Translate

20 Aug 2025

Untuk Sahabatku

Hai Sahabat, apa kabar-Mu?

Di atas sana, masihkah

Kau menghakimi dunia ini?

Masih banyak kah dosa?


Aku rindu ingin melihat-Mu

Selama ini aku menunggu-Mu 

Berapa lama lagi  Sahabatku 

Berapa lama kami menunggu?


Bukankah Engkau telah berjanji,

Engkau akan datang segera?

Bukankan Engkau selalu menepati 

Janji yang Engkau ucapkan?


Telah ku lihat tanda-tanda 

Yang Engkau katan dalam kitab suci.

Semuanya telah terjadi Sahabatku.

Dunia semakin hancur Sahabatku! 


Dan akan semakin hancur 

Seiring berjalannya waktu maka 

Tidak akan ada tempat 

Yang aman bagi kami 


Bahkan negara kami yang 

Katanya telah merdeka selama 

80 tahun lamanya ini 

Perlahan-lahan mulai hancur Sahabatku!


Semakin lama akan semakin 

Besar kehancurannya, sekalipun banyak 

Yang berdoa pada-Mu untuk 

Perdamaiannya, namun takkan pernah terjadi.


Karena kami yang percaya 

Bahwa waktu yang Engkau

Tetapkan sudah sangat dekat. 

Datanglah Tuhanku, Sahabatku, Juruselamatku



Margie Amelia 

 18 Agustus 2025

Airmadidi, Minut, Sulawesi Utara




 Untuk Sahabatku Revisi Chatgpt


Hai Sahabat, apa kabar-Mu?

Di atas sana, masihkah

Engkau melihat dunia

Yang terus bergelimang dosa?

 

Aku rindu memandang wajah-Mu.

Selama ini ku menunggu,

Berapa lama lagi, Sahabatku,

Berapa lama kami menanti?

 

Bukankah Engkau berjanji:

“Aku datang segera”?

Janji-Mu tak pernah gagal,

Tak pernah Engkau ingkari.

 

Telah kulihat tanda-tanda

Yang tertulis dalam Kitab Suci—

Semuanya telah terjadi, Sahabatku,

Dunia ini kian hancur…

 

Semakin lama, semakin runtuh.

Tiada tempat aman tersisa,

Sekalipun banyak yang berdoa

Memohon damai di bumi fana.

 

Negeri kami yang katanya merdeka

Delapan puluh tahun lamanya,

Pun perlahan-lahan binasa

Dalam arus kehancuran dunia.

 

Namun kami percaya,

Waktu yang Kau tetapkan

Sudah sangat dekat…

Datanglah segera,

Tuhanku, Sahabatku, Juruselamatku.

 

Margie Amelia

18 Agustus 2025

Airmadidi – Minut, Sulawesi Utara 

 


15 Aug 2025

Ini Keren Banget


Hi, all readers!
Apa kabar kalian semua? 😊

Aku lagi nunggu buka Sabat nih. Sambil nunggu, aku kepikiran untuk menulis. Hehehe 😁 Udah lama banget ya nggak nulis? Jadi aku mau coba isi beberapa waktu ke depan dengan menulis lagi, meskipun cuma cerita pendek. Yang penting, aku bisa berbagi apa yang aku rasakan saat ini.

Oh ya, kemarin aku ulang tahun yang ke-42. "Tua juga ya aku, guys." 😅 Akhir-akhir ini aku lagi ikut Bible Study bareng Jesus for Indonesia Ministry. Tadi, topiknya adalah “Adakah Konsep Trinitas dalam Perjanjian Lama?” Oleh Bpk. RONALD D. PALANDIE. Walaupun sebelumnya aku sudah sering belajar tentang hal ini, rasanya tetap menyenangkan untuk terus diingatkan lagi.

Aku percaya bahwa Trinitas sudah ada bahkan sebelum dunia ini diciptakan. Sebelum seluruh alam semesta ada, mereka sudah bersama. Dan aku sungguh yakin akan hal itu.

Di akhir-akhir pelajaran tadi, aku merasa ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan, meski hanya dalam hati. Hehehe 😁 Aku memang selalu terkagum-kagum pada Pribadi yang satu ini. Kalau sudah membicarakan tentang-Nya, rasanya hatiku bergetar dengan cara yang sulit dijelaskan.

Aku sering bilang dalam hatiku, “Dia keren banget.” Dan tadi aku mengulanginya lagi.
Tuhan Yesus, Engkau keren banget. Mukjizat yang Engkau lakukan di dunia ini keren banget. Bumi ini tercipta karena Engkau, itu keren banget. Dan aku ada sampai saat ini, itu pun keren banget.

Itulah ungkapan sederhana yang aku sampaikan dalam hatiku saat itu.

Oh iya, aku juga sempat menuliskan sebuah puisi yang bisa kalian baca di sini: Melihat Ke Langit (atau bisa juga langsung scroll ke bawah).

Terima kasih 


Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH TIGA - METERAI ALLAH DAN TANDA BINATANG

 


Apabila kamu sungguh sungguh mendengarkan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan tidak membawa masuk barang-barang melalui pintu-pintu gerbang kota ini pada hari Sabat, tetapi menguduskan hari Sabat dan tidak melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, maka melalui pintu-pintu gerbang kota ini akan berarak masuk raja-raja dan pemuka pemuka, yang akan duduk di atas takhta Daud, dengan mengendarai kereta dan kuda: mereka dan pemuka-pemuka mereka, orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem. Dan kota ini akan didiami orang untuk selama-lamanya. Yeremia 17:24, 25


Orang-orang benar yang hidup akan menerima meterai Allah menjelang penutupan masa pencobaan.—Selected Messages, buku 1, hl. 66.


Tanda, atau meterai Allah dinyatakan dalam penyucian hari ketujuh, Sabat, hari peringatan penciptaan Tuhan. . . . Tanda binatang itu adalah lawan dari meterai Allah ini, yakni memelihara hari yang pertama dalam minggu.—Testimonies for the Church, jilid 8, hl. 117.


Pemeliharaan hari Minggu belum lagi merupakan tanda binatang itu, dan tidak akan menjadi tanda binatang sebelum keluar perintah mendesak manusia menyembah sabat yang palsu. Waktunya akan datang bilamana hari ini akan menjadi ujian, tetapi waktunya belum tiba.—SDA Bible Commentary, jilid 7, hl. 977.


Belum ada seorangpun yang telah menerima tanda binatang itu. Waktu ujian itu belum tiba. Ada orang-orang Kristen sejati dalam setiap gereja, tidak terkecuali di kalangan anggota gereja Roma Katolik. Belum ada seorangpun yang sudah dihukum sebelum mendapat terang, dan melihat kewajiban terhadap hukum yang keempat. Tetapi bilamana perintah sudah keluar untuk memaksakan hari Sabat palsu, dan suara nyaring malaikat ketiga berkumandang mengamarkan manusia supaya menyembah binatang dan patungnya, maka garispun ditariklah di antara yang palsu dan yang benar. Kemudian mereka yang terus-menerus melanggar akan menerima tanda binatang itu.—Evangelism, hl. 234, 235.


Jika terang kebenaran itu telah disampaikan kepadamu, menyatakan hari Sabat, hukum keempat, dan menunjukkan bahwa tidak ada dasar dari Firman Allah mengenai penyucian hari Minggu, lalu engkau masih tetap berpaut pada hari sabat palsu, dan tidak mau menyucikan hari Sabat yang Allah katakan "hari kudusKu," maka engkau menerima tanda binatang itu. Kapankah hal ini terjadi? Bilamana engkau menurut perintah berhenti hari Minggu dan mulai menyembah Allah hari itu, sementara engkau tahu bahwa tidak terdapat sepatah katapun dalam Alkitab yang menunjukkan hari Minggu menjadi lain dari pada hari kerja biasa, engkau setuju menerima tanda binatang itu, dan menolak meterai Allah.—Evangelism, hl. 235.


Tidak lama lagi, setiap anak Allah akan mendapatkan meteraiNya. Mungkin meterai itu akan diletakkan di atas dahi mereka! Siapakah yang tahu sudah lewat waktunya bilamana malaikat itu keluar memeterai hamba-hamba Allah di dahi mereka?—Review and Herald, 28 Mei 1889.


Baik Allah maupun Setan, kedua-duanya memiliki tanda, benarnya cuma Allah yang memiliki tanda, sebagai bendera yang mengingatkan bahwa Ia adalah khalik semesta alam. Tetapi Setan meniru cara Allah bekerja lalu membuat tanda sendiri, membuat bendera sendiri. Jika tanda atau bendera Allah adalah hari Sabat, maka tanda atau bendera Setan adalah hari Minggu. Hari Sabat adalah bendera asli, sedangkan hari Minggu adalah bendera Palsu. Supaya kita dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, maka kita harus memegang bendera atau panji Allah yang benar, yaitu hari Sabat.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

Melihat Ke Langit

 

Melihat ke langit, aku tersenyum.

Langit biru membentang,

membisikkan syukur di hatiku
atas segala kebaikan-Mu padaku.

Menatap cakrawala,
aku berbicara dari hati,
membayangkan senyum-Mu
yang hangat menyapa jiwaku.

Setiap pandanganku ke atas
menghapus gundah gulana,
menggantinya dengan damai
karena aku tahu Engkau ada di sana.

Engkau, Penciptaku,
yang melihatku dan memeliharaku.
Hidupku—mukjizat dari tangan-Mu,
anugerah kasih-Mu yang tak berkesudahan.

Langit biru menjadi tempatku bercerita,
kepada Tuhan yang kasih-Nya tak terbatas.
Waktu telah membuktikan
mukjizat-Mu nyata sejak kelahiranku.

Ketika menatap langit,
hangat mengalir di hatiku.
Aku berbicara dengan-Mu
dari hati ke hati.

Hanya Engkau yang menenangkan jiwaku,
yang membuat segalanya indah.
Tanpa-Mu, batinku kacau.

Maka aku memandang ke langit
dan berkata:
“Jangan biarkan aku menjauh,
ya Tuhanku.”

8 Aug 2025

Kasih yang Tak Pernah Pergi

 Hi, all readers!


How are you all doing? Hopefully, you all are good, healthy, and safe.


Kali ini aku dibantu oleh Chatgpt menulis sebuah kisah yang aku suka banget. Karena ini adalah cerita tentang seorang penulis himne yang aku suka banget. Mau bahasa Inggris atau Indonesia yang ada di buku lagu gereja, sama-sama aku suka. Apa lagi yang ada di buku lagu gereja Advent, aku suka banget kata-katanya. Aku akan taruh di sini lirik lagu dari Lagu Sion dan buat yang Advent silahkan lihat nadanya di Lagu Sion ya. Selamat membaca! 🙏😇


Lagu Sion Edisi Lengkap No. 72  


BESAR KASIH-MU YA ALLAH

1
Besar kasih-Mu, ya Allah
Sandaran penat jiwaku
Ku b’ri hidupku pada-Mu
Agar mengalir kasih-Mu
Penuhi hatiku

2
Engkau Allah t’rang hidupku
Kus’rahkan suluh jiwaku
Yang hampir padam dan kelam
Agar sinarku benderang
Di tengah g’lap malam

3
Engkaulah sukacitaku
Di tengah kepedihanku
Bila kulihat pelangi
Tuhan, kuingat janji-Mu
Yang hiburkan hati

4
Kar’na salib-Mu, ya Allah
Ku takkan meninggalkan-Mu
Sampai maut menjemputku
Ku ‘kan t’rima hidup kekal
Di dunia yang baru



O Love That Will Not Let Me Go


1. O Love that will not let me go,
I rest my weary soul in thee;
I give thee back the life I owe,
That in thine ocean depths its flow
May richer, fuller be.

2. O light that followest all my way,
I yield my flickering torch to thee;
My heart restores its borrowed ray,
That in thy sunshine’s blaze its day
May brighter, fairer be.

3. O Joy that seekest me through pain,
I cannot close my heart to thee;
I trace the rainbow through the rain,
And feel the promise is not vain,
That morn shall tearless be.

4. O Cross that liftest up my head,
I dare not ask to fly from thee;
I lay in dust life’s glory dead,
And from the ground there blossoms red
Life that shall endless be.



Cerpen berdasarkan kisah nyata George Matheson, dengan selingan lirik

“O Love that will not let me go.”
Kasih yang tak akan pernah melepaskanku.

Langit Glasgow sore itu bagai kain beludru tembaga. George Matheson duduk di kursi kayu dekat jendela yang dibuka sedikit; angin dingin merayapi tepi kelopak matanya yang lelah. Ia tidak melihat senja—sudah lama tidak. Tapi ia “melihat” kenangan: aroma buku di perpustakaan ayahnya, bunyi pintu depan, langkah-langkah riuh saudari-saudarinya, dan doa ibu yang berbisik di balik pintu kamar.

Cahaya Kecil di Rumah Besar

“O Light that follow’st all my way.”
Wahai Terang, yang mengiringi seluruh jalanku.

“George, cepat, sekolah!” seru Mary, kakak perempuannya, dulu sekali.

Anak lelaki berkacamata bundar itu tergagap, memeluk buku setinggi dagu. Di ruang makan, ayah menyelipkan dua koin ke sakunya. “Beli pensil,” katanya singkat, tapi matanya bangga. Ibunya menepuk bahunya, menambahkan: “Dan bawa pulang cerita.”

Cerita—itulah yang menghidupi George. Ia membaca Plato dan Milton, menggigil kagum di lorong-lorong pemikiran. Namun pada usia lima belas, huruf-huruf menari menjauh. Cahaya memudar, garis-garis membocor jadi kabut. Dokter menghela napas panjang: tak ada obat; kebutaan akan datang.

Di rumah, ibunya memegang tangan putranya. “Kau masih bisa belajar.”

“Apa gunanya jika aku tak bisa melihat?” tanya George, bibirnya retak oleh takut.

“Belajar mendengar. Belajar mengingat. Belajar percaya.” Suara ibunya seperti selimut.

Sejak hari itu, saudari-saudarinya bergantian membacakan buku ke telinganya. George menutup mata—bukan karena menyerah, melainkan fokus—menghafal kalimat, menata logika dalam ruang yang tak bergambar. Ia membangun perpustakaan di dalam dirinya.

Cinta di Tepi Clyde

“I rest my weary soul in Thee.”
Jiwaku yang letih beristirahat pada-Mu.

Ia bertemu gadis itu di kampus: senyum sederhana, tawa yang menenangkan. Mereka berjalan sepanjang Sungai Clyde; air berkilau seperti kaca pecah di matahari. George menceritakan filsafat, gadis itu membalas dengan puisi—mereka menanam rencana masa depan di percakapan yang panjang.

Suatu sore, George menghentikan langkah. “Aku harus jujur,” katanya. “Mataku… sebentar lagi aku mungkin buta sepenuhnya.”

Gadis itu menggenggam jemarinya. Sunyi. Burung camar melewati kepala mereka, berteriak seperti garis di langit. Lalu, dengan suara yang patah, gadis itu berbisik: “Aku… aku tak sanggup hidup dengan suami yang buta.”

Kata-kata itu menggelinding dari bibirnya seperti batu. Mereka berpisah di tepi sungai. George berjalan pulang, menelusuri jalan tanpa melihat, tetapi mengerti: kehilangan bisa lebih gelap dari malam.

Di kamarnya, ia berlutut. “Tuhan,” katanya pelan, “jika semua cinta pergi, jangan Engkau.”

Panggilan di Innellan

“I give Thee back the life I owe.”
Kukembalikan hidup yang kumiliki pada-Mu.

Laut Clyde memantulkan langit abu-abu ketika George tiba di Innellan, desa kecil yang basah dan wangi garam. Gereja berdiri sederhana; bangku-bangkunya memeluk jejak doa bertahun-tahun. George ditahbiskan. Suaranya, yang selalu tenang, mengalun dari mimbar seperti musik kamar—tidak keras, tapi menyusup ke hati.

Ia belajar “melihat” lewat suara: dengung lilin, batuk tertahan seorang janda, dengusan anak kecil yang bosan. Setiap rumah yang ia kunjungi punya musik sendiri: panci mendidih, pintu engsel tua, doa yang malu-malu. Ia menghafal nama dengan menyentuh cerita.

Suatu hari, seorang perempuan dengan pelindung kepala hitam datang. “Suamiku hilang di laut.”

“Namanya?” tanya George.

“Angus.” Nama itu pecah di lidahnya, seperti ombak memecah ke batu.

George meraih tangannya. Kulitnya dingin. “Tuhan tidak menenggelamkan namanya,” katanya. “Ia mengingat setiap butir pasir.”

Perempuan itu terisak, kepalanya menunduk. Di ruang sempit itu, hadirat yang tak terlihat berdiri di antara mereka, memanaskan udara.

Membaca Tanpa Mata

“That in Thine ocean depths its flow…”
Agar di samudra-Mu alirnya…

George menulis khotbah-khotbah yang rapi, memintal teologi dengan pengalaman. Saudari-saudarinya menjadi mata dan tangannya: membacakan Kitab Suci, mencatatkan draf, memperbaiki ejaan. George mendikte pelan, kata demi kata, seolah menapak lantai yang bisa retak kapan saja. Ia belajar ‘mendengar’ ciri setiap kata—mana yang berat, mana yang lembut—dan menaruhnya tepat di tempat masing-masing.

Pada malam-malam sepi, ketika angin mengetuk genting, ia mengulang Mazmur dalam hati hingga tenang. Kegelapan tidak selalu musuh; kadang ia hanya selimut yang mengundang orang untuk tidur di pangkuan Allah.

Malam Sebelum Pernikahan

“May richer, fuller be.”
Semoga lebih kaya, lebih penuh.

6 Juni 1882. Rumah pastori seperti kapal—penuh orang, penuh suara, penuh gerak. Salah satu saudari George akan menikah esok hari. Gaun putih tergantung di pegangan lemari; wangi sabun mandi berterbangan di lorong. Tawa naik-turun seperti burung pipit.

George mundur ke kamar atas. Ia duduk. Tongkatnya bersandar di dinding, jam saku di atas meja berdetak halus. Kebahagiaan di bawah mengalir ke lantai ini, tapi sampai di hatinya, tiba-tiba mengendap pekat. Ingatan lama mengetuk: wajah yang dulu dicintainya, suara yang berkata tak sanggup. Ia memejamkan mata—kebiasaan yang tak lagi perlu, tapi menenangkan.

“Tuhan,” gumamnya, “Engkau tahu semua jalan yang tak mampu kutempuh.”

Suatu yang lembut—seperti cahaya yang tidak menyilaukan—menyentuh bagian terdalam dirinya. Kata-kata bangkit, bukan lewat mata, melainkan dari sumur yang lebih dalam dari air mata. Ia meraba pena, kertas, dan menulis. Tidak susah payah; tidak diseret—mengalir.

“O Love that will not let me go,”
Kasih yang tak akan melepaskanku,
“I rest my weary soul in Thee.”
Jiwaku yang letih beristirahat pada-Mu.

Empat bait, tak sampai lima menit. Setelah titik terakhir, George meletakkan pena. Di bawah, tawa masih berloncatan. Di dalam, badai berhenti. Ia mencondongkan tubuh ke sandaran kursi, mendengarkan detak jam. Rasanya seperti baru pulang ke rumah—bukan rumah kayu, melainkan rumah yang dibangun dari janji.

Ketika Jemaat Bernyanyi

“O Joy that seekest me through pain.”
Sukacita yang mencariku melalui duka.

Mula-mula, hanya jemaat Innellan yang menyanyi. Lalu lagu itu menyeberangi teluk, masuk ke gereja lain, ke kota lain, ke negeri lain. Orang-orang menyanyikannya di antara kursi duka dan bangku pengharapan. Kata-kata itu menemukan bibir mereka yang tak punya kalimat untuk patah hati sendiri.

Seorang pelaut pulang dan tak menemukan rumahnya—terbakar. Di kebaktian berikutnya, ia berdiri, suaranya pecah, tetapi ia menyanyi. Seorang ibu yang kehilangan bayi memeluk lengan kursi, mengangkat wajahnya yang bengkak, dan menyanyi. Bahkan seorang pemuda yang kecewa, yang hendak meninggalkan gereja, mendadak terdiam saat bait itu lewat di udara, seolah seseorang menyebut namanya.

Sesudah kebaktian, George duduk sendirian sejenak, mendengar gema itu turun naik di pilar kayu. Ia berbisik: “Bukan aku.” Lalu menambahkan, “Tetapi aku bersyukur dipakai.”

Edinburgh, Mimbar yang Lebih Tinggi

“O Cross that liftest up my head.”
Salib yang mengangkat kepalaku.

George dipanggil ke St. Bernard’s Church, Edinburgh. Bangunannya besar; mimbar lebih tinggi, jemaat lebih banyak. Tetapi cara ia menyentuh hati tak berubah: pelan, tenang, tepat. Ia menyusun kalimat seperti tukang kayu menyatukan papan—tanpa pamer, tapi kokoh.

Di ruang konseling, seorang pemuda menggebrak meja kecil. “Kenapa Tuhan membiarkan aku gagal?”

“Karena kegagalan pintu yang menutup?” tanya George.

“Ya.”

“Kadang pintu yang menutup menyelamatkan kita dari kamar yang salah.” George tersenyum samar. “Dan Tuhan menunggu di lorong.”

Pemuda itu tertawa getir, lalu diam. Di ujung percakapan, ia berkata, “Bagaimana Anda memimpin tanpa melihat?”

George menyentuh tongkatnya, sejenak. “Aku diajari menatap dengan cara lain.” Ia mengetuk dadanya pelan. “Ke sini.”

Menulis dengan Mulut, Membaca dengan Telinga

“I trace the rainbow through the rain.”
Kulacak pelangi di balik hujan.

Buku-buku teologi lahir dari mulut George, bukan dari tangannya. Ia mendikte pagi-pagi, jeda di siang, lanjut sore. Saudari-saudarinya menjadi pena yang setia, merawat tanda baca seperti merawat tanaman. Kadang ia meminta satu kalimat diulang berkali-kali—bukan karena ragu, melainkan karena ia mencari nada yang tepat.

Sore hari, ia berjalan pelan di halaman, meraba udara yang wangi tanah basah. Di dunia tanpa gambar, Tuhan mendidiknya membaca pola lain: timbre suara, berat napas, kecepatan langkah. Dari hal-hal itu, ia menebak apakah seseorang sedang patah, marah, atau hendak menangis. Dan ia menyiapkan kata yang sesuai.

Surat dari Jauh

“I dare not ask to fly from Thee.”
Tak berani kupinta terbang dari-Mu.

Surat-surat datang. Dari pulau kecil di Asia—seorang penginjil menulis bahwa lagunya menjadi pelita di rumah yang hanya punya satu lilin. Dari Amerika—seorang perempuan di bangku kayu Dakota menulis bahwa bait ketiga menyelamatkannya dari niat putus asa. Dari pelaut—dari janda—dari pendeta—dari pelajar.

George membaca lewat telinga—saudarinya mengucapkan setiap kata. Ia menyimpan beberapa, membalas beberapa. Yang tak ia balas, ia doakan. Doa-doa itu seperti kapal kertas kecil yang ia letakkan di sungai, percaya akan tiba entah ke pantai siapa.

Senja, Saat Jam Lebih Jelas

“From morn to night, Thy mercies keep.”
Dari pagi ke malam, rahmat-Mu memelihara.

Seiring tubuhnya melemah, ritme harinya mengerucut: doa—mendikte—menerima—mendoakan—istirahat. Ia menua seperti kota tua yang masih menyimpan aroma roti pagi. Kadang-kadang ia tertawa saat orang menyangka ia sendu. “Aku tak sedih,” katanya suatu kali, “aku hanya menghemat kata.”

Pada suatu sore yang panjang, ia duduk di kursi dekat jendela yang tak lagi ia lihat. Dari bawah, anak-anak berlari, menjerit kecil. Dari gereja, suara latihan paduan suara merayap ke dinding—bait lagunya, dinyanyikan oleh generasi yang tak pernah melihat wajahnya.

Ia menutup mata—kebiasaan lama—dan mengulang pelan: “Kasih yang tak pernah melepaskanku…” Bibirnya membentuk senyum yang hampir tak terlihat.

Keheningan yang Tidak Kosong

“Life shall endless be.”
Hidup akan tak berkesudahan.

28 Agustus 1906. Pagi melayat hingga sore. George berbaring tenang; di lehernya, nadi seolah sudah menulis kalimat terakhir. Kabar berpindah dari mulut ke mulut, lalu ke koran, lalu ke negeri-negeri lain. Jemaat berkumpul, bukan untuk meratap yang bising, tetapi untuk berterima kasih: atas suara seorang gembala yang membuat mereka tahan berdiri di badai.

Di udara, lagunya tinggal sebagai jejak—mirip aroma yang tersisa setelah seseorang lewat: tidak terlihat, tapi terbukti. Dan orang-orang yang pernah menyanyi kini menyadari, selama ini mereka tidak sekadar menyanyi bait milik seorang penulis; mereka sedang menyanyikan doa yang, entah bagaimana, juga milik mereka sendiri.

Warisan yang Mengalir

“O Love that will not let me go.”
Kasih yang tak akan melepaskanku.

Bertahun-tahun setelahnya, di gereja yang jauh, seorang anak—yang tidak tahu siapa George Matheson—mendengar ibunya menyanyikan bait pertama di dapur. Anak itu bertanya, “Itu lagu siapa?”

Ibunya mengangkat bahu. “Seorang yang mengerti bahwa Tuhan tidak pergi.” Lalu melanjutkan pekerjaan: mengaduk sup, mengetuk sendok, menutup panci. Uap naik; lagu tinggal melayang di langit-langit.

Di penjuru lain, seorang pendeta yang letih berdiri di mimbar kosong. Ia tak punya kata. Lalu, seperti tangan yang ringan, bait itu menyentuh bibirnya; ia mengucapkannya pelan, dan kata-kata lain menyusul. Jemaat pulang membawa sesuatu yang tidak mereka sadari: keberanian kecil untuk besok.

Dan di suatu sore yang lain lagi, seorang penulis muda—yang belum pernah melihat pegunungan tanpa kabut—membaca kisah pria buta yang menulis doa tercepat sepanjang hidupnya. Ia menutup buku, menatap jendela, dan entah mengapa yakin: bila cahaya memudar, bukan berarti halaman cerita selesai. Terkadang, persis saat itu—di tepi kegelapan—pena menemukan kalimat terbaiknya.

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH DUA - UJIAN BAGI UMAT ALLAH

 


Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Wahyu 12:17


"Kita tidak perlu tertipu. Pemandangan-pemandangan ajaib, yang erat hubungannya dengan Setan, akan segera terjadi. Firman Allah menyatakan bahwa Setan akan mengadakan mujizat. Ia akan menjadikan manusia sakit lalu kemudian dengan tiba-tiba mencabut kuasa Setannya dari mereka. Maka mereka akan dianggap sudah sembuh. Pekerjaan yang tampaknya menyembuhkan ini akan menyebabkan orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh menghadapi ujian. Banyak yang memiliki terang besar akan gagal berjalan di dalam terang itu, oleh sebab mereka tidak bersatu dengan Kristus.” Selected Messages, Buku 1, hl. 53.


"Saya melihat umat kita berada dalam kesusahan besar, menangis dan berdoa, sambil memohon kepastian janji Allah, sedangkan orang jahat berada di sekeliling kita, mengolok-olok kita dan mengancam untuk membinasakan kita. Mereka mengejek kelemahan kita, mereka mengolok-olok kecilnya jumlah anggota kita, dan menggoda kita dengan kata-kata yang terasa sangat menyakitkan. Mereka menuduh kita dengan pendirian bebas yang berpisah dari seluruh dunia. Mereka menghalangi sumber kehidupan kita sehingga kita tidak boleh membeli atau menjual, dan menuduh kita sebagai penyebab kemiskinan dan kekacauan. Mereka tidak dapat melihat bagaimana kita hidup tanpa dunia; tadinya kita bergantung atas dunia, dan kita harus menyerah kepada adat istiadat, praktek-praktek dan undang-undang dunia, atau kita harus keluar dari sana.


Jikalau hanya kita saja orang-orang di dunia yang dikasihi Tuhan maka gelagatnya mengerikan terhadap kita. Mereka menyatakan bahwa mereka memiliki kebenaran, bahwa mujizat ada di antara mereka, bahwa malaikat dari Sorga berbicara dengan mereka, dan berjalan dengan mereka, bahwa kuasa besar, tanda-tanda dan mujizat dilakukan di antara mereka, dan inilah Millenium Duniawi, yang telah lama mereka tunggu-tunggu. Seluruh dunia telah ditobatkan sesuai dengan hukum hari Minggu (bukan lagi hari sabat), dan kelompok kecil orang-orang yang lemah ini berdiri di luar perlindungan hukum negeri, dan hukum Allah, dan mengaku hanya merekalah orang-orang yang benar di bumi." Letter 6,1844.


"Umat Allah tidak akan mendapat keamanan dengan mengadakan mujizat, sebab Setan akan meniru setiap mujizat yang mungkin dilakukan. Mereka harus berdiri di atas Firman yang hidup, “Adalah tersurat." Selected Messages, Buku 2, hl. 55.


Orang banyak di dunia akan memilih hari sabat palsu (hari minggu), gantinya hari Sabat yang benar (hari Sabtu), oleh sebab mereka lebih menyukai kesenangan dunia, dari pada menderita sementara berada di dunia, yang ketika Yesus datang kedua kali; mereka yang menderita akan menerima hidup kekal, sedang mereka yang menyenangi dunia akan menerima hukuman yakni kematian kekal.


Tidak banyak orang yang mengerti bahwa tidaklah cukup bagi kita untuk hanya menjadi Umat Allah dan kemudian selamat. Sebagai umat Allah di bumi yang berdosa, banyak orang yang mengaku bahwa mereka adalah umat Allah, dengan demikian berharap akan beroleh hidup yang kekal itu: Namun, tidak semua umat Allah akan diselamatkan. Hanyalah mereka yang dipilih, dari antara umat Allah, yakni yang disebut umat pilihan yang akan diselamatkan. Kita harus menjadi umat pilihan; dan sebagai umat Allah, untuk menjadi umat pilihan, kita harus melalui ujian, dan salah satu penguji kita adalah menguduskan hari Sabat.


Banyak orang Kristen sekarang mengaku bahwa mereka percaya pada Allah, namun apabila ditanya apakah Allah percaya pada mereka, maka mereka menjadi ragu-ragu, oleh sebab mereka belum menjadi umat pilihan. Dan, umat pilihan Allah adalah mereka yang memelihara hari Sabat.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

2 Aug 2025

Roh Kudus

Tak terlihat tapi suara-Nya 
Dapat di dengar oleh 
Setiap hati manusia fana 
Kehadiran-Nya dalam hidup ini 

Allah Yang Maha Kuasa 
Roh Kudus yang lembut 
Selalu berbicara di hati
Yang bersalah dan berdosa

Memohon kepada Bapa 
Dalam Nama Anak-Nya pengampunan 
Bagi mereka yang tidak dapat 
Mengungkapkan dengan kata mereka 


Kadang kata tertahan dalam
Hati yang kecewa dan
Bersedih namun hanya bisa 
Terdiam kemudian datang tangisan 

Terlihat wanita atau pria 
Itu kuat tapi hati 
Siapakah yang dapat membaca?
Hanyalah Dia yang Kudus 

Dia yang dapat membaca 
Setiap hati manusia juga
Dapat memberikan bisikan untuk 
Jalan keluar setiap masalah 

Dengarkanlah Dia maka kau
Akan berbahagia karena Tuhan 
Jika kau mendengar suaraNya
Maka Tuhan masih di hatimu 


1 Aug 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA PULUH SATU - SETAN MENYAMAR SEPERTI KRISTUS



Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia, kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu. Yehezkiel 20:19, 20

Adalah pekerjaan anti Kristus yang mengubah dan memalsukan hari Sabat; padahal Allah memerintahkan untuk menguduskan hari SabatNya. Untuk itu Setan akan berupaya seberapa dapat, bahkan akan menyamar sehingga menyerupai Kristus dengan satu tujuan, ialah hendak menyesatkan semua manusia. Ia akan membuat mujizat dan tanda-tanda ajaib. Nanti ketika ia mengumumkan hari sabatnya sendiri, barulah ketahuan bahwa ia adalah Kristus palsu.

"Pada zaman ini anti Kristus akan muncul seperti Kristus yang sebenarnya, lalu hukum Allah akan ditiadakan sepenuhnya pada bangsa-bangsa di dunia kita. Pemberontakan melawan hukum kudus Allah akan benar-benar menjadi matang. Tetapi pemimpin yang sebenarnya atas segala pemberontakan ini adalah Setan yang berpakaian seperti seorang malaikat terang. Manusia akan tertipu dan akan meninggikan dia ke tempat Allah, dan mendewakan dia. Tetapi Yang Mahakuasa akan turun tangan, dan kepada gereja-gereja yang murtad yang bersatu dalam meninggikan Setan, hukuman akan berlangsung, sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah yang menghakimi dia, adalah kuat."' Testimonies to Ministries, hl. 62.

"Dengan menyaru seperti seorang malaikat terang, ia (Setan) akan menjelajahi bumi sama seperti pekerja yang mondar-mandir Dengan bahasa yang indah ia akan meninggikan perasaan yang halus. Kata-kata yang baik akan diucapkannya, begitu juga dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Kristus akan ditiru, tetapi pada satu titik akan ada perbedaan yang dapat dikenal. Setan akan membelokkan orang-orang dari hukuman Allah."-Fundamentals of Christian Education, hl. 471, 472.

"Ia akan memaklumkan bahwa hari Sabat sudah diubah dan hari ketujuh kepada hari pertama dalam minggu; dan sebagai tuan atas hari pertama dalam minggu ia akan menyuguhkan hari sabat palsu ini sebagai ujian kesetiaan kepadanya."--Manuscript 153, 1902.

"Tidaklah mungkin memberikan suatu gagasan pengalaman umat Allah yang akan hidup di atas bumi bilamana kemuliaan abadi dan ulangan penganiayaan masa silam akan bercampur-baur. Mereka akan berjalan di dalam terang yang memancar dari takhta Allah. Dengan perantaraan malaikat-malaikat akan ada hubungan tetap antara sorga dan bumi. Dan Setan, dikelilingi oleh malaikat-malaikat jahat, dan mengakui sebagai Allah, akan mengadakan bermacam-macam mujizat, untuk menipu, sekiranya mungkin sampai kepada umat pilihan. Umat Allah tidak akan menemukan keselamatan mereka dalam melakukan mujizat, karena Setan akan meniru mujizat yang akan dilakukan. Umat Allah yang dicobai dan diuji akan memperoleh kuasa mereka dalam tanda yang dikatakan dalam Keluaran 31:12-18. Mereka harus menyatakan pendirian mereka dengan perkataan hidup: "Adalah tersurat." Inilah satu-satunya landasan di atas mana mereka dapat berdiri dengan aman."— Testimonies, jilid 9, hl. 16.

Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

26 Jul 2025

Diksi kasih sayang

 Judul:diksi kasih sayang

Daftar isi................................1

Kata pengantar......................2

Pendahuluan..................3

1.karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

A.Cerpen:

Kepergianmu Mama.............1

Sebuah Wasiat........................2

Sebuah Asal-usul.....................3

Suka dan Dukaku.....................4

Rindu Prima.............................5

Maafkan aku Mama..................6

Munculnya Rindu.....................7

Detik terakhir............................8

B.Senandika:

File penyimpanan part 1................1

File penyimpanan part 2...............2

File penyimpanan part 3...............3

Sebuah identitas part 1...................4

Sebuah Indentitas part 2................5

Sebuah identitas part 3..................6

Ironi Bulan Juni part 1........................7

Ironi Bulan Juni part 2........................8

Ironi Bulan Juni part 3........................9

Cita-cita Abadi part 1......................10

 Cita-cita Abadi part 2......................11

 Cita-cita Abadi part 3..............................12

Kantong penyimpanan part 1...............13

 Kantong penyimpanan part 2..............14

Kantong penyimpanan part 3................15

Suka duka si Sembilan part 1...............16

Suka duka si Sembilan part 2................17

Suka duka si Sembilan part 3..................18

Bukan sebuah keburukan part 1..............19

 Bukan sebuah keburukan part 2.............20

Bukan sebuah keburukan part 3...............21

Beribu-ribu Rasa Rindu part 1............22

 Beribu-ribu Rasa Rindu part 2............23

Beribu-ribu Rasa Rindu part 3..............24

Dua Alam yang berbeda part 1.............25

Dua Alam yang berbeda part 2..............26

Dua Alam yang berbeda part 3..............27

 Kenangan kita part 1............28

Kenangan kita part 2.............29

Kenangan kita part 3.............30

Hidup menyendiri part 1..............31

Hidup menyendiri part 2...............32

Hidup menyendiri part 3...............33

 Sebuah tugas part 1................34

 Sebuah tugas part 2................35

Sebuah tugas part 3.................36

C.puisi

Kepergianmu.........1

Makna hidup..........2

 Sampai akhir hayat..............3

Maafkan aku Ma..............4

Metamorfosis sempurna................5

Tidak tercapai..............6

 Bayangan Duka.....................7

 Sebuah pengakuan.................8

Mimpi Buruk.......................9

Rasa Terimakasihku.............10

Meraih Sukses......................11

 Sebuah Situasi.....................12


Kata pengantar:

Ini Adalah kumpulan Senandika & puisi Prima

Yang ia Tulis, karena Rasa Rindu Dirinya kepada sang ibu Yaitu I Putu Supainten Kristin yang meninggal dunia pada 23 Mei 2025 Silam Karena sakit komplikasi (infeksi jamur mulut, infeksi Paru-paru & Asam lambung) yang beliau derita selama empat bulan terhitung dari bulan februari-Mei dan sempat di Rawat di Rumah sakit selama satu minggu.

Pendahuluan:

1.Makna Rindu:

Rindu adalah perasaan ingin bertemu atau kembali kepada seseorang atau sesuatu yang dirasakan dekat, namun tidak bisa diwujudkan saat ini. Secara lebih luas, rindu bisa juga berarti keinginan kuat untuk memiliki atau mengalami sesuatu yang telah hilang atau tidak ada lagi dalam kehidupan saat ini.

2.Makna Senandika:

Senandika adalah wacana seorang tokoh dalam karya sastra yang berbicara pada dirinya sendiri, digunakan untuk mengungkapkan perasaan, konflik batin, atau memberikan informasi kepada pembaca atau pendengar. Secara etimologis, senandika bisa berasal dari kata "ngandika" atau "andika" dalam bahasa Jawa/Sansekerta yang berarti bercerita atau bertutur.

3.Makna puisi:

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan perasaan dan pikiran penyair melalui kata-kata yang indah dan bermakna. Puisi ditandai dengan penggunaan bahasa yang padat, ritme, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga sering menggunakan gaya bahasa seperti metafora, simile, dan personifikasi untuk memperdalam makna.

Rindu Terkadang menyesakkan dada,terlebih Rindu Terhadap orang yang telah diada lagi di dunia ini untuk Selamanya,Mari kita mengobati Rindu Dengan goresan kata demi kata yang terukir indah sesuai dengan imajinasi kita Melalui Senandika dan puisi berikut ini

4.Makna Cerpen:

Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek, yaitu karya sastra berbentuk prosa naratif fiktif yang menceritakan kisah singkat dan padat. Cerpen biasanya berfokus pada satu tokoh utama dan satu konflik utama, dengan penyelesaian yang relatif cepat.

5.Makna Quotes:

"Quot0es" dalam bahasa Indonesia berarti kutipan. Secara umum, "quotes" merujuk pada ungkapan, kalimat, atau frasa pendek yang diambil dari suatu sumber, seperti buku, pidato, lagu, film, atau perkataan seseorang, yang dianggap memiliki makna mendalam atau menginspirasi.

A.Cerpen


Quotes 1

Keterbatasan bukanlah halangan Tapi lecutan untuk memuliakan Tuhan, Hidup untuk menggenapi janji Tuhan bukan untuk menanggih janji Tuhan

Genapilah janji Tuhan Sesuai dengan kemampuanmu

 

                Kepergianmu Mama

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Sama seperti bulan-bulan Sebelumnya, Prima sibuk mengurus konten

Untuk komunitas Christian Disability Community (CDC) dan mempersiapkan Naskah untuk buku Solo ke Enamnya, yang Ia

Beri Judul Goresan detik terakhir.

Terlebih kini ia juga di pilih menjadi Admin medsos untuk komunitas

Online yaitu INFINITY – Inspiring & Talented Disability Community,.

Yang di rintis oleh seorang tuna Netra Asal Malang yang sering Di Sapa Pak Adi.

“Ah, Akhirnya buku yang menuliskan tentang kisah hidup kami, CDC, DCC dan Center for Christ Terlealisasikan juga.” Gumam Prima Seraya menulis

Dengan duduk di Atas tempat tidurnya, Prima Enggan merapikan tempat tidurnya, karena pikirnya “Semua ini harus Aku segera terealisasi nih.”

Terlebih ia sangat berharap dapat bertemu dengan Ibu Eka Harimiati, Mempertemukan Suhartatik dan Yuyun Dengan Kristin Dan ke tiga

Komunitas yang telah ia Tulis di kenal oleh banyak orang.

Tiba-tiba Datanglah Kristin dan berkata “Prima, Coba Hubungi mbok Kayan,

 Tanyakan kapan pulang kampung,Mama kagen.” Dengan Segera Prima pun

Berkata “oke, Baiklah Ma.”. Sambil mengklik tombol WhatsApp, Akhirnya Prima, kristin dan mbok Kayan pun sepakat akan pulang kampung pada tanggal 8 Maret 2025 dengan mengendari mobil milik mbok Kayan.

                *****************

Irin Putri pertama dari pasangan Cornelius Huru dan Serlyn Wadu

Pun ikut serta dengan Prima dan Kristin, prima Sudah menganggap

Ke dua putri Serlyn dan cornelius seperti keponakannya Sendiri,

Meskipun ke dua keluarga ini tidak Ada Hubungan Darah.

Singkat cerita perjalanan dari Denpasar ke desa batungsel di tempuh

Dalam waktu 4-5 jam, karena perjalanan yang Jauh Akhirnya mereka

Pun beperaba kali beristirahat, baik di Toko Terdekat untuk membeli

Beperaba Camilan.

“Aduh Aku capek lagi, kita istirahat di sini lagi yuk yang.” Kata nengah

Kepada kayan “Ya, yuk yang.” Jawab kayan “Gimsna dengan yang lain?, Apakah setuju?” Tanya Kayan seraya menoleh ke bangku belakang, “Setuju.” Jawab enjel, Komang, Kadek, Irin Prima Dan Kristin, “ia itu ada

Pohon Rindang di depan.” Sahut nengah.

Mereka pun beristirahat di tempat itu, irin, Kadek, Komang dan enjel

Pun bermain dengan Riang “nek!,nek! Kak Irin ketemu buah nih, boleh

Bawa ke kampung?, untuk main sama kakak-kakak.” Kata bocah berumur

Empat Tahun itu.

“ia,boleh.” Jawab Kristin singkat, oleh karena mulutnya sedang sakit,

Sudah hampir satu bulan ini ia sariawan Namun tidak kunjung sembuh.

“Ayo, naik ke mobil istirahat kita sudah cukup.” Kata nengah, mereka

Pun masuk mobil secara bergantian, setelah di pastikan tidak ada yang

Tertinggal mobil pun Segera jalah “kayan dan tengah, Tahu tidak tempat kita beristirahat itu ternyata kuburan lho.” Seluruh penumpang pun kaget,

Terlebih kayan “ah yang benar Saja Tan?” Tanya Kayan Heran, “iya betul.”

Jawab Kristin “berarti bocil-bocil ini bawa buah kelapa dari kuburan dong Ma.” Jawab Prima “ia prima.” Jawab Kristin kembali

                 ******************

Sesampainya di Desa batungsel, keluarga Nasa pun menyamput kedatangan mereka, “Trus ibadah kalian besok Minggu gimana?”

Tanya Nasa “Ah, Mudah itu paman,kan ada pengecualian misal perjalanan jauh dan lainnya.” Penjelasan prima.

Mereka pun makan malam bersama,Namun Kristin hanya makan sedikit,

“ayo Makan yang banyak mbok,kan di sini ada sawah jadi beras melimpah.”

Jelas Sugiarti, Kristin pun menjelaskan prihal sakitnya tersebut, “Eh Tante Sudah mengempes,Semoga besok sembuh.” Kata Kayan seraya mengecek mulut Kristin.

Namun saya tidak sesuai dengan harapan sariawannya tak kunjung

Sembuh, Akhirnya prima pun memutuskan untuk curhat kepada

Teman-temannya di komunitas CDC dan doa Satu Jam bersama,

“wah ajak saja ke puskesmas prima,agar tidak terlambat mendapatkan.”

Saran teman-temannya.

Prima pun, menuruti Saran Teman-temannya, “yuk Ma ke puskesmas Terdekat, periksa kesehatan Mama.” Kristin pun menjawab “Emang kamu

Bisa mengurus Mama?” Prima pun menyakinkan Kristin Dan Kristin pun Mau pergi ke Puskesmas.

Namun sayang karena satu dan lain hal pengobatan lanjutan pun

Di tunda hingga tanggal 8 Juni 2025.

                 *****************

3 bulan kemudian, kesehatan kristinpun semakin menurun, Akhirnya

Serlyn dan prima pun berunding, “Prima, sepertinya Mamamu harus

Di bawa ke Rumah sakit terdekat.” Prima pun hanya terdiam “kits,harus

Meminta bantuan ke gereja nih.” Prima pun hanya mengangguk tanda

Setuju.

Akhirnya Kristin pun di bawa ke Rumah sakit terdekat ,Namun karena peralatan kurang memadai Akhirnya Kristin Pun Di Rujuk ke Rumah Sakit

Yang lebih besar, “Ma,memang Aku ingin mencoba belajar mandiri, tapi tidak bengini juga caranya.” Gumam Prima Seraya menanggis,

Selama satu minggu Di Rumah sakit prima tidak di perbolehkan menjanga

Sang Mama, oleh karena sakit Infeksi Paru-paru yang ia Derita.

Kristin kini bernapas pun memerlukan oksigen, oleh karena kesehatannya

Semakin hari semakin Menurun, akhirnya setelah satu Minggu di Rawat

Di Rumah Sakit’ Akhirnya Kristin pun menghempuskan Napas terakhirnya

Pada 23 Mei 2025.

Setelah berunding dengan penatus Gereja dan keluarga Sahabatnya

Serlyn,Prima pun memutuskan untuk tinggal di yayasan Cornelia Elshadai

Tabanan, prima Akan pergi ke Yayassn Tersebut Pads tanggal 13 Juni 2025

Dengan di antar oleh keluarga Sahabatnya dan penatua Gereja.

Sebelum ke Yayasan serlyn pun mengajak Prima

Ziarah ke Makam sang Ibunda tercintanya, “sebelum ke Yayasan, kita Ziarah dulu yuk Prima.” Prima Pun Setuju “Ayok serlyn,saya beli bunga Dulu.” Prima pun mengayunkan tongkatnya dan pergi ke pasar membeli Bunga.

“Hmmm....... ternyata Bulan Juni Adalah bulan Asrama bagiku.”

Kata Prima Di Dalam Hati, “ah Aku tidak boleh membuat sedih keluarga Serlyn dan keluarga ibu Pdt Sahala nih.” Kata.prima di Dalam hati, lalu ia pun memulai obrolan memecah keheningan yang terjadi Sedari dadi.

Setelah berziarah keluarga Serlyn dan Pdt Sahala pun Sepakat mengajsk

Prima jalan-jalan kesebuah pantai karang lalu dinner di sebuah Restoran,

Karna esok hari mereka Akan berpisah dengan Prima, di tempat pariwisata

Tersebut prima pun sempat merekam beperaba video kenangan dan Selfi

Bersama dua keluarga yang menghiburnya lalu mempostingnya di media sosial pribadinya.

                              Tabanan,17 Juli 202

Quotes  2

Lebih baik di anggap lemah oleh orang lain dari Pada menjadi Omongan Orang lain.

                   Sebuah Wasiat

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Suatu hari saat Prima sedang Asyik menulis, Tiba-tiba Prima, Melihat

Kristin sedang melamun, Namun Prima saat itu Seolah kehilangan keberanian untuk bertanya, karena tidak ada Respons dari Prima akhirnya

Kristin pun pergi ke kamar Serlyn.

Sekilas prima mendengar serlyn berkata “ysng Sabar Bu,pasti ibu Sembuh kok.” Di situlah Prima Sadar bahwa kristin ingin Curhat,Namun Prima

Tidak Peka, “oh Mama ingin Curhat toh.” Gumam Prima Seraya melanjutkan

Karya tulis yang telah ia garap sejak lama, Namun ia Selalu Skip oleh karena keinginannya bertemu dan membertemukan.

“Apa Aku Terbitkan sekarang nih naskah ya?” kata Prima di Dalam hati, “Ah tidak boleh, Aku harus Fokus dengan tujuanku Yaitu menuliskan kisah hidup kami dan

Komunitas Disabilitas yang aku penggag.” Kata Prima kembali di Dalam hati, “Tapi benar juga kata Wira, bembaca agar tidak bosan,lagian ini Naskah tinggal tambah sedikit lagi.” Kata Prima di dalam hati.

Oleh karena, Prima binggung dengan karya tulisnya, Ia pun tak mendengar

Secara jelas Apa yang di curhat kan Sang Ibunda tercinta kepada Sahabatnya tersebut, padahal kamar mereka berdekatan, apa yang di berbincangkan pasti terdengar,ia pun enggan menyusul ke kamar sahabatnya Tersebut.

                     ****************

Kini Sudah satu minggu, kristin berpulang, dengan keadaan kamar yang

Sepi Akhirnya prima pun memutuskan ke kamar Serlyn “Masak sudah, Beres-beres kamar Sudah, kemar Serlyn Ah,jenuh nih.” Pikir Prima Seraya

Mengambil Hanponenya.

Di kamar Serlyn mereka membahas banyak hal, tentang kenangan bersama Kristin, “Prima,Tahu Tidak saat Mamamu kesini Kenapa?”, tanya Serlyn “Tahu Curhat kan?” jawab Prima “Curhat tentang Apa?” tanya Serlyn Prima

Pun menggelengkan kepala tanda Tidak Tahu

“Saat itu Mamamu curhat Prima, Beliau sangat Sedih karena sakit yang di deritanya tidak kunjung Sembuh.” Di situlah Prima menangis histeris,

Sambil menangis sesenggukan Prima Pun menceritakan Alasannya Selama ini kurang perhatian dengan sang Ibunda

“Oleh karena hal inilah mengapa saya kurang perhatian kepada Mama Serlyn.” Sambung Prima Seraya meneteskan Air Mata

“Waktu itu Mamamu berwasiat Agar Prima Tetap bersama kami,Apa pun keadaanya, Namun maaf karena Alasan inilah sementara kami tidak bisa menjalankan Wasiat Tersebut.” Kata Serlyn “suatu Saat bila urusan kami Selesai dan telah memiliki Rumah Sendiri, Tidak kost seperti saat ini, kami

Akan laksanakan Wasiat Tersebut.” Kata Cornelius menimpali omongan Sang istri.

“ia, kakak-kakak Saya Paham, hanya saja saya sedang mengikuti pendalaman Alkitab dari center for Christ selain itu saya punya janji kepada

Almarhum kak Stevy Prihal komunitas kami yaitu CDC.” Kata Prima Seraya

Menceritakan janjinya kepada perintis komunitas yang sangat ia kagumi

Tersebut “ya,Sudah pasrah saja Prima.” Jawab Serlyn.

                        Tabanan,17 Juli 2025


Foto Prima di Makam Kristin

Foto Kristin yang di penggang oleh Zefanya 


Quotes 3

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.


                  Sebuah Asal-usul

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi


Hari ini Prima menjalani rutinitas seperti

Biasanya, ia baru Saja mengubah Haluan

Buku Kisah bajang Prima, Yang Rencana Awalnya

Adalah menulis kisah hidup Dirinya Dan Kristin,

Namun karena terharu Akan kisah Putri Windiahari

Yang Sangat Mengharukan “Hmmm...........lebih Baik

Aku mengalah Saja Deh.” Gumam Prima Seraya

Menarik nafas lega.

Tiba-tiba di Hanpone yang ia penggag Ada Notifikasi

Anda Telah di tambahkan di grup ini, Akhirnya Prima

Pun Chat ke Nomor WhatsApp yang menambahkan

Nomor kontak dirinya ke WhatsApp grup tersebut

[“Shallom,Bunda Natalia, Saya Ijin bertanya kok Saya di

Tambahkan ke Grup WhatsApp ini ya?”] tak lupa Prima

Pun melampirkan Screenshot.

Natalia pun menjelaskan [“oh, grup itu Memang sengaja

Bunda buat, untuk Alumni Yayasan bunga Bali, yang memiliki hobiy

Menulis.”] jelas Natalia, Akhirnya Prima pun Tergabung ke

WhatsApp grup Tersebut, dan perkenalan dengan angkatan

Lama yang tidak ia kenal.

                  ****************

Suatu hari Prima Pun bercakap-cakap Dengan Wira

 Angkatan Tahun 2010 Melalui pesan Suara WhatsApp,

Banyak hal yang mereka berbincangkan “sesekali kita harus

Menulis karya yang membahas Budaya Prima,Bukan hanya

Kehidupan kita saja,agar bembaca tidak bosan.” Setelah

Mendengar pesan Suara Wira, Prima pun mengajaknya

Menulis puisi berantai, dengan urutan barisan bertama prima

Kedua Wira bengitu Seterusnya.

Setelah banyak pertimbangan Akhirnya Prima

Menerbitkan Naskah Tersebut Dengan Judul

Goresan detik Terakhir, Buku Tersebut Terlealisasikan

Dua Minggu setelah sang ibu meninggal dunia Pada

23 Mei 2025 Silam. Dan tiga hari Sebelum Prima

Secara Resmi Masuk Asrama.

“Ah buku ini Aku beri judul Goresan detik terakhir Saja, untuk mengingatkan berpulangnya Mama, meskipun 

Di buku ini sangat Sedikit membahas tentang ini.” Gumam Prima Seraya memeluk hanpone dengan Galeri menampilkan Foto sang Mama,Sambil berusaha menahan air mata, Agar

Teman-teman Sekamarnya tidak heboh.


Quotes 4

Terkadang perpisahan itu perlu untuk membentuk Kedewasaanmu

                           Suka dan Dukaku

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Di yayasan Cornelia Elshadai banyak pengalaman yang Prima Alami,.

Baik Suka Mau Pun Duka, Suatu Siang Teman Prima meminjam Ember

Yang ia biasa ia Gunakan untuk mencuci pakaiannya Sendiri

“Prima Pinjam Embermu dong,Aku kebanyakan cucian nih.” Kata Yulda

“Iya Silahkan Yul.” Jawab Prima “Aku Juga pinjam hanggernya dong.”

Jawab Dinda  “cie Cemburu nih ya.” Jawab Prima Seraya tertawa

“Iya,Masa hanya Yulda Saja yang di pinjamkan.” Jawab Dinda Seraya

Tertawa “iya, silahkan Din.” Jawab Prima.

Setelah meminjam mereka pun masuk ke kamar mandi, karena kebetulan

Di asrama berkamar ada 2 kamar mandi,jadi tidak Terlalu kridit banget,

Terlebih yang menghuni berkamar hanya delapan orang peserta satu

Pendamping, Prima tidur berdua dengan Dinda terkadang Yulda.

Namun sayang setelah meminjam Ember, Yulda Malah lupa membuang

Air bekas bilas, saat Prima Mandi Akhirnya Prima lembar bengitu Saja

Bajunya ke dalam Ember, Setelah Prima menggenakan pakaiannya barulah

Ia menghampiri ember,agar baju di dalam ember Rapi, “Aduh,ini pasti

Yulda lupa buang air bekas bilas.” Gumam Prima “Ah besok Saja deh, Sudah dingin nih “ pikir Prima Seraya menaruh bajunya.

Singkat cerita karena semua kamar, tidak ada kamar mandi yang kosong

Akhirnya ibu panti pun memutuskan mandi di kamar mandi yang Ada

Di kamar Prima dan Teman-temannya, saat ibu panti masuk kamar Mandi

Di lihatnya Ember bertuliskan Nama Prima ada baju basah, “Ih Sepertinya

Prima batal mencuci baju deh, kenapa ya kira-kira?” ibu panti

Bertanya-tanya, akhirnya ia pun memutuskan mencucikan

Bajunya Prima, “Sudahlah,Aku yang cucikan saja.” Pikir Ibu panti.

Setelah ibu panti selesai Mandi segera mencari Prima

“Prima Bajumu Sudah ibu cucikan, sepertinya kamu dadi batal

Mencuci ya?,kenapa?” tanyanya dengan kaget ia pun menjawab

“Sss.......saya kedinginan Bu Maafkan saya dan Terimakasih.”

Prima yang terharu Akan kebaikan ibu panti pun Segera menuli Puisi

                      Ibu

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Ibu........

Sungguh hatimu Sangatlah Mulia

Tak engkau pandang Anak kandung,Tiri bahkan Angkat

Tanpa aku memintanya Engkau Sudah Tahu Yang ku inginkan, engkau mencucikan bajuku,memasakanku,Merawatku.

Air Mata ini menetes Tak berhenti, Tat kala Engkau sakit, banyak Pergumulan Bahkan juga lelah Namun harus tetap perjuang.

Kini memang Mama telah berada di bukit Zion,Namun di Sini Ada Seseorang yang mengingatkan tentangmu Ma.

                   Tabanan,03 juli 2025

 Quotes 5

Bila Engkau memiliki Talenta, Gunakanlah ini Untuk bermafaat bagi Sesama.

                    Rindu Prima

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Suatu Hari Saat Prima, menscroll layar Hanponenya

Tidak Sengaja Prima Melihat di seluruh Akun Media sosial

Serlyn, terposting foto kenangan kristin, Prima dan keluarga

Serlyn yang kompak mengenakan baju Berwarna Merah,

Karena saat itu Adalah Hari Raya Natal.

“Hmm........ Serlyn Poto kenangan kita kembali di posting.”

Gumam Prima Seraya menahan Air Mata, Di bukannya Laci

Almari tempat Dirinya menyimpan foto terakhir Sang Mama

Sebelum ia Sakit, di peluknya foto itu hingga ia pun ketiduran.

“Bangun!,bangun!, sudah masuk jamnya SaTe Pagi nih.”

Nur membangunkan Seluruh penghuni Asrama dengan

Mikrofon, lalu mengambil gitar, seluruh penghuni pun

Keluar satu bersatu, Prima yang terbangun oleh panggilan

Tersebut pun ikut bangun lalu bergumam “Eh, Ternyata Semalaman

Ini aku tidur dengan memeluk foto dong nih.” Seraya menaruh

Foto tersebut kembali ke tempatnya.

                      Tabanan,19 Juli 2025


Postingan Prima yang menunjukkan bahwa kesehatan sang Mama tercinta Semakin menurun


Quotes 6

Lebih baik berjuang Namun tak Terlihat daripada Tidak berjuang Sama Sekali

           Maafkan aku Mama

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi


Gumam Prima “saya, harus Semangat Supaya Semua kisah hidup kami Abadi

Menjadi sebuah Buku,Semoga dengan bengini...........” blum selesai

Berkata-kata Tiba-tiba Kristin menyahut “kamu bisa menjadi penulis buku Terkenal kan?”, Prima pun kaget karena Mamanya Tiba-tiba Menyahut, “iiii.....iya Ma.”

Jawab Prima Terbata-bata, “sesekali ajak Mama Jajan atau jalan-jalan Rekreasi

Kenapa?” kata kristin, Prima pun Tidak bisa berkata-kata lagi, Mulutnya Terasa

Membeku, keheningan pun meliputi kamar kost Mereka.


“Maaf Ma, Bukanya Aku Egois,Aku Sedang perjuang Melalui literasi,

Demi Mempertemukan Dirimu dengan mbak Suhartatik dan Yuyun,Aku

Pun bisa Bertemu dengan Ibu Eka Harimiati.” Kata Prima Di Dalam hati

Seraya berusaha Menahan Air Matanya.

“Eh tadi bercakap-cakap kok tiba-tiba hening nih?” kata Serlyn

Sambil berjalan menghampiri Prima dan Kristin, “Prima juga

Kok Melamun.” Lanjut serlyn, Kristin pun menceritakanya

Kepada serlyn, setelah mendengar ceritanya Sherlyn pun

Hanya menjawab “Sabar Bu,Prima Sedang berjuang untuk karirnya

Sendiri.”

Terkadang Prima berpikir, “Mengapa Aku Egois seperti ini ya?,

Aku ini Anak Durhaka” Namun Apa daya Prima harus berjuang

Karena Almarhum Ayahnya pun pasti ingin sang istri bertemu a

Dengan anak kandungnya.

                   Tabanan,21 Juli 2025


Quotes 7

Rindu Itu Terkadang Perlu untuk mengerti Rasa yang Di Alami oleh orang lain juga.

                Munculnya Rindu

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Suatu hari staft dari Yayasan Cornelia Elshadai pun memberi

 Pengumuman bahwa Yayasan akan Mengadakan Rekreasi ke

Pantai kedunggu, Seluruh Anggota yayasan merasa Sangat senang

Sekali Terlebih Prima, “pengumuman Bahwa Yayasan Akan mengadakan

Kegiatan Rekreasi bersama,jadi mohon bersiap,jam empat sore kita akan

Pergi.”  Terdengar suara Cristin di mikcropon.

Seluruh penghuni Yayasan pun Segera siap-siap, termasuk Prima

“Ingat bawa jaket kak,pantai dingin lho.” Kata Dinda “ia Din.” Jawab

Prima, “bagi yang sudah selesai bersiap-siap silahkan menunggu di pendopo ya.”

Kata cristin kembali, terlihat sudah ada beberapa orang yang sudah siap

Sedang menunggu di pendopo, sesuai perintah Cristin.

Yayasan pergi berkreasi dengan mengendari 3 bus travel yang membawa

70an orang, Prima di tempatkan di bus bertama bersama Dinda ibu panti

Dan beperaba orang lain lagi, perjalanan dari yayasan ke pantai kedunggu

Di tempuh dengan waktu 30 menit, perjalanan tersebut pun melewati

Sekolah Tempat Prima dahulu menuntut Ilmu.  “ih,ini kan sekolahku dulu,

Di bawah pohon itu aku duduk bersama Mama, karena kelelahan.”

Kata prima Di Dalam hati, tiba-tiba bayang-bayang; kenangan bersama

Kristin kembali muncul, Prima berusaha menahan air mata.

Meskipun di dalam bus terdengar suara-suara yang saling bersautan,

Saling bercerita satu dengan yang lainnya,Namun meskipun bengitu

Prima Terdiam, tidak seperti biasanya heboh “Ah ini yang Namanya kesepian

Di tengah keramaian ya?” kata Prima Di Dalam hati.

                         Tabanan,24 juli 2025


Quotes 8

Tidak ada manusia yang Sempurna Di Dunia ini

       Detik Terakhir

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Suatu hari Kristin sedang tidur-tiduran di tempat Tidur, entah mengapa

Tiba-tiba Prima ingin ikutan, Padahal iaa Sedang menulis Naskah calon

Buku Solo ke Enamnya,yang Ia beri judul Goresan detik terakhir, “ih Mama

Tidur-tiduran ikut ah.” Pikir Prima Seraya Menaruh Hanponenya.

Prima pun di peluk oleh Kristin, Tiba-tiba Kristin pun berkata “Sakit Mama

Tidak kunjung sembuh, bila Mama meninggal dunia Semoga dalam Waktu

Singkat kamu menyusul ya Ti.” Prima yang mendengar Itu pun tidak bisa

Berkata-kata, Mulutnya terbungkam.

Karena kesehatan Kristin semakin Menurun, Akhirnya Ia pun Harus di

Rawat lebih insentif lagi,dengan masuk Rungan  IGD, Sebelum masuk

Ruangan Kristin pun menyampaikan hal Yang Sama kepada, Serlyn

Sahabat mereka selama empat tahun ini “Eh jangan Gomong gitu Bu,

Masa Depan Prima masih panjang.”  Jawab Serlyn  “Tapi......klu dia tidak

Saya doakan seperti itu,kasihan sebatang kara di dunia ini.”  Jawab Kristin

Kembali dengan tengangah-engah, “kan Ada Tina dan Serlyn Bu.”  Jawab

Tina.

Setelah beperaba hari Di Rawat Di Ruangan IGD Kristin pun menghempuskan

Napas Terakhirnya Di Rumah Sakit Sanglah, Namun sayang karena Prima

Memiliki Riwayat sakit Infeksi Paru-paru, Prima pun Tidak di ijinkan menjaga

Sang Mama Tercinta di Rumah Sakit, ia hanya bisa melihat dari kejauhan yaitu

Melalui video Call WhatsApp.

                      Tabanan,25 juli 2025


Quotes 9

Terkadang situasilah yang memisahkan kita

                         Maafkan Sahabatmu

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Tepat pada Tanggal 13 Juni 2025 pukul 11.30 Wita Prima

Dan Rombongan yang mengantarnya pun Sampai di Yayasan Cornelia Elshadai

“Shallom.” Mereka serentak mengucapkan salam, terlihat kelurga

Serlyn sudah datang terlebih Dahulu, karena ia ingin memastikan tempat

Tinggal Prima Nysman. Rombon8gan primpun di persilahkan untuk

Masuk ke Ruang Tamu Gedung Omega, “silahkan Duduk bapak dan ibu Sekalian.”

Kata Salah satu staft.

Mereka pun bercakap-cakap dengan pengurus tentang banyak hal,Muldsri

Karya Prima di literasi sampai craft,terlihat Serlyn pergi ke pojokan

Prima pun pergi menghampirinya,Namun Is Terdiam setelah melihat

Mata Sang Sahabat berkaca-kaca, “Besok kalau Ada waktu luang berkomunikasi

Dengan Serlyn deh “ Seraya Duduk kembali di tempat Duduknya.

Setelah Prima Chat dengan Serlyn, Ternyata Ia Merasa Bersalah kepada

Kristin, [“Saat itu,Aku merasa bersalah karena tidak bisa mewujudkan Wasiat

Dari Mamamu Prima.]” balas Serlyn, Prima yang membaca Chat itu pun

Lemas, ia merasa ingin pergi ke kost Serlyn mengunakan Pintu kemana saja

 atau baling-baling Bambu Doraemon.

                      Tabanan,26 Juli 2025

Quotes 10

Kepergian Seseorang Adalah selempang kemandirian Yang Tuhan Tenun untukmu.


B.Senandika

Part 1

                File penyimpanan

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Rindu ini Tak akan Ada habisnya di bahas, bila Tak bertemu dengan Dirinya.”

Tanggisku Tersedu-sedu tat kala

Mengingatmu Duhai Mama, beristirahatlah dengan tenang ya Ma.

Tat kala Aku Mengigatmu,Candu Suara khasmu terpatri di telingaku, walau saat itu Daku sering bergumam “Ih Cerewetnya.”, kini Suara itu hilang tuk selamanya.

Sungguh kesiapan hati Dalam Segalanya hal sangatlah di perlukan, bila hari Itu Sudah Datang maka kita hanya dapat menyimpan Rindu Dalam lubuk hati terdalam.

Suara Burung di pagi Hari ini berpadu dengan tanggisku yang Merindukanmu Ma.

Saat Perasaan kagen ini Muncul Diriku hanya bisa mengadu kepada Sang Maha penguasa khalik langit dan bumi.

Mengapa Bengitu cepat Engkau meninggalkan diriku Ma?

“Tat kala kehilangan itu Datang Maka Hati pun harus Siap menyimpan Rindu Dengan Demikian Rupa.”

               Tabanan,27 Juni 2025


Part 2

Aku Siap Menjadi serdadu Aksara Demi mengatur barisan Aksara pengorbanmu Mama.

Hidup Ini Bagaikan Dadu, harus Siap apa pun Situasi Yang kita Alami,Suka Mau Pun Duka.

Ada kalanya Hidup ini Semanis Madu, dan Ada kalanya Pula Sepahit Pare Atau Daun pepaya.

Marilah kita Memohon Panduan pentunjuk Arah untuk Menjalani hidup ini pada Sang pemberi pentunjuk (Tuhan yang Maha Esa).

Siapkanlah tandumu, berjalanlah maju, lanjutkanlah Hidupmu Duhai Anakku.

 Tabanan,27 Juni 2025


Part 3

Aku Tahu Sekarang penyebab terjadinya semua ini Adalah karena tragedi perselingkuhan itu.

Meskipun hal yang demikian mengecewakanmu Engkau tetap memutuskan untuk mengabdi pada Sang suami hingga akhir Ayatmu Ma.

Engkau telah menjadi panutan

Untukku menjalani hidup yang keras ini Mama.

Kini Engkau telah abadi di Zion yang kekal Ma, tunggu diriku ya Ma.

Kini Aku Akan berjuang melanjutkan studi pendalaman Alkitab yang telah ku jalani setahun ini Ma.

             Tabanan,09 Juli 2025

Part 1

                   Sebuah identitas

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“identitasku Dahulu dan indentitasku kini Adalah dua hal yang berbeda,sangat jauh berbeda.”

Aku Siap merangkai kata demi kata indah bak bunga di kertas putih ini.

Di depan Rumah,Di teras dengan keramik berwarna ungu ku menangis tersedu-sedu mengigatmu.

Kasih Sayang Dirinya Yang sangat lunas Tak kan mampu ku Tuliskan sekalipun 1000 halaman.

Kepergian mereka Dari Hadapanku,kini telah Mengubah

Semua hal tentangku, indentitasku,Sifatku bahkan tempat tinggalku.

Dengan penuh Rasa cemas ku pikirkan masa Depanku, Tanpa Mereka di Sisiku.

Mengapa identitas ini begitu Cepat Berubah Tuhanku?

“dahulu kita adalah keluarga kecil bahagia, meskipun hidup hanya bertiga Saja.”

             Tabanan,28 Juni 2025

Part 2

Dengan Penuh antusias ku Tuliskan Semua Tentangmu Mama ku.

Ma,iklasku akan mengiringi kepergianmu,walau berat Ma.

Kenangan-kenangan kita yang masih membekas di hati kan ku simpan dengan Rapi.

Kini menulis Semua Hal Tentangmu Adalah Aktivitas favoritku sepanjang Masa.

Ku Tahu Sekarang Mama kecerdasan sangat di butuhkan Dalam hidup ini, cerdas seperti ular Tulus seperti merpati.

             Tabanan,29 Juni 2025

Part 3

Di saat-saat kritismu pun ingat Akan Daku Ma, Engkau Wariskan pesan kepada saudaraku.

Maafkan aku Ma Aku Adalah anak yang egois Ma, Aku tak mengerti Akan Apa yang harus aku prioritaskan.

Aku menanggis histeris bukan karena mencari muka di depan publik Ma, Tapi Aku Sangat terpukul dengan kepergianmu.

Ma anakmu ijin menuliskan semua tentangmu, Agar mbak Suhartatik dan Yuyun mengetahui Tentang kepergianmu.

Ma aku nyaris memutuskan untuk mengurung diri Ma,Namun Aku ingat kan pesanmu untuk menjadi seorang yang cager cegah dan betilesang Rage.

           Tabanan,09 Juli 2025

Part 1

                    Ironi Bulan Juni

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Ironi Tak Terduga bagiku Adalah Ironi di Bulan Juni.”

Mama Ketahuilah Juni Adalah bulan Asrama bagiku, pada 20 Juni 2016 Aku Tergabung di Yayasan bunga Bali & Pada 13 Juni 2025 Aku tergabung di Yayasan Cornelia Elshadai.

Ma akan aku Selalu simpan di hati kenangan kita berdua, saaat suka mau pun Duka.

Kepergianmu Adalah sebuah Cobaan Terberat bagiku Ma,kini

Aku hidup Sendirian.

Ma ketahuilah impianku yang Telah Aku Rancang bersamamu

Telah Runtuh Ma.

Kini dengan bercucuran Air Mata Akan ku lanjutkan Hidup ini Ma dengan sekuat tenagaku, sampai bertemu di Zion ya Ma.

Mengapa Engkau Datang dengan Wajah berbeda?

“Bulan penuh ilmu Adalah Bulan Asrama yang telah ku Alami.”

                    Tabanan,29 Juni 2025

Part 2

Di Bulan yang sama dan di Tahun yang baru ini Adalah Awalan yang Sangat jauh berbeda Ma,Dahulu kita memulai berdua kini sendiri.

Namun Tenanglah Ma,Aku Yakin dan sangat yakin iringan Doa-doa Dari sahabat dan keluarga Rohani kita akan menyertaiku.

Kini pikiran ku Adalah “biarlah orang Gomong apa tentangku,anggap saja anjing menggonggong.”

Ma keinginanku Adalah dapat mengakhiri pertandingan hidup ini Dengan baik dan kita bisa berkumpul kembali di Zion.

Ma, ketahuilah bahwa Acuan perjuanganku kini Adalah demi mewujudkan cita-cita kita berdua Ma.

                  Tabanan, 29 Juni 2025

Part 3

Ma, keinginanku sederhana Yaitu menuliskan

Semua Hal Tentangmu agar kedua putrimu dan dunia

Mengenal kebaikanmu.

Karena Aku Sadar seorang Anak bisa bercermin dari kehidupan

Kedua orang tuanya Mama dan papaku yang aku cintai.

Ma, pa ketahuilah setiap hari batinku terasa

Ingin berteriak memanggil Namamu, Sungguh

Aku Rindu Pada kalian berdua.

Aku yang Alergi dingin ini Rela pergi menemanimu

Karena bagiku pengorbanan ini belum bengitu besar,

Tidaklah sebanding dengan pengorbananmu Ma.

Pikirku Saat itu angin pun kan ku terjang demi

Mengajakmu ke tempat yang penuh dengan nostalgia

Masa lalu, Demi Senyummu yang manis itu.

                      Tabanan,10 juli 2025

Part 1

                  Cita-cita Abadi

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Cita-cita Yang Abadi Adalah berkumpul bersama di bukit Zion yang Baka.”

Sungguh benar apa yang orang katakan itu Mama, Aku sekarang Tahu tentang Makna Cinta seorang ibu itu.

Perjuangan Seorang ibu Pada Anaknya Sungguh nyata dan tak bisa di bandingkan oleh apa pun.

Selama Engkau hidup di dunia ini sudah banyak penderitaan yang engkau Alami Ma.

Kini Mahkota kehidupan itu Telah Engkau miliki untuk Selamanya Ma.

Aku pun memiliki Cita-cita yang Sama Ma, berkumpul bersama-sama Di Zion yang Baka.

Kapankah Aku bisa pergi ke Bukit Zion yang Baka?

“Bukit Zion yang Abadi Adalah harapan Semua orang.”

              Tabanan,30 Juni 2025

Part 2

Bila ku lihat dari kacamata pengalaman Mama yang menyayat Hati air mata pun menetes.

Ma, cerita perjuanganku Selama Empat bulan ini belum membuahkan hasil Ma,Apa yang Mama bilang Ada benarnya.

Kebersamaan kita kini sudah berakhir Ma, Engkau sudah Ada di Bukit Zion.

Engkau Adalah Wanita Hebat Ma,tak tertandingi kasih sayangmu Padaku.

Ya Semesta ku yang Maha Kuasa

Tuntunlah Diriku dalam menghadapi hidup ini.

                 Tabanan,30 Juni 2025

Part 3

Ma aku Yakin mbak Suhartatik dan Yuyun yang sudah

Menanti-nantikan kehadiranmu di tengah-tengah mereka

Dengan Rasa khawatir Ma.

Terlebih mereka adalah buah hati yang lahir dari Rahimmu

Sendiri Ma, tidak seperti Aku yang Adalah seorang Anak Tiri

Yang sama-sama berjuang mencari Seseorang juga Ma.

Mama Kristin & ibu Eka meskipun kalian berbeda

Namun Rasa ku pada kalian tidak Akan berbeda

 Karena kalian sama-sama Seorang Ibu, yang satu

Melahirkanku yang satu Merawatku hingga seperti sekarang.

Tampa kalian berdua Aku tak Akan mengerti tentang

Betapa bahagianya memiliki dua malaikat seperti kalian,

Meskipun Aku Sendiri belum bertemu dengan Ibu Eka Harimiati.

Kehadiran kalian sangat berarti di Hidupku, tanpa Mengurangi

Rasa Hormatku, ku Tuliskan ucapan terimakasihku

Kepada kalian berdua Mama Kristin dan ibu Eka Harimiati.

                                 Tabanan,10 juli 2025


Part 1

                 Kantong penyiraman

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

 “kita yang Hidup Biarlah menyimpan kenangan indah itu di lubuk hati terdalam kita.”

Ma, Engkau yang ku Rindukan, Engkau Adalah Wanita Tangguh dan Hebat.

Rasa Trauma yang Engkau Rasakan ialah Alasanku menjadi

Seperti ini Ma,Aku Akan Tabah meskipun menjadi omongan orang.

Aku Sadar Ma, Meskipun Aku Bukanlah Anak kandungmu, Aku Hendaknya mengerti Semua Perjuanganmu yang berat ini.

Engkau Sudah Lelah Ma, Biarlah

Estafet perjuanganmu ini ku lanjutkan ya Ma, Beristirahatlah dengan Tenang.

Ma, Semua hal tentangmu,Akan Aku Simpan di lubuk hati terdalamku, oh kenanga kekallah di hatiku.

Ma bisakah Datang ke Mimpiku Sekali saja?

“Rasa Rindu Memang akan Susah di obati, kecuali bertemu dengan yang di Rindu, Namun Tuhan Telah menyediakan kantong untuk menyimpan kenangan indah itu.”

              Tabanan,01 Juli 2025

Part 2

kisah suka duka kita yang Terukir yaitu dua Puluh tiga, sungguh ia angka yang Penuh Cerita.

Aku sendiri pun Tak Tahu, Apakah ini sebuah Hadiah ataukah bukan Ma?.

Yang Aku Tahu Ma,ini Adalah sebuah Anugerah dari yang Maha kuasa untukku.

Walau Hidupku di landa oleh Rasa Lelah,Aku Akan berjuang

Ma,demi membahagiakanmu.

Pesanmu untuk belajar pen-pen kan ku Lakukan sekuat tenagaku Ma, karena bagiku itu Adalah sebuah Amanah untukku.

          Tabanan,01 Juli 2025

Note:

Pen-pen=bertindak & berkata-kata Seperlunya saja

Part 3

Aku Memiliki keyakinan bahwa Aku Adalah orang

Yang Takdir pilih untuk mengalami ini Semua

Aku yakin pasti Tuhan Sang Maha pengasih

Menolongku untuk melewati ini Semua Ma

Tentanglah di alam Sana.

Tapi Ma Setujunya Aku Takut tak mampu

Menata serpihan hati ini, tat kala mereka

Memiliki kekecewaan denganku Ma.

Aku Takut Kata “pilih kasih” itu

Keluar dari mulut mbak Suhartatik

Dan Yuyun Mama,tapi aku bingung

Ma kalau hal ini tidak terjadi maka

Mereka Akan selalu menyimpan Rindu.

Kiranya belas kasihan yang dari pada Tuhan

Ada pada mereka, sehingga Aku pun terhindar

Dari hal-hal positif yang ku pikirkan ini.

                       Tabanan,11 juli 2025

Part 1

                  Cita-cita Abadi

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Cita-cita Yang Abadi Adalah berkumpul bersama di bukit Zion yang Baka.”

Sungguh benar apa yang orang katakan itu Mama, Aku sekarang Tahu tentang Makna Cinta seorang ibu itu.

Perjuangan Seorang ibu Pada Anaknya Sungguh nyata dan tak bisa di bandingkan oleh apa pun.

Selama Engkau hidup di dunia ini sudah banyak penderitaan yang engkau Alami Ma.

Kini Mahkota kehidupan itu Telah Engkau miliki untuk Selamanya Ma.

Aku pun memiliki Cita-cita yang Sama Ma, berkumpul bersama-sama Di Zion yang Baka.

Kapankah Aku bisa pergi ke Bukit Zion yang Baka?

“Bukit Zion yang Abadi Adalah harapan Semua orang.”

              Tabanan,30 Juni 2025

Part 2

Bila ku lihat dari kacamata pengalaman Mama yang menyayat Hati air mata pun menetes.

Ma, cerita perjuanganku Selama Empat bulan ini belum membuahkan hasil Ma,Apa yang Mama bilang Ada benarnya.

Kebersamaan kita kini sudah berakhir Ma, Engkau sudah Ada di Bukit Zion.

Engkau Adalah Wanita Hebat Ma,tak tertandingi kasih sayangmu Padaku.

Ya Semesta ku yang Maha Kuasa

Tuntunlah Diriku dalam menghadapi hidup ini.

                 Tabanan,30 Juni 2025

Part 3

Ma aku Yakin mbak Suhartatik dan Yuyun yang sudah

Menanti-nantikan kehadiranmu di tengah-tengah mereka

Dengan Rasa khawatir Ma.

Terlebih mereka adalah buah hati yang lahir dari Rahimmu

Sendiri Ma, tidak seperti Aku yang Adalah seorang Anak Tiri

Yang sama-sama berjuang mencari Seseorang juga Ma.

Mama Kristin & ibu Eka meskipun kalian berbeda

Namun Rasa ku pada kalian tidak Akan berbeda

 Karena kalian sama-sama Seorang Ibu, yang satu

Melahirkanku yang satu Merawatku hingga seperti sekarang.

Tampa kalian berdua Aku  tak Akan mengerti  tentang

Betapa bahagianya memiliki dua malaikat seperti kalian,

Meskipun Aku Sendiri belum bertemu dengan Ibu Eka Harimiati.

Kehadiran kalian sangat berarti di Hidupku, tanpa Mengurangi

Rasa Hormatku, ku Tuliskan ucapan terimakasihku

Kepada kalian berdua Mama Kristin dan ibu Eka Harimiati.

                                 Tabanan,10 juli 2025

Part 1

                 Kantong penyiraman

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

 “kita yang Hidup Biarlah menyimpan kenangan indah itu di lubuk hati terdalam kita.”

Ma, Engkau yang ku Rindukan, Engkau Adalah Wanita Tangguh dan Hebat.

Rasa Trauma yang Engkau Rasakan ialah Alasanku menjadi

Seperti ini Ma,Aku Akan Tabah meskipun menjadi omongan orang.

Aku Sadar Ma, Meskipun Aku Bukanlah Anak kandungmu, Aku Hendaknya mengerti Semua Perjuanganmu yang berat ini.

Engkau Sudah Lelah Ma, Biarlah

Estafet perjuanganmu ini ku lanjutkan ya Ma, Beristirahatlah dengan Tenang.

Ma, Semua hal tentangmu,Akan Aku Simpan di lubuk hati terdalamku, oh kenanga kekallah di hatiku.

Ma bisakah Datang ke Mimpiku Sekali saja?

“Rasa Rindu Memang akan Susah di obati, kecuali bertemu dengan yang di Rindu, Namun Tuhan Telah menyediakan kantong untuk menyimpan kenangan indah itu.”

              Tabanan,01 Juli 2025

Part 2

kisah suka duka kita yang Terukir yaitu dua Puluh tiga, sungguh ia angka yang Penuh Cerita.

Aku sendiri pun Tak Tahu, Apakah ini sebuah Hadiah ataukah bukan Ma?.

Yang Aku Tahu Ma,ini Adalah sebuah Anugerah dari yang Maha kuasa untukku.

Walau Hidupku di landa oleh Rasa Lelah,Aku Akan berjuang

Ma,demi membahagiakanmu.

Pesanmu untuk belajar pen-pen kan ku Lakukan sekuat tenagaku Ma, karena bagiku itu Adalah sebuah Amanah untukku.

          Tabanan,01 Juli 2025

Note:

Pen-pen=bertindak & berkata-kata Seperlunya saja

Part 3

Aku Memiliki keyakinan bahwa Aku Adalah orang

Yang Takdir pilih untuk mengalami ini Semua

Aku yakin pasti Tuhan Sang Maha pengasih

Menolongku untuk melewati ini Semua Ma

Tentanglah di alam Sana.

Tapi Ma Setujunya  Aku Takut tak mampu

Menata serpihan hati ini, tat kala mereka

Memiliki kekecewaan denganku Ma.

Aku Takut Kata “pilih kasih”  itu

Keluar dari mulut mbak Suhartatik

Dan Yuyun Mama,tapi aku bingung

Ma kalau hal ini tidak terjadi maka

Mereka Akan selalu menyimpan Rindu.

 

Kiranya belas kasihan yang dari pada Tuhan

Ada pada mereka, sehingga Aku pun terhindar

Dari hal-hal positif yang ku pikirkan ini.

                       Tabanan,11 juli 2025


Part 1

             Suka duka si Sembilan

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Segala hal memiliki filosofinya

Sendiri yang beraneka ragam dan unik.”

Ma,saat ku memandang Angka

Sembilan belas, ku teringat saat Sakitku, Saat Pergumulan berat yang di hadapi saudara kita Serlyn.

Bahkan jam saat terjadi Duka itu Adalah sembilan lebih dua puluh lima, kedatangan ku ke dunia ini pun ada Di Sembilan Ma.

Kini Aku hanya bisa merangkai kerangka Diksi untuk mengenang semua tentangmu Ma.

Terkadang Aku berpikir Mungkin bagi orang lain Aku ini seorang Anak yang Durhaka ma, dan mungkin juga bagimu Ma.

Ma sungguh beraneka Kisah yang telah kita Goreskan di Dunia ini,Aku tak Akan melupakannya.

Mengapakah sembilan kini terlihat muram?

“terkadang filosofi yang sedih susah kita lupakan, karena banyak kenangan di dalamnya.”

          Tabanan,02 Juli 2025

Part 2

Saat ku Rindu Denganmu,Ku buka Album belang milik kita,Saat ku ingat si Sembilan aku pun menangis Ma.

Namun meskipun begitu Ma jika

Rindu Itu Datang diri ini tak sanggup menepisnya Ma.

Saat Sakitmu Ma,Aku menyangka kita kan bisa berkumpul lagi,Namun takdir Allah bapa berkata lain Ma.

Seketika Duniaku Terasa Hancur Ma, meskipun saat itu kesempatan datang, Tapi itu sudah tidak berarti lagi Ma.

Kini Aku hanya mampu menulis Rangkaian kata yaitu Senandika

Sebagai ungkapan isi Hatiku yang penuh Rindu.

                 Tabanan,02 Juli 2025

Part 3

Doaku Kiranya Tuhan yang Maha Esa Mengendaki bertemuan

Antara Aku Mbak Suhartatik dan Yuyun Ya Mamaku Tersayang.

Aku Akan Semangat Dalam Menapaki jalan hidup ini Ma

Meskipun menurutku Sangat Susah Terlebih tanpa di dampingi

Oleh Dirimu Mamaku.

Ma teka-teki kisah hidup kita sangat pahit Sekali

Ma, kini engkau pun Sudah Tenang di Bukit

Zion Sana ya Mama dan papaku tersayang.

Doaku Rezeki ku melimpah-melimpah Ma, Agar Saya Segera

Bisa mencetak buku tentangmu ini Ma, semoga dengan

Begitu aku Segera bertemu dengan kedua putrimu

Mama.

Aku pun sudah menyiapkan mentalku Ma,

Bila suatu Saat aku menerima Caci maki

Dari Mereka Ma, karena hati mereka pun pasti

Hancur Ma.

                             Tabanan,14 Juli 2025

Part 1

          Bukan sebuah keburukan

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

 “tinggal di Asrama bukan berarti buruk, Mungkin Tuhan menyediakan Sesuatu untuk mu di sana.”

Sungguh hal yang paling tidak ku sangka-sangka Adalah tinggal di Asrama hingga dua kali.

Ma Dahulu Engkau bersama-sama denganku,menemani Setiap langkahku.

Dahulu Aku berpikir “Aku sudah besar, sudah bisa Mandiri, tapi malah tetap di manjakan.” Namun kini Aku terkesima dengan kasih sayangmu.

Di Saat-saat koma pun Engkau tetap mengigatku Ma.

Maafkan aku Duhai Mama Bila Diriku belum bisa membahagiakan Dirimu Ma.

Bisakah waktu kebersamaan kita di ulang kembali Ma?

“tinggal Bersama berarti harus menerima kekurangan dan kelebihan sesama penghuni.”

               Tabanan,03 juli 2025

Part 2

Ma, aku berharap inisiatifku untuk menuliskan puisi & Senandika bertema ibu menjadi obat Rindu untukku,Aku sangat merindukanmu.

Orang bilang cinta pertama Seorang Anak adalah Ayah bukan?,tapi bagiku kalian berdua adalah Cinta pertamaku.

Bagiku mengasihi kalian adalah yang terutama bagiku,

Berjuangan kalian sangat luar biasa, terlebih dirimu Ma.

Sesungguhnya Aku berharap kalian bersama-sama denganku sampai Ada yang memanggil kalian Oma dan Opa Atau Nenek dan kakek.

Di Sini Aku paham hidup itu Adalah Panggung Drama, kita bertindak sesuai dengan perintah sudradaranya.

             Tabanan,03 Juli 2025

Part 3

Sungguh aku tidak bisa menyelami pikiranmu Ms

Padahal Aku ini bukanlah Anak kandungmu Ma,

Engkau Rela tak bertemu buah hatimu Demiku.

Aku tak mengerti Ma keputusan Bapak untuk tidak

Poligami salah Ataukah benar Ma?, karena yang paling

Terpukul dari semua ini pastilah mbak Suhartatik dan Yuyun

Ma.

Aku Tahu Ma menurutku ini Adalah salah seorang laki-laki

Yang kompromi dengan perselingkuhan, Pada Akhirnya

Kita pun Semua terkena imbasnya Ma.

Kini aku berjuang sendiri Ma, Terlebih ekonomiku

Naik Turun Ma, tidak menetap Ma

Engkau sendiri pastilah Tahu kan Mama

Aku kini tidak bekerja Ma.

Harapan ku Ma,Aku bisa mendiami tempat

Tinggal yang tetap, bukan berpindah-pindah

Seperti yang kita pernah berbincangkan

Dahulu itu Mama.

             Tabanan,14 Juli 2025

Part 1

        Beribu-ribu Rasa Rindu

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Rasa iklas itu tak mudah seperti kamu membalikkan telapak tanganmu sendiri.”

Meskipun di hati ini tersimpan beribu-ribu Rasa Rindu padamu,Namun aku akan berjuang tuk iklas.

Ada sabda yang berbunyi

Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”

Sungguh benar pepatah yang mengatakan kasih ibu Sepanjang Masa, atau Sorga Ada di telapak kaki ibu

Saat Rindu ini menghampiriku

Aku hanya bisa membuka koper ibu dan memandang bingkai foto Dirinya yang anggun.

Kini kan ku Rangkai kata demi kata sampai menjadi Buku Tuk mengenang dirimu Ma.

Dapatkan manusia memilih hari kelahirannya?

“bila kita makan atau minum kita akan merasa kenyang,Namun bila tidak makan atau minum kita Akan lapar, bengitu pula dengan perpisahan karena obat Rindu adalah bertemuan.”

               Tabanan,04 juli 2025

Part 2

Cinta ibu itu menggebu-gebu kepada Anaknya,ia akan melakukan Apa pun demi sang buah hati.

Oleh karena itu Bagiku kasih ibu itu Sepanjang masa, tak bisa kita membalasnya meskipun mengigat semua kenangan indah dan kebaikannya.

Didikan ibu Adalah bumbu untuk masa depan anaknya,agar tidak mengalami kesusahan di masa depan.

Bagi seorang Anak yang kehilangan mengenakan baju ibu Adalah Salah satu obat Rindu, meskipun tak kan hilang sepenuhnya.

Ku ingat kenangan bersama dirinya Duduk di bawah Pohon jambu Sambil bersendu Gurau.

              Tabanan,04 juli 2025

Part 3

Ma mungkin Bagi orang berkataanku Adalah alibi tat

Kala Aku berjuang Demi Mama, Namun yang mereka

Lihat Aku hanya bermain Hanpone Saja Ma, yang Tahu berjuanganku

Hanya Tuhan Ma.

Aku Akan mengunakan hobiku merangkai prajurit

Aksara ini untuk memberitahukan tentang kepulanganmu

Untuk selamanya kepada Suhartatik dan Yuyun ya

Mamaku Tersayang.

Beginilah serba-serbi seorang pejuang Aksara

Banyak Suka dan Dukanya Mama.

Meskipun ujian bertubi-tubi menimpaku Na

Aku Akan tetap bersemangat merangkai

Aksara ini, meskipun aku harus menerima

Caci maki Dari mereka, aku Akan menerimanya.

Bila Hana sang Ibunda Nabi Samuel rela

Menahan Rindu agar ia melayani di Rumah ibadah

Bengitu pula denganmu Ma, Dirimu rela menahan Rindu

Demiku.

                         Tabanan,15 Juli 2025

Part 1

             Dua Alam yang berbeda

 Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Takdir itu Ada dan harus manusia jalankan oleh karena kehendak dan Rencana Terbaik dari sang Maha kuasa untuk manusia itu sendiri.”

Ma Saat acara pengiringan ke Tempat beristirahatan Terakhirmu, Diriku menangis tersedu-sedu membayangkan perpisahan kita.

Kini Diriku Hanya bisa menulis Aksara Rindu ini di kertas putih Ma, karena kita pun sudah beda Alam.

Kumpulan karya yang membahas tentang dirimu Akan Aku Segera sebar luaskan Ma, dengan cara di terbitkan Ma.

Meskipun kini Aku menggembara kesana-kemari,

Tapi percayalah Ma, Anakmu

Akan segera menemukan titik kesuksesan.

Meskipun antara ibu dan Anak telah di pisahkan oleh Alam yang berbeda yaitu Zion dan bumi, Namun Aku Tetap mengasihi Mama.

Ma mengapakah kita secepat ini berbeda alam?

“Berbeda Alam bukan berarti karena tidak sayang,Namun karena takdirlah hal itu terjadi.”

              Tabanan,05 Juli 2025

Part 2

Bermula dari tugas antar kota

Akhirnya Cinta pun di Pupuk dengan Saksi Truk pengangkut pasir.

Awal mula Asmara Gadis Jawa

Dengan pria Bali di pupuk Sedemikian Rupa.

Engkau bicara dengan Romantis untuk melamar ku

“maukah Engkau menjadi istriku?.”

Dengan gembira Prempuan itu pun menerimanya dan mereka pun bersatu dalam ikatan pernikahan.

Sungguh era yang tak terlupakan Seumur hidup dan kini mereka pun telah berpulang.

          Tabanan,05 Juli 2025

Part 3

Ku lihat air Mata haru keluar dari Mata

Sahabat kita Serlyn Ma, ku Tak Tahu

Pasti antara perasaan sedih atau gembira

Dominan di hatinya Ma.

Kini Aku Hanya bisa berseru kepada Tuhan yang Maha Esa

Atas apa yang Aku lihat ini Ma

Karna aku pun tak Tahu pastinya rasa apa yang

Yang menghinggapi kami.

Kini yang Aku bisa lakukan Adalah buru-buru

Mencari titik kesuksesanku Di Tempat Baru

Ini Ma, Agar aku bisa Segera berkumpul kembali

Dengan keluarga Serlyn Wadu.

Jujur Ma Bagiku ini Adalah pengalaman baru

Bagi ku, oleh karena kini Aku berjuang

Tanpa di tampingi dirimu Di Sisiku Ma,

Kini Engkau telah di Zion.

Kalibaru tempat kelahiranmu pun tidak Tahu

Tentang berpulangnya dirimu Ma,

Aku Yakin Tanah kelahiranmu pun pasti bersedih

Ma.

                      Tabanan,16 juli 2025

Part 1

                    Kenangan kita

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“kenangan bersama mereka Adalah obat Rindu untukku.”

Oh bakeri mengapa Engkau tega menggerogoti tubuh orang tua Ku?, Engkau tega merebut kebahagiaanku.

Mama dan Papa berhari-hari ku menangis karena kepergian kalian yang bengitu cepat.

Air Mata membanjiri Pipi tembemku ini, sungguh ku tak kuasa menahannya.

Ku buka galeri foto yang penuh kenangan,tuk mengobati Rasa Rindu ini.

Atau ku buka lemari baju,ku kenakan baju-bajumu Mama ku tersayang.

Ma mengapa kenangan kita sangat sedikit sekali?

“Terkadang saat orang sudah tiada lagi kenangan yang banyak terasa kurang.”

               Tabanan,06 Juli 2025

Part 2

Mama dari kisah yang aku Tahu Aku Adalah anak Tirimu ya Ma?.

Ma meskipun bengitu memori-memori suka mau pun Duka kita kan ku kenang di dalam bilik hati terdalamku Ma.

Terimakasih Selama ini Engkau telah memberikan kasih sayang, tenaga untuk merawatku dan juga kenangan indah.

Ma aku belum bertemu dengan ibu Eka Harimiati, Namun Tenanglah,Aku Akan berusaha berdiri teguh apa pun Situasi yang aku Alami.

Aku akan memberkuat jadi diriku Ma, jadi aku tidak akan cengeng dan manja seperti Dahulu lagi Ma, beristirahatlah dengan tenang.

              Tabanan,06 Juli 2025

Part 3

Ma mungkin Bagi orang berkataanku Adalah alibi tat

Kala Aku berjuang Demi Mama, Namun yang mereka

Lihat Aku hanya bermain Hanpone Saja Ma, yang Tahu berjuanganku

Hanya Tuhan Ma.

Aku Akan mengunakan hobiku merangkai prajurit

Aksara ini untuk memberitahukan tentang kepulanganmu

Untuk selamanya kepada Suhartatik dan Yuyun ya

Mamaku Tersayang.

Beginilah serba-serbi seorang pejuang Aksara

Banyak Suka dan Dukanya Mama.

Meskipun ujian bertubi-tubi menimpaku Na

Aku Akan tetap bersemangat merangkai

Aksara ini, meskipun aku harus menerima

Caci maki Dari mereka, aku Akan menerimanya.

Bila Hana sang Ibunda Nabi Samuel rela

Menahan Rindu agar ia melayani di Rumah ibadah

Bengitu pula denganmu Ma, Dirimu rela menahan Rindu

Demiku.

                         Tabanan,15 Juli 2025

Part 1

             Dua Alam yang berbeda

 Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Takdir itu Ada dan harus manusia jalankan oleh karena kehendak dan Rencana Terbaik dari sang Maha kuasa untuk manusia itu sendiri.”

Ma Saat acara pengiringan ke Tempat beristirahatan Terakhirmu, Diriku menangis tersedu-sedu membayangkan perpisahan kita.

Kini Diriku Hanya bisa menulis Aksara Rindu ini di kertas putih Ma, karena kita pun sudah beda Alam.

Kumpulan karya yang membahas tentang dirimu Akan Aku Segera sebar luaskan Ma, dengan cara di terbitkan Ma.

Meskipun kini Aku menggembara kesana-kemari,

Tapi percayalah Ma, Anakmu

Akan segera menemukan titik kesuksesan.

Meskipun antara ibu dan Anak telah di pisahkan oleh Alam yang berbeda yaitu Zion dan bumi, Namun Aku Tetap mengasihi Mama.

Ma mengapakah kita secepat ini berbeda alam?

“Berbeda Alam bukan berarti karena tidak sayang,Namun karena takdirlah hal itu terjadi.”

              Tabanan,05 Juli 2025

Part 2

Bermula dari tugas antar kota

Akhirnya Cinta pun di Pupuk dengan Saksi Truk pengangkut pasir.

Awal mula Asmara Gadis Jawa

Dengan pria Bali di pupuk Sedemikian Rupa.

Engkau bicara dengan Romantis untuk melamar ku

“maukah Engkau menjadi istriku?.”

Dengan gembira Prempuan itu pun menerimanya dan mereka pun bersatu dalam ikatan pernikahan.

Sungguh era yang tak terlupakan Seumur hidup dan kini mereka pun telah berpulang.

          Tabanan,05 Juli 2025

Part 3

Ku lihat air Mata haru keluar dari Mata

Sahabat kita Serlyn Ma, ku Tak Tahu

Pasti antara perasaan sedih atau gembira

Dominan di hatinya Ma.

Kini Aku Hanya bisa berseru kepada Tuhan yang Maha Esa

Atas apa yang Aku lihat ini Ma

Karna aku pun tak Tahu pastinya rasa apa yang

Yang menghinggapi kami.

Kini yang Aku bisa lakukan Adalah buru-buru

Mencari titik kesuksesanku Di Tempat Baru

Ini Ma, Agar aku bisa Segera berkumpul kembali

Dengan keluarga Serlyn Wadu.

Jujur Ma Bagiku ini Adalah pengalaman baru

Bagi ku, oleh karena kini Aku berjuang

Tanpa di tampingi dirimu Di Sisiku Ma,

Kini Engkau telah di Zion.

Kalibaru tempat kelahiranmu pun tidak Tahu

Tentang berpulangnya dirimu Ma,

Aku Yakin Tanah kelahiranmu pun pasti bersedih

Ma.

                      Tabanan,16 juli 2025

Part 1

                    Kenangan kita

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“kenangan bersama mereka Adalah obat Rindu untukku.”

Oh bakeri mengapa Engkau tega menggerogoti tubuh orang tua Ku?, Engkau tega merebut kebahagiaanku.

Mama dan Papa berhari-hari ku menangis karena kepergian kalian yang bengitu cepat.

Air Mata membanjiri Pipi tembemku ini, sungguh ku tak kuasa menahannya.

Ku buka galeri foto yang penuh kenangan,tuk mengobati Rasa Rindu ini.

Atau ku buka lemari baju,ku kenakan baju-bajumu Mama ku tersayang.

Ma mengapa kenangan kita sangat sedikit sekali?

“Terkadang saat orang sudah tiada lagi kenangan yang banyak terasa kurang.”

               Tabanan,06 Juli 2025

Part 2

Mama dari kisah yang aku Tahu Aku Adalah anak Tirimu ya Ma?.

Ma meskipun bengitu memori-memori suka mau pun Duka kita kan ku kenang di dalam bilik hati terdalamku Ma.

Terimakasih Selama ini Engkau telah memberikan kasih sayang, tenaga untuk merawatku dan juga kenangan indah.

Ma aku belum bertemu dengan ibu Eka Harimiati, Namun Tenanglah,Aku Akan berusaha berdiri teguh apa pun Situasi yang aku Alami.

Aku akan memberkuat jadi diriku Ma, jadi aku tidak akan cengeng dan manja seperti Dahulu lagi Ma, beristirahatlah dengan tenang.

              Tabanan,06 Juli 2025

Part 3

Ma jujur Aku tidak sanggup menahan Rasa Rindu kepada Dirimu

Aku sangat tidak menyangka Akan kepergianmu yang bengitu cepat ini

Mama

Ku ingat saat sakit Engkau di ruang penuh kekusyukan

Engkau minum anggur perjamuan dengan penuh

Harapan untuk sembuh, engkau berharap melihatku

Sukses kan ma?.

Tidak mengapa Ma alur kisah hidup kita memang

Bengini Ma, kita sebagai manusia hanya menerima

Saja bukan?

Enam puluh satu tahun Adalah umur Engkau

Di Dunia ini Ma, bersama-sama Dengan

Kami orang-orang yang Engkau kasihi.

Aku akan menyelesaikan Karyaku Na,

Hari libur itu hanya untuk hal lain Ma

Bukan untuk menulis goresan aksara tentangmu

                  Tabanan,16 Juli 2025

Kenangan di pantai Biaung


Part 1

                 Hidup menyediri

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“Hidup tanpa orang Tua dengan ada orang tua sangatlah berbeda 90 derajat.”

Oh Tuhan ku......di altar kudusmu ku bawa semua Rasa Rindu ini, Engkaulah Allah pemilik Zion yang mulia.

Aku sudah berusaha mengantarnya ke tempat beristirahatan terakhirnya dengan ikhlas meskipun blum siap sekali pun.

Aku sekarang Sadar bener kata orang “jika Ayahmu atau ibumu telah tiada lagi barulah Rasa Rindu itu ada pada dirimu.”

 Kini diriku akan berusaha untuk agar menjadi pribadi yang Cager cegah dan betilesang Rage Ma.

Mungkin engkau akan bertanya mengapa engkau berikhtiar Demikian?, jawabku

Karena ketiga hal itu penting bagi kita.

Oh Tuhan mengapa Engkau menjemput ibuku?

“terkadang hidup itu perlu sang pencipta proses demi kepentingan kita.”

         Tabanan,07 juli 2025

Part 2

Ma,Saat itu Aku fokus kepada karya Tulisku Bukan karena aku tidak mau memberikan uangku padamu,Namun aku investasi karena bagiku melalui karya ini kemungkinan besar bertemu dan di pertemukan itu 70%-90%.

Saat Engkau bernazar pun Aku tak bisa menolongmu, oleh karena keterbatasanku ini Ma.

Dengan gemetar tangan ini menulis bermohonan maafku kepadamu Oo......Malaikat tak bersayapk.

Tat kala aku membuka pintu kamarmu air mata ini bercucuran oleh karena Rasa Rindu ini Ma.

Dahulu saat engkau meminta Tolong Selalu ku jawab “Sebentar.” Sungguh aku lebih mementingkan Egoku.

           Tabanan,07 juli 2025

Part 3

Duhai kekasihku pikirku saat ini Adalah

Menuliskan kisah perpisahan seorang ibu

Dan kedua putrinya oleh karena Seorang

Anak Tiri

Mbak Suhartatik dan Yuyun Maafkanlah diriku

Ini bila kelahiranku membawa perpisahan

Yang tidak seharusnya terjadi, kalian masih membutuhkan

Sosok seorang ibu.

Sejujurnya hal ini karena Mama kita khawatir dengan diriku

Dan saat itu pun aku belumlah mengerti Apa pun

Mbak Suhartatik dan Yuyun, maafkan Adimu ini

Aku pun tidak menyangka akan berakhir seperti ini

Dari hati yang paling dalam sangat-sangat merasa

Bersalah sekali mbak.

Ma pandanglah Rasa bersalahku ini, Mampirlah

Ke dalam mimpi mereka Ma, sampaikanlah

Bermohonan maaf dari diriku ini ya Mama.

                   Tabanan,17 Juli 2025

Part 1

                   Sebuah tugas

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

“jika Engkau masih hidup di dunia ini, mungkin Tuhan masih memiliki tugas untukmu.”

Tat kala Aku memandang barang-barang peninggalanmu aku meneteskan air mata Ma.

Dengan sungguh-sungguh Aku

Memandang bintang seraya membayangkan Engkau terbang kesana kemari bak malaikat.

Para pemimpin agama bilang

Padaku hidup “hidup ke dua orang tuamu di kekalan sudah damai.” Dan aku mempercayainya karena kitab suci pun berkata demikian.

Ma yang aku Imani Saat ini adalah “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi”.

Engkau telah aman di Zion Ma.

Aku yakin Ma orang-orang di dunia pun pasti memiliki iman yang sama Namun versi agama masing-masing Ma.

Kini Aku akan berusaha sesuai dengan bidang yang diriku kuasai Ma.

Ya Tuhanku Apakah tugas yang masih Engkau berikan padaku?

“marilah jalani hidupmu dengan sukacita.”

             Tabanan,08 Juli 2025

Part 2

Ma saya akan tetap berjuang memenggag Semua komitmen ku Apa pun Situasinya, membanggakanmu yang terutama.

Tahukah Engkau tat kala kepergianmu jiwaku sangat terkuncang Ma, Terlebih aku selalu mengekor denganmu Ma.

Engkau Adalah Cahaya yang menerangi Hidupku Mama,tanpamu hidupku Hampa.

Hidup tanpamu Hatiku bercabang dua Ma, karena Aku tak bisa meminta pendapatmu.

Ya sungguh bayang-bayang wajahmu masih ada di kepalaku Mama.

Kini Aku hanya bisa mengembangkan semua Talenta yang aku miliki tanpa berdampinganmu Mamaku.

   Part 3

Duhai kekasihku pikirku saat ini Adalah 

Menuliskan kisah perpisahan seorang ibu

Dan kedua putrinya oleh karena Seorang 

Anak Tiri 


Mbak Suhartatik dan Yuyun Maafkanlah diriku

Ini bila kelahiranku membawa perpisahan 

Yang tidak seharusnya terjadi, kalian masih membutuhkan 

Sosok seorang ibu.


Sejujurnya hal ini karena Mama kita khawatir dengan diriku

Dan saat itu pun aku belumlah mengerti Apa pun

Mbak Suhartatik dan Yuyun, maafkan Adimu ini 


Aku pun tidak menyangka akan berakhir seperti ini

Dari hati yang paling dalam sangat-sangat merasa

Bersalah sekali mbak.


Ma pandanglah Rasa bersalahku ini, Mampirlah 

Ke dalam mimpi mereka Ma, sampaikanlah 

Bermohonan maaf dari diriku ini ya Mama.

                   Tabanan,17 Juli 2025




Part 1

                   Sebuah tugas 

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi 


“jika Engkau masih hidup di dunia ini, mungkin Tuhan masih memiliki tugas untukmu.”


Tat kala Aku memandang barang-barang peninggalanmu aku meneteskan air mata Ma.


Dengan sungguh-sungguh Aku 

Memandang bintang seraya membayangkan Engkau terbang kesana kemari bak malaikat.


Para pemimpin agama bilang 

Padaku hidup “hidup ke dua orang tuamu di kekalan sudah damai.” Dan aku mempercayainya karena kitab suci pun berkata demikian.


Ma yang aku Imani Saat ini adalah “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi”.

Engkau telah aman di Zion Ma.


Aku yakin Ma orang-orang di dunia pun pasti memiliki iman yang sama Namun versi agama masing-masing Ma.


Kini Aku akan berusaha sesuai dengan bidang yang diriku kuasai Ma.


Ya Tuhanku Apakah tugas yang masih Engkau berikan padaku?


“marilah jalani hidupmu dengan sukacita.”

             Tabanan,08 Juli 2025



Part 2

Ma saya akan tetap berjuang memenggag Semua komitmen ku Apa pun Situasinya, membanggakanmu yang terutama.


Tahukah Engkau tat kala kepergianmu jiwaku sangat terkuncang Ma, Terlebih aku selalu mengekor denganmu Ma.


Engkau Adalah Cahaya yang menerangi Hidupku Mama,tanpamu hidupku Hampa.


Hidup tanpamu Hatiku bercabang dua Ma, karena Aku tak bisa meminta pendapatmu.


Ya sungguh bayang-bayang wajahmu masih ada di kepalaku Mama.


Kini Aku hanya bisa mengembangkan semua Talenta yang aku miliki tanpa berdampinganmu Mamaku.

          Tabanan,08 Juli 2025

          

Part 3

Tat kala ku melihat dangig  bakso, ku

Bergumam itu Makanan favoritmu Ma, Namun

Kini tinggal kenangan saja.

Yang paling  ku ingat di pikiranku Adalah

Betapa lahapnya engkau menyantap

Makanan favorit engkau itu.

Abang bakso keliling  engkau hentikan

Di depan Rumah kita, lalu kita pun

Makan bersama.

Engkau Cium keningku dan berkata

“Enak kan utii”  aku pun menjawab

Kembali “Enak Mama”

Engkau membimbingku banyak hal

Tentang kesederhanaan Mama,

Makanan sederhana, pakaian sederhana

Dan lain sebagainya.

                 Tabanan,17 Juli 2025

       Makna hidup

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi


Ma sebelumnya aku berpikir bahwa Akulah yang akan mendahuluimu,sebab berulang kali aku pun di serang berbagai penyakit.


Demam tinggi hingga diriku menjadi seorang Disabilitas, DB,DBC Paru-paru hingga infeksi Paru-paru.


Namun tidak mengapa Ma

Dari ini Semualah aku menjadi paham akan yang di maksud, kehendak Sang Maha kuasa itu.


Kini pengertian ku pun di berbaharui oleh semua kejadian ini, Harapanku Adalah semakin mengerti kan makna hidup yang sesungguhnya.

       Tabanan,05 Juli 2025.

  

Sampai akhir Hayat

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi


Sampai akhir Ayatnya pun seorang ibu Akan tetap mengigat akan buah hati yang ia kandung selama sembilan bulan.

Bahkan saat sakit pun ia Tahan demi memberikan nasehat berharga yang berguna untuk masa Depan yang gemilang untuknya.

Terimakasih Mama Atas pengorbanmu yang sangat luar biasa ini kepadaku anak Tirimu.

Ku tak sanggup membalasnya

Mama, kini Hanyalah Doa untuk ku agar Aku dapat membanggakanmu, meskipun

Engkau telah ada di Zion yang baka.

              Tabanan,06 Juli 2025

Maafkan aku Ma

Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Ma............

Maafkan aku Selama ini selalu sibuk dengan dunia ku sendiri, tanpa pernah memikirkan mu.

Aku sebenarnya perjuang untuk mempertemukanmu dengan Suhartatik dan Yuyun Ma,melalui kata demi kata yang aku rangkai.

Namun takdir berkata lain Ma sebelum hal itu terwujud engkau malah pergi ke Bukit Zion yang baka Mama.

Saat engkau meminta uang padaku, sebenarnya aku ingin memberikannya Ma,Namun aku saat itu uangku terbatas Ma.

                 Tabanan,07 juli 2025

     Metamorfosis sempurna

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Daku kini Tahu bahwa semakin Tua Engkau Maka dirimu akan kembali menjadi

Anak-anak yang imut.

Waktu ini adalah kesempatan untuk kami mendapatkan pahala mulia, karena merawat kalian adalah mulia dan sangat mulia.

Kami Tahu hidup ini seperti Roda, Dahulu engkau yang merawat kami kini giliran kami

Yang merawat kalian.

OOOO........ Tuhan

Terimakasih karena manusia

Engkau ciptakan memiliki metamorfosis sempurna sehingga kami pun mampu meraih pahala yang berlipat ganda.

                Tabanan,08 Juli 2025

Tidak tercapai

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Aku teringat saat dirimu berkata “Aduh,aku belum Tua Sudah merepotkan anakku.”

Padahal engkau pun sudah tak berdaya.

Engkau berusaha kuat

Agar diriku pun kuat kan ma?

Padahal sakit yang Engkau derita sangatlah berat.

Pergi ke Rumah sakit pun Engkau Enggan Ma

 Yang engkau pikirkan Ekonomi anakmu ini, padahal aku pun bukan anak kandungmu.

Katamu padaku

“Mama ingin menghadap yang maha kuasa setelah melihatmu berbahagia dengan keluarga kecilmu.”

Namun cita-cita itu tidak tercapai.

       Tabanan,09 Juli 2025

Bayangan duka

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Pikiranku tak sanggup membayangkan

Tat kala sang buah hati mengetahui

Kepergian dirimu yang bengitu cepat

Ini Mama.

Rasa benci, kecewa dan sedih dari

Seorang anak yang menyimpan Rasa rindu

Sejak lama Namun tak terwujudkan pastilah

Sangat berat Ma.

Ma berpisahan kalian sudah cukup lama

Bahkan sejak kecilku pun tak melihat mereka

Aku hanya mendengar Nama mereka di sebut

Oleh orang.

Sebab karena itu bila mereka melupakan semua

Rasa Dalam Amarah janganlah engkau bersedih

Aku Tahu kehilangan kan sosok ibu itu berat

Terlebih bagi sang anak yang menyimpan Rindu.

                         Tabanan,10 juli 2025

Sebuah pengakuan

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Ma aku teringat kepadamu

Tat kala aku melihat Temanku menelpon Sang Ibunda

Namun Aku Tahu ini Adalah Rasa Rindu

Tanpa obat,karna Engkau pun telah pergi ke Zion.

Ma Apakah Engkau tak ingin

Melihat wajah keluarga kedua putrimu

Mengapakah engkau secepat ini pergi?

Mereka pasti sangat terpukul Ma.

Datanglah ke Dalam mimpi mereka ya Ma

Sampaikanlah Sesuatu kepada mereka

Janganlah malu bertemu dengan mereka

Karna kesalahan bisa di perbaiki ma.

Aku sendiri pun Takut kan rasa Terpukul

Mereka,Namun kan ku hadapi Semua itu

Kan ku jelaskan Semua hingga tuntas

Karna kepergian mu pun harus tenang.

                      Tabanan,11 juli 2025

Mimpi Buruk

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Ma,Tahukah Engkau selama engkau pergi hidupku

Terasa Sepi sangat Sepi Ma

Tat kala Sepi Aku Hanya bisa memandang fotomu

Sungguh hidup ini Terasa hampa Ma.

Dari bertiga menjadi berdua dan dari berdua

Kini hidupku pun dalam Sepi Ma

Memang cita-citaku Adalah hidup Mandiri Ma pa

Namun tidak dengan di Iringi Duka Seperti ini.

Tahun dua Ribu sebelas dan dua Ribu dua puluh lima

Adalah Tahun yang paling berat bagiku

Rasa yang di penuhi oleh kehilangan orang tercinta

Mama dan Papa yang telah berpulang ke Sorga.

 Kini kalian hanya bisa melihat dari atas Sana

 Tanpa bisa menyapa lagi Mama dan papaku

Sungguh ini Semua terasa seperti mimpi buruk

 Jikalau bisa kan ku tepis Semua kehilangan ini Ma.

                       Tabanan,12 juli 2025

Rasa Terimakasihku

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Ma,Aku Berharap bisa segera mewujudkan mimpi

Kita berdua meskipun kini aku hanya sendiri

Aku akan mengejar kesuksesan itu dengan penuh

Ketekunan Mama ku Sayang.

Kiranya engkau yang melihat dari Atas Sana

Tersenyum Ma, maafkan aku karna tat kala

Engkau bersama-sama denganku, aku tidak

Memiliki semangat seperti ini.

Sekarang aku menyadari Akan berjuangmu Dahulu

Tat kala Aku tidak mengerti segalanya

Maafkan Aku saat itu aku tak membantumu

Yah meskipun secara diam-diam berjuang juga.

Terimakasih karena engkau berjuang demi kehidupanku

Aku tak tak bisa membalasnya Ma, karena saat itu

Aku pun salah mengambil keputusan Mama

Rasa Egois yang ada pada diriku lebih besar.

                 Tabanan,13 Juli 2025

                        Meraih Sukses

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Kesukksesan Adalah impian Semua orang

Termasuk diriku Ma, Seperti yang kita berbincangkan

Dahulu itu, tapi kini Rasanya waktu itu belumlah

Berpihak kepadaku.

Aku memohon maaf Ma Bila aku Gagal tuk

Mewujudkannya bahkan hingga engkau pun

Berpulang ke hadapan Tuhan yang Maha Esa

Namun harapan itu tak akan ku tinggalkan.

Engkau pun pasti sedih Tat kala melihatku

Seperti ini kan Ma?, Namun Apa dayaku

Kini aku akan berjuang di tempat ini

Hingga kesuksesan itu aku peroleh.

Sabarlah menanti ya Ma, Aku akan berjuang

Lebih keras lagi dan lebih keras lagi

Sampai memiliki Aset impian kita berdua

Meskipun kini engkau Telah tiada lagi.

              Tabanan,13 Juli 2025

                     Sebuah Situasi

Karya:Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi

Mama...........

Janganlah malah kepada Sahabat kita

Bukannya maksud mereka Tak mau melaksanakan

Wasiat tersebut Ma.

Janganlah pula marah kepadaku

Bukan maksudku untuk memisahkan

Diri dari keluarganya Ma

Ekonomilah menjadi alasannya.

Doaku Suatu hari kelak

Kami bisa berkumpul kembali

Dan dirinya bisa melaksanakan

Wasiat dari Engkau ini Ma.

Pasti engkau Sudah Melihat dari

Sorga bukan Mamaku?

Aku harap engkau pun mengerti

Akan Situasi ini Ma.

               Tabanan,18 juli 2025






Bionarasi:

Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi Adalah Seorang Prempuan penyandang Disabilitas Daksa penguna alat bantu tongkat 2 (ketiak)

Putri angkat dari pasangan Almarhum I Wayan Sumiana (meninggal dunia pada 11 November 2011 karena sakit Diabetes) & I Putu Supainten Kristin (meninggal dunia pada 23 Mei 2025 karena sakit komplikasi (infeksi lidah/lidah berjamur, infeksi Paru-paru & Asam lambung).

Prima berasal dari Desa batungsel kelot Pupuan Tabanan-Bali,Namun Alumni Dari SD Negri no.1 Wanasari tengah,penebel-Tabanan karena di ajak mengadu nasib keluar desa satu Tahun Setelah sang Ayah meninggal dunia (Pada Tahun 2012) kini prima tinggal di Yayasan Cornelia Elshadai.

Daftar buku yang pernah Prima Terbitkan Adalah

-warang Titiang di Cahaya Silver

-Sotong Ane ngisengin

-karya Tungas ngoyong

-kasurat iseng

-setuja Goresan cerita

-Goresan detik Terakhir


Featured post

Untuk Sahabatku