyucian adalah suatu pekerjaan yang tiba-tiba, yang olehnya melalui iman sendirian, mereka mencapai kesucian sempurna. Mereka berkata, "Percaya saja, maka berkat akan menjadi milikmu." Di pihak si penerima tidak perlu ada usaha lebih jauh yang seharusnya menjadi tuntutan. Pada saat yang sama mereka menyangkali kekuasaan hukum Allah, sambil menonjolkan diri bahwa mereka bebas dari kewajiban untuk memelihara hukum-hukum itu. TETAPI MUNGKINKAH MANUSIA MENJADI KUDUS, SESUAI DENGAN KEHENDAK DAN TABIAT ALLAH, TANPA MENYESUAIKAN DIRI DENGAN PRINSIP-PRINSIP SEBAGAI PERNYATAAN SIFAT DAN KEHENDAK-NYA?
Kerinduan terhadap suatu agama yang gampang, yang tidak ada pergumulan, tidak ada penyangkalan diri, tidak ada perceraian dari kejahatan dunia, telah membuat doktrin iman, cuma sekadar doktrin saja yang populer, tetapi apakah kata firman Allah? Rasul Yakobus berkata: "Apakah gunanya, saudara-sudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? . . . Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? ..."
Kesaksian firman Allah menentang doktrin iman tanpa perbuatan yang menjerat ini. Bukanlah iman yang menuntut belas kasihan Sorga tanpa mematuhi persyaratan ke atas mana rahmat akan dianugerahkan, itu adalah kelancangan, karena iman yang tulen adalah berdasarkan atas perjanjian dan jaminan Kitab Suci.
BIARLAH JANGAN ADA ORANG YANG MENIPU DIRINYA SENDIRI DENGAN KEPERCAYAAN BAHWA MEREKA DAPAT MENJADI KUDUS SEMENTARA DENGAN SENGAJA MELANGGAR SALAH SATU DARI PADA TUNTUTAN-TUNTUTAN ALLAH.
Perbuatan sebagai dosa yang diketahui membungkam suara Roh yang menyaksikan dan memisahkan jiwa dari Allah. . . . "Barangsiapa berkata, aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firmanNya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah." 1 Yohanes 2:4, 5.—Revival and Beyond, hl. 15-17.
IMAN KEPADA ALLAH TERMASUK MELAKUKAN PERINTAH-PERINTAH-NYA. BANYAK ORANG DI DUNIA YANG MENGAKU BERAGAMA, MENGAKU BERIMAN, TETAPI TIDAK MELAKUKAN SELURUH PERINTAH ALLAH, ANTARA LAIN MENGUDUSKAN HARI SABAT. Menurut Rasul Yohanes, mereka adalah pembohong, dan kebenaran tidak terdapat di dalam diri mereka. Kita harus mencari kebenaran itu dengan sempurna, supaya iman kita menjadi sempurna, termasuk menguduskan hari Sabat. Kesucian semu dipegang oleh banyak orang Kristen walau mereka tidak menguduskan hari Sabat. Kiranya hari Sabat ini menjadi Sabat berkat, Sabat kesukaan, dan Sabat kesucian!
Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!
No comments:
Post a Comment