13 Jun 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA PULUH EMPAT - HARI MINGGU BOLEH MENGINJIL

 


Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Wahyu 14:12


“Menentang hukum hari Minggu semata-mata akan memperkuat penganiayaan yang mereka lakukan sebagai fanatik/agama yang berusaha memaksakan hukum itu. Janganlah memberi mereka kesempatan untuk menyebut engkau pelanggar hukum. Jikalau mereka yang memerintah manusia tidak takut akan Allah atau manusia, maka pemerintahannya akan kehilangan kemeriahannya, dan mereka akan melihat bahwa tidaklah bertanggung jawab dengan pemeliharaan hari Minggu. Terus sajalah dengan pekerjaan penginjilanmu, dengan Alkitabmu di tanganmu, maka musuh akan melihat bahwa ia telah menyia-nyiakan pekerjaannya sendiri. Orang tidak menerima tanda binatang itu oleh sebab ia menunjukkan bahwa ia menyadari kebijaksanaan memelihara perdamaian dengan berhenti dari pekerjaan yang menimbulkan serangan, sambil melakukan pekerjaan yang sangat penting pada waktu yang sama.


“Apabila kita memanfaatkan hari Minggu untuk pekerjaan penginjilan, maka cambuk akan diambil dari tangan orang fanatik yang sewenang-wenang, yang suka merendahkan umat Masehi Advent Hari Ketujuh.”


“Hari Minggu dapat dimanfaatkan untuk melakukan bermacam-macam pekerjaan yang dapat menyediakan banyak hal untuk Tuhan. Pada hari ini kumpulan-kumpulan di tempat terbuka dan kumpulan-kumpulan di luar kota dapat diadakan. Pekerjaan dari rumah ke rumah dapat dilakukan. Mereka yang menulis dapat menggunakan hari itu untuk menulis pembahasan mereka. Sekiranya mungkin biarlah acara-acara agama diadakan pada hari Minggu. Buatlah kumpulan-kumpulan ini menjadi sangat menarik. Nyanyikanlah nanyian-nyanyian yang sungguh membangun kerohanian, dan berbicaralah dengan kuasa dan kepastian tentang kasih Juruselamat. Bicarakan tentang pertarakan dan pengalaman keagamaan yang sejati. Dengan demikian engkau akan belajar banyak bagaimana bekerja, dan mencapai banyak jiwa.


“Hukum untuk pemeliharaan hari pertama dalam minggu adalah hasil kemurtadan gereja-gereja Kristen. Hari Minggu adalah anak Kepausan, yang ditinggikan oleh dunia Kristen di atas hari kudus Allah. Dalam keadaan apapun umat Allah tidak perlu menghormatinya. Tetapi saya mengharapkan mereka mengerti bahwa mereka tidak melakukan kehendak Allah yang dengan beraninya mengadakan perlawanan sedangkan Ia menginginkan mereka menghindarkannya.” Testimonies, jilid 9, hl. 232, 233, 235.


“Pemandangan-pemandangan yang ajaib terbentang di depan kita; dan pada saat ini suatu kesaksian hidup harus terlihat dalam kehidupan orang-orang yang mengaku umat Allah, sehingga dengan demikian dunia dapat melihat bahwa pada zaman ini, manakala kejahatan merajalela di mana-mana, masih ada suatu umat yang menyampingkan kehendak mereka dan berusaha melakukan kehendak Allah, suatu umat yang dalam hatinya dan kehidupannya tertulis hukum Allah.” Counsels to Parents, Teachers, and Students, hl. 322.


Apa yang kita paparkan di atas ini adalah anjuran Roh Nubuat. Namun, kita kembali ke ayat kita “Yang penting di sini ialah ketekunan orang kudus, yang menuruti perintah Allah (termasuk mempertahankan dan menguduskan hari Sabat) dan iman kepada Yesus,” Iman kepada Yesus adalah menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

6 Jun 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA PULUH TIGA - PEMELIHARA SABAT AKAN DIPERSALAHKAN

 


Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Wahyu 13:16, 17


“Bilamana manusia semakin lama semakin jauh dari Allah, maka Setan dibiarkan untuk menguasai anak-anak durhaka. Ia melemparkan kebinasaan atas manusia. Maka terjadilah malapetaka di darat dan di laut. Harta dan nyawa binasa oleh api dan banjir. Setan memutuskan untuk menuduhkan hal ini ke atas mereka yang tidak mau tunduk kepada berhala yang didirikannya. Agen-agennya menuding Masehi Advent Hari Ketujuhlah yang menjadi biang keladi kesukaran. “Orang-orang ini berdiri menentang hukum,” kata mereka, “Mereka menodai hari Minggu. Sekiranya mereka dipaksa untuk mematuhi pemeliharaan hari Minggu, maka penghakiman yang mengerikan ini akan berhenti.” Review and Herald, 16 Juli 1901.


“Bencana-bencana alam akan terjadi, bencana alam yang sangat mengerikan, sangat tidak diharap-harapkan; dan kebinasaan-kebinasaan ini akan berturut satu dengan yang lain. Jika sekiranya ada perhatian terhadap amaran-amaran yang diberikan Allah, dan kalau gereja-gereja mau bertobat, kembali kepada kesetiaan mereka, maka kota-kota lain akan diperpanjang usianya. Tetapi jikalau manusia yang telah tertipu terus saja berada di jalan yang sama di mana mereka telah berjalan, dengan tidak mempedulikan hukum Allah dan menyuguhkan kepalsuan-kepalsuan kepada orang banyak, Allah membiarkan mereka menderita bencana alam, supaya perasaan mereka dapat dibangunkan.” Evangelism, hl. 27.


“Penghukuman akan sepadan dengan kejahatan orang banyak dan terang kebenaran yang mereka telah miliki. Jikalau mereka telah memiliki kebenaran itu, maka sesuai dengan terang itulah penghukuman itu.” Manuscript, 173, 1902.


“Setan menaruh penafsiran terhadap peristiwa-peristiwa, dan ini menyebabkan manusia mengira, sebagaimana kehendaknya bagi mereka, bahwa bencana yang melanda negeri adalah akibat pelanggaran atas hari Minggu. Mengira dapat menangkis murka Allah, orang-orang yang berpengaruh ini membuat hukum yang memaksakan pemeliharaan hari Minggu. Mereka mengira bahwa dengan mengangkat hari perhentian palsu ini lebih tinggi, dan terus lebih tinggi, memaksakan penurutan kepada undang-undang hari Minggu, yaitu Sabat tiruan, mereka sedang melakukan pekerjaan Allah. Mereka yang menghormati Allah dengan memikirkan hari Sabat yang sejati dipandang sebagai orang-orang yang tidak setia kepada Allah, sedangkan sebenarnya mereka yang menganggap mereka demikian, mereka sendirilah yang tidak setia, sebab mereka sedang menginjak-injak di bawah kaki mereka hari Sabat yang dimulaikan di Eden.” Manuscript, 85, 1899.


Salah satu usaha untuk menggencet umat Allah yang memelihara hari Sabat ialah, memberlakukan undang-undang hari Minggu. Dan barangsiapa tidak memelihara hari Minggu, mereka tidak boleh menjual dan tidak boleh membeli. Pada saat itulah umat Allah yang memelihara hari Sabat harus meninggalkan kota-kota dan pergi ke desa-desa. Di sana mereka harus menanam sendiri apa yang boleh mereka makan. Karena walaupun memiliki uang berjuta-juta, tidak bisa lagi membeli karena tidak memakai tanda binatang itu (kepausan), yakni memelihara hari Minggu.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

30 May 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA PULUH DUA - AKAL BUDI BAGI PEMELIHARA HARI SABAT

 



"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Matius 10:16


Sebagaimana yang telah kita uraikan tempo hari, ada usaha untuk mengubah hukum Allah, dan mengubah hari Sabat. Usaha itu tampaknya telah berhasil dan komandannya adalah Setan sendiri, maka kita harus lebih tekun memelihara hari Sabat, walaupun mendapat perlawanan tantangan, pencobaan, kesusahan, terlebih penganiayaan; karena itulah cap atau meterai Allah bagi kita.


“Bilamana perlakuan orang banyak tidak bertentangan dengan hukum Allah, engkau boleh menyesuaikan diri dengan mereka. Jika para pekerja tidak dapat melakukan hal ini, maka mereka bukan hanya menghalangi pekerjaan mereka sendiri, tetapi juga mereka akan menaruh batu sandungan, di jalan orang-orang pada siapa mereka bekerja, dan mencegah mereka untuk menerima kebenaran itu. Hari minggu adalah kesempatan yang terbaik bagi para misionaris untuk mengadakan sekolah hari Minggu, dan mendekati orang-orang dalam cara yang paling sederhana, dengan menceritakan kepada mereka tentang kasih Yesus bagi orang berdosa, dan mendidik mereka sampai memahami Kitab Suci.


“Sekarang ini pemelihara hari Minggu belum menjadi ujian. Waktunya akan datang bilamana manusia bukan hanya dilarang bekerja pada hari Minggu, tetapi juga mereka akan berusaha memaksa manusia bekerja pada hari Sabat, dan tunduk kepada pemelihara hari Minggu atau membatasi kebebasan mereka dan kehidupan mereka. Tetapi saatnya belum tiba, karena kebenaran harus diberitakan, dengan lebih lengkap di hadapan orang banyak sebagai saksi.


“Terang yang saya miliki itulah yang harus dikerjakan oleh hamba Allah dengan diam-diam, mengkhotbahkan kebenaran Alkitab yang besar dan indah, Kristus dan diriNya yang disalibkan, kasihNya dan pengorbanan yang tak terkira, yang menunjukkan bahwa alasan mengapa Kristus mati sebab hukum Allah itu kebal, tidak bisa berubah, dan kekal. Hari Sabat harus diajarkan dalam cara yang menentukan, tetapi harus berhati-hati bagaimana engkau menghubungkannya dengan berhala hari Minggu. Satu kata bagi orang-orang bijaksana sudah cukup.


“Bilamana mereka yang mendengarkan dan melihat terang hari Sabat mengambil sikap terhadap kebenaran untuk memelihara hari Allah yang kudus, maka kesulitan-kesulitan akan timbul, karena usaha akan dilancarkan untuk menentang mereka yaitu pemaksaan kepada pria dan wanita untuk melanggar hukum Allah. Di sini mereka harus berdiri teguh, supaya mereka tidak merusak hukum Allah; dan jika perlawanan dan penganiayaan yang harus dihadapi, hendaknya mereka memperhatikan perkataan Kristus; “Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain.” Review and Herald, 6 April 1911.


Kita yang memelihara hari Sabat harus menaruh akal budi, bilamana hari Sabat palsu dipaksakan, yaitu pemaksaan hari Minggu kepada semua manusia; tetapi janganlah takut karena Yesus mengatakan, “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi... ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:18, 20. Biarlah kita “cerdik seperti ular dan tulus seperti burung merpati.”


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

23 May 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA PULUH SATU - SABAT HARI YANG MULIA

 



Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya. Yesaya 58:13, 14


Tetapi singa itu rupanya sangat kelaparan, setelah ia memakan perempuan yang sedang mencuci itu, ia masih melihat ke sana ke mari. Padahal ia sudah berjanji pada malaikat penjaga pintu gerbang bahwa ia tidak boleh makan apa-apa di dalam pemukiman itu. Matanya masih memancarkan keinginan untuk menerkam. Memang dasar singa walaupun sudah berjanji pada malaikat, tetapi janji itu tidak lagi dihiraukannya. “Yang penting kenyang, urusan nanti di belakang,” katanya dalam hatinya. Ketika ia tidak lagi melihat mangsa, maka ia memutuskan, walaupun belum kenyang lebih baik pulang saja. Dan iapun melangkah menuju pintu gerbang untuk keluar dari pemukiman itu.


Namun, dua blok dari pintu gerbang di belakang sebuah rumah besar, ia melihat seorang laki-laki sedang membelah kayu. “Ahaa, mujur juga aku hari ini,” kata singa itu pada dirinya sendiri. Ia segera mengendap-endap dari belakang, dan dengan secepat kilat menerkam laki-laki yang sedang membelah kayu itu. Dengan lahap dan dengan senang singa itu berpesta sambil mengingkari janjinya pada malaikat penjaga pintu gerbang. Dengan puas singa itu meninggalkan tulang-tulang mangsanya, lalu pergi menuju pintu gerbang hendak keluar dan mau berlalu dari situ.


Ketika tiba di pintu gerbang, malaikat itu memandangnya dengan tajam. Ia melihat bercak-bercak darah di mulut dan kuku-kuku singa itu. “Engkau mengingkari janji,” kata malaikat itu menegur singa itu. “Engkau berjanji tidak memakan apa-apa di dalam, ternyata mulutmu dan kuku-kukumu berlumur darah,” tuduh sang malaikat. “Benar,” kata singa itu, “tetapi anda mengatakan bahwa semua penghuni di sini adalah orang Advent, dan mereka semua sedang pergi ke gereja, jadi yang kumakan bukan orang Advent, tokh? Malaikat itu terperangah. Ia tahu bahwa tempat itu kosong, mengapa sampai ada orang yang dimakan oleh singa itu. Singa itu beralasan bahwa korban yang dimakannya pastilah bukan orang Advent, pertama karena semua orang Advent di situ sedang ke gereja, kedua yang ia makan, sedang bekerja, yang perempuan sedang mencuci, yang laki-laki sedang membelah kayu.


Dengan segera malaikat itu memeriksa di komputer. Aduh, Celaka! Yang perempuan adalah diakones, dan yang laki-laki adalah pemimpin Sekolah Sabat. Saudara, ini cuma ilustrasi tetapi isi ceritanya banyak berlaku pada kita, sebab ada orang-orang Advent yang tidak setia memelihara hari Sabat, maka Setan ibarat singa tadi memakan mereka. Biarlah kita setia memelihara hari Sabat, tidak melakukan urusan bisnis kita pada hari Sabat, tidak menjalankan acara kita, dan tidak berkata omong kosong, maka Tuhan akan memberkati kita dengan limpah, baik berkat badani maupun berkat rohani. Lebih dari pada itu Tuhan akan memberi makan dari milik pusaka Yakub, artinya kita akan mewarisi dunia baru dengan kesenangan yang kekal sampai selama-lamanya.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

16 May 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA PULUH - MENGHORMAT HARI SABAT

 

Renungan Buka Sabat


SABAT KEDUA PULUH


MENGHORMAT HARI SABAT


Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN. Yesaya 58:13, 14a


Ada sebuah ilustrasi yang perlu kita renungkan. Apabila kita membaca alur ilustrasi ini biarlah kita renungkan maknanya, bukan isi ceritanya. Diceritakan bahwa di tengah-tengah sebuah hutan rimba terdapat suatu pemukiman. Anehnya, semua orang yang tinggal di pemukiman ini adalah orang Advent semua. Dan kerena pemukiman ini terletak di tengah-tengah hutan rimba, maka tempat ini diberi pagar tembok seperti benteng. Dengan demikian sukarlah bagi orang asing untuk memasuki pemukiman ini, apalagi pintu gerbang masuk cuma satu dan dijaga oleh seorang malaikat.


Pada suatu hari Sabat seekor singa yang besar dengan tidak sengaja muncul di pemukiman ini. Ia berjalan mengelilingi pagar tembok, sampai akhirnya ia tiba di pintu gerbang yang dijaga oleh malaikat. Ketika singa ini berjumpa dengan malaikat di pintu gerbang itu, terjadilah dialog antara malaikat dan singa itu. “Tempat apakah ini?” tanya singa. “Oh ini adalah tempat pemukiman,” jawab sang malaikat. “Pemukiman siapa?” tanya singa itu ingin tahu. “Ini pemukiman orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, kalau anda bukan orang Advent, anda tidak diizinkan tinggal di sini,” kata sang Malaikat menjelaskan. “Oh ya, tetapi mengapa kedengarannya sangat sepi?” tanya singa lagi. “Ya, hari ini, tempat ini kosong, oleh sebab sekarang adalah hari Sabat, semua orang Advent, atau semua yang tinggal di sini sudah pergi ke gereja, jadi sekarang kosong, tidak ada penghuninya,” jawab sang malaikat.


“Bolehkah aku masuk untuk melihat-lihat pemukiman orang Advent yang kosong sekarang ini? Tanya singa dengan penuh harap. “Boleh,” kata sang malaikat,” tetapi jangan engkau makan apa-apa di dalamnya.” Engkau harus berjanji tidak boleh makan apa-apa, apalagi orang Advent,” tegas malaikat itu. Lalu pintu gerbang dibuka dan singapun masuk ke dalam. Dan singapun berjalan menikas sambil mencari mana yang dapat dilulurnya. Setelah berjalan sampai ke ujung ia tidak melihat siapapun, lalu ia memutuskan untuk pulang; namun, dalam perjalanan pulang ia menempuh jalan lain. Kalau ia tadi masuk lewat jalur utara kini ia pulang lewat jalur selatan. Apakah yang dilihatnya, dan apakah yang terjadi?


Ketika ia hendak menyeberangi sungai yang ada di tengah-tengah pemukiman itu, ia melihat seorang perempuan sedang mencuci baju. “Ada,” pikir singa itu, “ada juga makanan untukku hari ini.” Lalu, perempuan yang sedang mencuci baju pada hari Sabat itu diterkam oleh singa itu. Dan singa itu memakan perempuan itu.


Bagaimana kelanjutan kisahnya, kita akan teruskan minggu depan yang penting saat ini kita buka Sabat dulu, untuk menerima Sabat sebagai “hari kenikmatan.”


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

9 May 2025

Renungan Buka Sabat - Sabat KESEMBILAN BELAS - HARI SABAT DAN KESELAMATAN—II

 

Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku. Yesaya 56:6


Dalam renungan kita minggu lalu telah kita jelaskan tentang dua golongan orang yang tidak dianggap oleh orang Israel - orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan, dan orang kebiri yang tidak akan memiliki keturunan. Tentang orang-orang kebiri kita telah bahas dalam renungan minggu yang lalu, sekarang kita akan membicarakan tentang orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan.


Yang disebut “orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan” adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi bukan bangsa Israel. Di kalangan bangsa Israel mereka dianggap tidak ada apa-apanya; tetapi di mata Tuhan lain halnya, asalkan mereka setia dan memelihara hari Sabat Tuhan. Kita ulangi ayat di atas: “Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hambaNya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjianKu,” Apakah imbalan dari Tuhan kepada mereka?


“Mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doaKu. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbahKu, sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” (ayat 7). Ini menunjukkan pada kita kebaikan dan kemurahan Allah bagi manusia; termasuk saudara dan saya. Menguduskan Sabat termasuk membuat “korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan.” Korban bakaran dan korban sembelihan tidak lagi kita adakan sekarang, karena itu semua sudah habis atau berhenti ketika Tuhan Yesus mati di atas salib. Jadi bagaimanakah ayat ini berlaku bagi kita, karena kitalah orang-orang asing yang telah bergabung itu; kitalah orang-orang asing yang bukan orang Israel badani.


Sebagai pengganti korban bakaran dan korban sembelihan yang kita lakukan ialah membawa persembahan sukarela dan mengembalikan perpuluhan kepada Tuhan, dan jika kita setia dalam hal ini Tuhan menjanjikan, Mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus (gunung Tuhan yang kudus adalah sorga) artinya, Tuhan akan menyelamatkan mereka (termasuk saudara dan saya) ke dalam KerajaanNya. “Semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya (artinya menguduskannya), dan yang berpegang kepada perjanjianKu (artinya berharap dan memelihara janji Tuhan).”


Marilah kita berusaha dengan segala kekuatan yang dikaruniakan Allah kepada kita untuk menguduskan dan memelihara hari Sabat, karena inilah yang akan memberi kita cap, bahwa kita adalah umat Allah. Karena banyak yang mengaku umat Allah tetapi mereka tidak memiliki cap Allah, yaitu hari Sabat. Kitalah orang-orang asing yang telah bergabung itu, pandanglah terus kepada janji Tuhan, bahwa Ia akan membawa kita ke GunungNya yang kudus.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

2 May 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDELAPAN BELAS - HARI SABAT DAN KESELAMATAN-1



Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: "Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umat-Nya"; dan janganlah orang kebiri berkata: "Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering." Sebab beginilah firman TUHAN: "Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku. Yesaya 56:3, 4

Pada zaman bangsa Israel ada dua golongan orang yang dianggap tidak ada harapan apa-apa. Yang pertama ialah “orang yang menggabungkan diri kepada Tuhan,” dan yang kedua ialah “orang kebiri.” Urutan ayat-ayat di atas menerangkan atau menyebutkan, “orang asing” lebih dahulu, baru “orang kebiri”; tetapi yang dijelaskan lebih dahulu adalah orang kebiri: “Sebab beginilah firman Tuhan, kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari SabatKu dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku.”

Pada zaman itu, banyak orang bangsawan yang kaya yang biasa mempekerjakan pegawai dan budak. Kalau pegawai tentu saja yang diangkat dan diberi gaji. Tetapi budak adalah yang dibeli dan tidak diberi gaji, selain diberi makan. Dan, salah satu pekerjaan pegawai atau budak adalah menjaga isteri-isteri, gundik-gundik atau selir dari si bangsawan. Celakanya kalau pegawai atau budak itu adalah laki-laki, maka untuk menjaga isteri, gundik atau selir, ia harus dikebiri. Dan pengebirian itu akan mengakibatkan ia tidak bisa kawin dan tidak ada atau tidak dapat memperoleh keturunan, sehingga ia akan berkata “aku ini pohon kering.”

Tetapi nabi Yesaya, melalui ilham Ilahi memberi harapan keselamatan kepada orang-orang itu. “Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari SabatKu dan memilih apa yang Kukehendaki (melakukan semua firman Tuhan) dan yang berpegang kepada perjanjianKu (setia kepada Tuhan), kepada mereka akan Kuberikan dalam rumahKu di lingkungan tembok-tembok kediamanKu suatu tanda peringatan dan nama, itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan, suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka.”

Kepada orang-orang kebiri diberi janji, asalkan mereka setia kepada Tuhan termasuk memelihara Sabat Tuhan, akan diberi suatu tanda peringatan dan nama di dalam rumah Tuhan (di sorga), yang lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi, lebih baik tidak punya anak-anak asalkan masuk sorga, dari pada punya anak-anak tetapi masuk neraka. Dikatakan, Tuhan akan memberikan “suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka.” Artinya mereka akan beroleh hidup kekal sampai selama-lamanya di dalam Kerajaan Allah. Ini adalah janji kepada orang-orang kebiri. Bagaimanakah kita yang bukan orang-orang kebiri? Kita yang sempurna fisik ini, dengan kesempatan penuh dari Tuhan, harus lebih bersungguh memelihara firman Tuhan, termasuk menguduskan hari Sabat.

Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

13 Apr 2025

Tetap Percaya


Hai jiwaku mengapa engkau 
Merasakan gundah gulana diidalammu? 
Sepedih itukah apa yang 
Kau rasakan saat ini 

Ada kalanya cobaan yang berat 
Datang menimpa dan kau ragu 
Kau berkata dalam hatimu
Masih bisakah aku percaya padaMu?

Masih bisakah aku percaya pada janjiMu? 
Masih bisakah aku percaya?
Tapi di hatimu berkata,
Tetaplah percaya padaNya.

Dan dalam doa kau berkata:
Tuhan, aku masih ingin percaya.
Walaupun sakit yang aku rasakan
Aku mau percaya bahwa 

Engkau masih bersama denganku 
Aku masih mau percaya 
Bahwa Engkau benar ada
Aku masih ingin percaya padaMu

Hai jiwaku yang gelisah 
Janganlah kau merasa ragu
Janganlah kau menjadi kecewa 
Karena kepedihan yang ada 

Tetaplah percaya padaNya sekalipun 
Berat untuk melakukan itu
Tetaplah berdoa kepada Tuhan 
Karena ketenangan yang sempurna 

Hanya ada di dalam Dia
Ketenangan yang abadi yang 
Takkan pernah diberikan siapapun 
Di dunia yang kita tinggali ini 

4 Apr 2025

Renungan Buka Sabat SABAT KEEMPAT BELAS SABAT PERINGATAN KUASA ALLAH

 


Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka. Yehezkiel 20:12


“Oleh menuntun manusia untuk melanggar hukum yang kedua, Setan bertujuan merusak pandangan pikiran manusia sehubungan dengan Pribadi Ilahi. Dengan menyisihkan hukum yang keempat, ia hendak menuntun manusia sehingga melupakan Allah sama sekali. Tuntutan Allah supaya dihormati dan disembah, lebih dari pada dewa-dewa kafir, didasarkan atas kenyataan bahwa Ia adalah Khalik, dan bahwa semua makhluk berhutang nyawa padaNya. Demikianlah hal itu dipaparkan dalam Alkitab. Yeremia berkata, Tetapi Tuhan adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal. Bumi goncang karena murkaNya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geramNya.... Para allah yang tidak menjadikan langit dan bumi akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit ini. Tuhanlah yang menjadikan bumi dengan kekuatanNya, yang menegakkan dunia dengan KebijaksanaanNya, dan yang membentangkan langit dengan akal budiNya. Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas menjadi malu karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di dalamnya, semuanya adalah kesia-siaan, pekerjaan yang menjadi buah ejekan, dan yang akan binasa pada waktu dihukum. Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian Yakub, sebab Dialah yang membentuk segala-galanya, dan Israel adalah suku milikNya.” Yeremia 10:10-12; 14-16.


Sabat sebagai satu peringatan akan kuasa Allah yang menciptakan, menunjuk kepadaNya sebagai Khalik langit dan bumi. Oleh sebab itu Sabat merupakan saksi yang tetap akan adanya Allah, dan satu pengingat akan kebesaranNya, hikmatNya dan kasihNya. Jikalau hari Sabat selalu disucikan, maka tidak akan pernah ada seorang ateis atau seorang penyembah berhala.


Lembaga hari Sabat, yang dimulai di Eden, adalah sama tuanya dengan bumi ini. Itu dipelihara oleh semua bapa-bapa mulai dari masa penciptaan dan seterusnya. Selama perbudakan di Mesir, bangsa Israel dipaksa oleh pengerah-pengerah mereka sehingga melanggar hari Sabat, dan sebegitu jauh mereka telah kehilangan pengetahuan tentang kesuciannya. Pada waktu hukum itu diumumnkan di Sinai, kata-kata yang pertama dari hukum yang keempat ialah, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat,” menunjukkan waktu penciptaan bumi ditetapkan pada saat itu; kepada kita ditunjukkan kembali waktu penciptaan bumi ini sebagai asal-usul Sabat. Supaya dapat menghapus Allah dari pikiran manusia, Setan bertujuan menghancurkan peringatan yang besar ini. Jikalau manusia dapat dituntun untuk melupakan Khalik mereka, maka mereka tidak akan berusaha melawan kuasa kejahatan, dan Setanpun pasti akan menguasai mangsanya.” Alfa dan Omega 1, hl. 397, 398.


Melalui keterangan di atas ini berulangkali Tuhan, Allah semesta alam menekankan kepada kita manusia betapa pentingnya hari Sabat itu sebagai peringatan bahwa Ia adalah Khalik yang menciptakan langit dan bumi. Setan berusaha menghancurkan lembaga ini oleh sebab Ia telah terusir dari sorga, dan manusia yang setia kepada Allah termasuk menguduskan hari Sabat, tidak dapat dikalahkannya, juga tidak dapat dimenangkannya untuk berdiri di pihaknya. Allah akan memberkati dan menyucikan kita ketika kita memelihara dan menguduskan hari Sabat Tuhan itu.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

31 Mar 2025

Mengapa Aku Menulis Tentang-Nya

 

 

Menulis tentang-Nya tidaklah mudah

Ini bukan tentang kemampuan

Dalam menulis sebagai seorang penulis

Bukan juga karena aku seorang penulis

 

Menulis tentang-Nya membutuhkan hati

Yang berserah dan mau

Diajar olehi-Nya yang memiliki segala hikmat

Karena aku tahu bahwa

Aku bukan orang yang berhikmat

 

Seperti Yesaya yang berkata

Celakalah aku karena aku seorang yang najis bibir

Aku bukanlah seorang yang suci

Aku tinggal di dunia yang penuh dengan dosa

 

Aku adalah orang paling berdosa

Dan aku menulis tentang Dia yang tidak pernah berdosa

Tentang Dia yang suci

Tentang kemuliaan-Nya yang ajaib

 

 

Bukan karena kehebatanku maka

Aku ingin menulis tentang-Nya

Bukan karena hikmat manusia

Maka aku menulis tentang-Nya

Semua ini karena Dia

 

Semua yang aku tulis

Datangnya dari dia yang

Memberikan semua kemampuan dalam diriku

Semua kasih yang telah

Diberikannya kepada diriku membuat

Aku ingin menulis tentang-Nya

 

Segala yang terjadi dalam hidup

Membuat aku ingin menulis tentang Dia

Dia adalah keajaiban dalam hidupku

 

Begitu ajaib yang dia lakukan

Sehingga aku ingin menulis tentang-Nya

Sebuah syair lagu berkata

 


Kalaupun laut penuh tinta

Dan langit menjadi kertas

Rumput-rumput jadi pena

Dan semua orang penulis

 

Menuliskan kasih Tuhan

Akan kering lautan

Langit tak dapat muatkan segenap kasih Tuhan

 

Syair lagu itu menyadarkanku

Sekalipun aku banyak menulis

Tentang kasihnya yang dahsyat

Jutaan kertas tak akan dapat memuatnya

Jika ditarik dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain

Tak akan cukup untuk muatkan cerita kasih-Nya kepada manusia

 

Sekalipun aku dapat menulis

Jutaan syair yang indah

Itu tak akan cukup

Melukiskan segenap kasih yang Ia berikan

 

Setiap penyair akan menuliskan

Apa yang ada di hatinya

Tentang siapa yang ada di hatimu

Tentang pelajaran kehidupan yang dirasakannya

Dan penyair adalah alatNya untuk menuliskan tentang kasihNya

 

Seorang penulis yang menceritakan

Kasih Tuhan untuk dunia

Yang telah jatuh karena dosa

Adalah seorang yang telah merasakan kasihnya

 

Aku adalah salah satu dari mereka

Aku telah merasakan keajaibannya yang luar biasa

Dia begitu luar biasa sehingga hatiku terpesona

Aku percaya suatu hari

Aku akan melihat keajaibanku muka dengan muka

 

Suatu saat nanti aku akan

Berada di tempat dia berada

Aku akan tinggal dengannya di tempat yang indah

Tempat di mana aku akan hidup dengannya selamanya


28 Mar 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETIGA BELAS - HARI KETUJUH SABAT TUHAN

 


Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. Ulangan 5:14


Ayat di atas ini adalah ulangan hukum Allah tentang hari Sabat. Yang tidak boleh bekerja pada hari Sabat ialah “engkau (orang tua/ayah dan ibu) atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan, atau lembumu atau keledaimu, atau hewanmu manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu.” Dalam Keluaran 20:8-11, tidak disebut nama hewan, tetapi dalam ayat kita di atas ini disebutkan dua nama hewan: lembu dan keledai, atau hewanmu manapun.


Dalam kehidupan bangsa Israel dahulu kala, lembu dan keledai adalah hewan yang sangat diperlukan. Lembu digunakan untuk mengerjakan ladang, dan keledai digunakan sebagai sarana pengangkutan. “Atau hewanmu yang manapun,” ini termasuk kuda dan unta, yang juga digunakan sebagai sarana angkutan, serta hewan-hewan yang lain, pada hari Sabat tidak boleh digunakan untuk bekerja. Jadi, lembu tidak boleh dipakai untuk membajak ladang atau kebun, keledai tidak boleh digunakan untuk mengangkut barang atau ditunggangi pada hari Sabat, begitu juga hewan-hewan manapun; mereka harus berhenti, beristirahat, pada hari Sabat.


“Allah merencanakan agar hari Sabat itu akan mengarahkan pikiran manusia untuk merenungkan hasil ciptaanNya. Alam berkata-kata kepada indera mereka, dan mengatakan adanya satu Allah yang hidup, yakni sang Khalik, sebagai pemerintah di atas segala-galanya. “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam” (Mazmur 19:2, 3). Keindahan yang menutupi bumi ini adalah tanda kasih Allah. Kita dapat melihatnya pada bukit-bukit yang permai, pada pohon-pohon yang tinggi, pada kuncup-kuncup yang sedang mekar dan bunga-bunga yang indah. Semuanya menceritakan kepada kita tentang Allah. Hari Sabat, yang selalu menunjuk kepada Dia yang menjadikan segala sesuatu, mengajak manusia untuk membuka buku alam yang besar itu dan mempelajari hikmat, kuasa, dan kasih Khalik itu.” Alfa dan Omega, hl. 40,41.


Dan bukan saja manusia (orang tua, anak-anak, tamu di rumah, para pembantu di rumah) yang boleh menikmati berkat hari Sabat, melainkan juga hewan atau binatang yang kita pelihara. Mereka juga harus beristirahat karena telah bekerja selama enam hari dalam minggu itu. Di sini kita melihat betapa mulianya maksud Allah terhadap hari Sabat itu. Maksud Allah bagi manusia terhadap hari Sabat adalah supaya hari Sabat itu menjadi berkat, menjadi kesucian, dan menjadi kesukaan untuk manusia dan binatang-binatang. Mengapa? Karena Ia adalah Khalik semesta alam, Ia mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk ciptaanNya, dan Ia sangat rindu untuk mencurahkan berkatNya dengan selimpah-limpahnya. Semoga kita mau memelihara dan menguduskan hari Sabat dengan memuliakan Allah.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

22 Mar 2025

Langit Menangis

 Akhir-akhir ini hujan deras 

Turun tanpa henti 

Hujan yang sangat deras 

Turun di kota-kota dan desa-desa 


Apakah surga menangis?

Segenap penghuni langit menangis 

Dunia akan tiba pada kesudahannya 

Manusia telah sangat berdosa 


Kejahatan merajalela di bumi tercinta 

Indonesia makin melupakan Penciptanya 

Kepentingan politik, orang-orang yang 

Mencari uang dan memperkaya dirinya 


Pembangunan gedung-gedung dan 

Perumahan-perumahan juga pabrik-pabrik  dibangun 

Tanpa mempedulikan keindahan alam yang ada 

Dan bencana datang, banyak orang menderita 


Siapa yang salah?

Manusia menunjuk kepada Tuhan yang mengatur segala sesuatu 

Tapi mereka tidak sadar bahwa merekalah yang telah menjadi 

Perusak alam sehingga terjadi bencana yang terjadi 

21 Mar 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDUA BELAS - HARI-HARI RAYA (SABAT) ISRAEL

 



Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Imamat 23:4


Hari-hari raya itu adalah:


1. Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN. Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. Imamat 23:5-8


2. Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam, Dari tempat kediamanmu kamu harus membawa dua buah roti unjukan yang harus dibuat dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik dan yang dibakar sesudah dicampur dengan ragi sebagai hulu hasil bagi TUHAN. Pada hari itu juga kamu harus mengumumkan hari raya dan kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya di segala tempat kediamanmu turun-temurun. Imamat 23:10, 17, 21


3. Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus. Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN." Imamat 23:24, 25


4. TUHAN berfirman kepada Musa: "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa. Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu. Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya. Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya. Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu. Imamat 23:26-32


5. “Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat... dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus,... itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.


Mengenai hari-hari raya di atas ini, semuanya harus dilengkapi dengan mengadakan persembahan korban api-apian kepada Tuhan, karena itu semua melambangkan korban yang sesungguhnya, yaitu Tuhan Yesus, yang telah menggenapinya satu kali saja di kayu salib. Ya, inilah sabat bayang-bayang yang habis di kayu salib. Bukan hari Sabat, hari Ketujuh dalam minggu. “Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada Tuhan,... belum termasuk hari-hari Sabat Tuhan...” Jadi, hari Sabat Tuhan, hari yang ketujuh dalam minggu tidak berakhir di kayu salib.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

19 Mar 2025

Kekecewaan ku

Hi guys 
Apa kabar kalian semua? Harapanku semua dalam keadaan baik-baik saja ya? 

Ada sesuatu yang aku mau share ke kalian semua, ya mungkin akan membuat kalian semua berkata, aku ini munafik. Hidupku belum benar aja udah mau ngajarin orang lain. 

Tapi percayalah aku juga dalam proses pembelajaran hidup. Tuhan mau kita menjadi alat agar Tuhan bisa menyelamatkan orang lain melalui kita. 

Tapi sepertinya keluarga besar Makaminan yang selama ini aku banggakan ternyata tidak senang dengan dengan yang aku lakukan sekarang. Aku minta maaf kepada seluruh keluarga besar Makaminan untuk itu, dan aku akan jelaskan apa yang aku pikirkan disini.

Jadi aku berpikir karena sudah sangat lama sekali aku ingin membagikan renungan pagi harian yang di buat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Pikirku toh walaupun keluarga besar Makaninan ada yang Kristen, dan senang tau kesehatan jadi karena renungan pagi Tahun ini bukan tulisan EGW ya dan juga berhubungan dengan kesehatan. Jadi aku setiap pagi setiap kalo mau share renungan ke WAG Gerejaku maka aku akan terpikirkan akan tante-tante dan om-om aku yang ada di WAG Makaminan Family. Nah dari berapa minggu ini aku selain share renungan ke WAG Gerejaku aku juga akan share ke WAG Makaminan Family. Dan hari ini aku dapat message dari orang yang paling aku sayangi, dan cintai, aku sangat menghormati beliau, aku tahu om aku ini pernah menjadi seorang Advent di keluarga Makaminan. Dan sebenarnya aku rindu sekali om aku ini kembali kepada kebenaran Advent. Dan aku juga rindu yang lain juga mengetahui ajaran Advent selain makanan dan hari Sabat. Tapi akhirnya om aku ini yang bilang tidak usah lagi share renungan ke WAG Makaminan Family karena banyak juga orang muslim yang ada di WAG Makaminan Family. Itu alasannya katanya. Toleransi, apakah itu alasannya? Tapi kan ada juga tante-tante atau om-om yang sering share tentang kerohanian Kristen dan gak diperingatin kayak aku gitu. Lagian kayaknya renungan yang aku bagikan itu tidak menyenggol kepercayaan Islam malah itu nasehatin untuk hidup sehat. 

Ah.... Aku kan Advent.... Dan itu sebab utama kenapa aku dilarang untuk share renungan lagi. Baiklah kalau begitu. Aku hanya ingin semua keluarga besar Makaminan ada di surga saat Yesus datang menjemput umatNya. Jangan bilang suatu saat nanti, ketika saat itu tiba ada yang berkata: "Amel kita minta maaf, ternyata renungan pagi yang kamu bagikan itu benar. Dan kami menutup mata dan telinga kami akan kebenaran." Namun, saat itu sudah terlambat. Aku hanya ingin om-om dan tante-tante yang aku sayangi selamat. Tapi kalau memang ini jalan untuk kalian agar tidak selamat karena aku tahu itu bukan om aku saja, tapi dibalik semua itu adalah Iblis yang tidak akan membiarkan aku membagi firman kebenaran Tuhan.

Sekali lagi maaf aku sampaikan kepada keluarga besar Makaminan Family. Dan semoga tulisan yang aku bagikan setiap bisa menjadi berkat bagi semuanya. Semoga saat Tuhan Yesus datang semuanya ada dan bisa bertemu di surga. Karena ada Pdt dari gereja aku selalu berkata: "Kita harus ke Surga." Dan itulah yang aku pegang saat ini.

Okay guys.... Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Sampai ketemu lagi di postingan berikutnya.🙏😇😊

14 Mar 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KESEBELAS - CARA MENGUDUSKAN SABAT

 



Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu. Imamat 23:3


Kita akan membahas hari-hari raya bangsa Israel yang disebut Sabat (perhentian) sebagaimana yang diperintahkan Tuhan kepada bangsa itu melalui Musa. Namun, sebelum hari-hari raya itu diucapkan oleh Tuhan, Ia mendahului dengan mengingatkan kembali tentang hari SabatNya yaitu hari ketujuh. “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan,” sebagaimana perintah pada hukum keempat dalam sepuluh hukum. Allah menyuruh supaya manusia bekerja selama enam hari, “tetapi pada hari yang ketujuh ada Sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus,” sebagai lanjutan ayat di atas, di sini dinyatakan bahwa hari ketujuh adalah hari Sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus.


Sampai sekarang banyak yang bertanya, “Mengapa harus pergi ke gereja pada hari Sabat?” Ketika para pelopor atau pendiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memulai pergerakan Advent, mereka belum mengenal hari Sabat, mereka belum tahu menguduskan hari Sabat. Lalu, ada seorang ibu dari Gereja Metodis memperkenalkan hari Sabat itu kepada kelompok Ny. White. Adalah Ibu Rachel Oak Preston, dari Gereja Metodis, yang kemudian dikukuhkan oleh Pendeta Wheeler, bahwa hari kudus Tuhan bukanlah hari Minggu melainkan hari Sabtu atau Sabat. Suami Ny. White yakni James White, lalu menyelidiki kebenaran hari Sabat. Salah seorang Bapak Advent, Joseph Bates pun mengadakan penyelidikan hari Sabat. Pada waktu itu rombongan Advent masih berbakti (pergi ke gereja) pada hari Minggu.


Seorang teknokrat di kalangan Advent pada waktu itu, Dr. J. N. Andrews, atas persetujuan diminta untuk mempelajari cara-cara pengudusan Sabat di dalam Alkitab, dan atas penyelidikannyalah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menerapkan pemeliharaan hari Sabat, dan dari sinilah kemudian Nama Masehi Advent Hari Ketujuh dilembagakan.


Bagaimanakah cara menguduskan Sabat? “Itu harus menjadi suatu Sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri.... Dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan Sabatmu” (Im. 23:32). Ayat ini sangat mudah dihafal Imamat 23:32, karena angkanya hanya dibalik saja, sedangkan buku Imamat gampang diingat apabila kita mengerti akan pekerjaan keimamatan.


Menurut ayat di atas, bahwa hari Sabat merupakan hari pertemuan kudus, itulah sebabnya kita pergi ke gereja untuk berbakti kepada Tuhan pada hari Sabat. Pertemuan orang-orang percaya pada hari Sabat adalah persekutuan umat Allah di bumi yang melambangkan pertemuan besar nanti dengan semua orang terbesar di dalam Kerajaan Sorga. Tuhan, melalui Roh Kudus telah menuntun para pendiri Gereja kita sehingga cara menguduskan hari Sabat telah dilembagakan. Maka kita membuka Sabat pada saat masuk matahari atau matahari terbenam pada hari Jumat. Sepanjang hari Sabat itu kita berbakti menguduskan hari itu, dan menutupnya pada hari Sabat sore ketika matahari terbenam. Jadi bukan dari tengah malam sampai tengah malam; atau dari pagi hari sampai pagi hari. Beginilah kita harus memelihara dan menguduskan hari Sabat Tuhan.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

13 Mar 2025

Definisi "Rumah Sakit" menurut Paus Fransiskus


Hi all Readers... 

Pagi ini aku membaca artikel yang dikirimkan tante saya di WAG keluarga. Ya aku adalah seorang Adven dan kalau melihat tulisan artikel yang aku bagikan saat ini, sepertinya agak sedikit aneh. Tapi, menurut aku ini pantas untuk dibagikan. Karena ini tidak bertentangan dengan ajaran Adven dan untuk teman-teman yang Adven silahkan kritik kalau aku salah. Mohon baca dan mengerti apa yang tertulis di artikel di bawah ini.



Paus Fransiskus kini sedang sakit berat. Di ICU. Karena radang paru. Dalam keadaan inilah dia menyempatkan diri menulis pesan indah ini...

"Dinding rumah sakit telah mendengar lebih banyak doa yang tulus dibandingkan dinding gereja atau mesjid...

Dinding ini telah menyaksikan lebih banyak ciuman yang jujur dibandingkan bandara...

Di rumah sakit, kita melihat seorang pembenci LGBT diselamatkan oleh dokter gay.
Seorang dokter yang berada menyelamatkan nyawa seorang pengemis...

Di unit perawatan intensif, seorang Yahudi merawat seorang rasis yang membencinya...
Seorang polisi dan seorang tahanan berbaring di ruangan yang sama, menerima perawatan yang sama...

Seorang pasien kaya menunggu transplantasi hati, bersiap menerima organ dari seorang donor miskin...

Di saat-saat seperti inilah, ketika rumah sakit menyentuh luka manusia, dunia yang berbeda bertemu dalam rancangan ilahi.
Dan dalam pertemuan takdir ini, kita menyadari bahwa kalau sendirian, kita bukanlah apa-apa.

Kebenaran sejati manusia, sering kali, hanya terungkap di saat rasa sakit atau ancaman kehilangan seseorang yang tak terhindarkan

Rumah sakit adalah tempat di mana manusia menanggalkan topengnya, menampakkan dirinya apa adanya, dalam esensi paling murninya.

Hidup ini akan berlalu dengan cepat, jadi jangan sia-siakan dengan bertengkar dengan orang lain.
Jangan terlalu banyak mengritik tubuhmu sendiri.

Jangan terlalu sering mengeluh.
Jangan kurang tidur hanya karena tagihan.
Pastikan untuk memeluk orang-orang yang kau cintai.

Jangan terlalu khawatir agar rumah tetap bersih sempurna.
Harta benda harus diperoleh oleh setiap individu—jangan habiskan hidup hanya untuk mengumpulkan warisan.

Kamu menunggu terlalu lama: Natal, Lebaran nanti, hari Jumat depan, tahun depan, saat uang cukup, saat cinta tiba, saat segalanya sempurna...

Dengar, kesempurnaan itu tidak ada.
Manusia tidak diciptakan untuk mencapainya, karena kita memang tidak dibuat untuk merasa sepenuhnya utuh di sini.
Di dunia ini, kita hanya diberi kesempatan untuk belajar.

Jadi, manfaatkanlah ujian hidup ini—dan lakukanlah sekarang.

Hormati dirimu, hormati orang lain. Jalani jalanmu sendiri, dan lepaskan jalan yang dipilih orang lain untukmu.

Hormati: jangan berkomentar, jangan menghakimi, jangan mencampuri.

Cintailah lebih banyak, maafkan lebih banyak, peluk lebih banyak, hiduplah lebih dalam!

Dan serahkan sisanya pada Sang Pencipta."



Gimana menurut kalian? 

8 Mar 2025

Selamat Hari Sabat

Satu hari yang indah 
Satu hari yang penuh berkat
Satu hari yang mengingatkan penciptaan 
Suatu hari yang penuh kasih 

Semua manusia seharusnya bersukacita pada hari ini
Seharusnya berkat melimpah pada hari ini 
Karena Tuhan ada ditengah manusia pada hari ini 
Karena hari ini adalah hari Kudus Tuhan 

Dialah yang memberikan hari Sabat kepada manusia 
Dialah yang memberkati dan menguduskan hari Sabat 
Dialah yang memiliki hari Sabat 
Dialah Tuhan atas hari Sabat 

Jika engkau berkata bahwa 
Engkau mengasihi Tuhan tapi 
Tidak menguduskan hari Sabat 
Kamu sama dengan seorang pendusta 

Engkau berkata hari apa saja 
Bisa jadi hari Sabat tapi hanya 
Ada satu hari Sabat
Hari ketujuh dalam satu minggu 

Terjemahkan lah hari-hari 
Dalam satu minggu dalam 
Berbagai bahasa dan kau
Akan temukan Sabat disana

Dan engkau akan memilih untuk 
Beribadah kepada Tuhan pada hari ini 
Karena manusia telah merubah 
Hari pertama sebagai hari Sabat 

Namun, Tuhan tidak pernah merubah hariNya
Dan firman-Nya tidak pernah berubah 
Baik itu sekarang maupun sampai selamanya 

Jadi pilihlah sekarang kawan 
Hari apa engkau akan berbakti kepada Tuhan 
Pilihlah hari Sabat yang benar 
Pilihlah hari Sabat dimana 
Tuhan Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat itu 

Semoga engkau dapat menikmati hari Tuhan ini 

Selamat hari Sabat 🥰🙏😇

7 Mar 2025

Selamat Datang Hari Yang Suci

Matahari sudah terbenam di ufuk barat daya 
Pada hari keenam di dalam seminggu 
Umat Tuhan berbakti, bernyanyi bersama keluarga
Kemuliaan Tuhan terasa di sore hari itu 
Setiap Jum'at sore, hingga Sabtu sore adalah kebahagiaan bagi umat Tuhan.
Rasanya indah sekali jika menikmati hari Sabat 
Sabat tidak ditentukan oleh manusia 
Tuhan yang menentukan hari Sabat 
Dan firman-Nya bersabda: Kejadian 2:2-3
 
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

Hari Sabat sudah ada sejak awal dunia diciptakan,
Dan sebelum manusia jatuh kedalam dosa. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Ia berfirman dalam sabdaNya: Keluaran 20:8-11
 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. 

Tuhan mengingatkan kembali kepada manusia bahwa Dia sudah menjadikan hari Sabat untuk membuat mereka mengingat Dia. Dan Tuhan bersabda lagi: Yesaya 56:2, 4
Berbahagialah orang yang melakukannya, dan anak manusia yang berpegang kepadanya: yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang menahan diri dari setiap perbuatan jahat. 
Sebab beginilah firman TUHAN: "Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, 

Yesaya 58:13-14
13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, 
14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya. 

Yesaya 66:23 Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN. 

Yehezkiel 20:12-13
Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.  
Tetapi kaum Israel memberontak terhadap Aku di padang gurun; mereka tidak hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan mereka menolak peraturan-peraturan-Ku, yang, kalau manusia melakukannya, ia akan hidup. Mereka juga melanggar kekudusan hari-hari Sabat-Ku dengan sangat. Maka Aku bermaksud hendak mencurahkan amarah-Ku ke atas mereka di padang gurun hendak membinasakan mereka.

Yehezkiel 20:20 kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu. 

Dan Tuhan Yesus juga berkata: Matius 12:8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Markus 2:27, 28 "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."

Hari Sabat adalah hariNya, hari milik Tuhan yang spesial. Hari kesukaan, hari untuk memusatkan pikiran dan hati kepada Sang Pencipta. Kita bisa bergaul bersama umat Tuhan dalam kasih. Kita bisa merasakan kasih yang tulus dari mereka yang mengasihi Tuhan dengan sesungguhnya.

Janganlah meninggalkan hari Sabat, karena itu adalah tanda kasih Tuhan untukmu, dan kasih Tuhan akan sangat terasa ketika kita menguduskan Sabat. Kau akan merasakan berkat yang tidak pernah kau rasakan di hari-hari lain. Sabat adalah hari suci yang disucikan Tuhan pada hari-hari penciptaan, hari itu tetap sama hari ini dan sampai selamanya. Ketika kita berada di surga pun kita akan tetap menyucikan Sabat.

Renungan Buka Sabat - SABAT KESEPULUH - HUKUM HARI SABAT

 


Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. Ulangan 5:12-14


“Hari Sabat tidak ditampilkan sebagai satu lembaga yang baru tetapi sebagai sesuatu yang telah dimulaikan waktu penciptaan bumi ini. Itu harus diingat dan dipelihara sebagai satu peringatan dari pekerjaan Khalik. Dengan menunjuk kepada Allah sebagai pencipta langit dan bumi, Sabat membedakan Allah yang besar dari ilah-ilah yang palsu. Semua orang yang memelihara hari yang ketujuh menyatakan oleh perbuatan ini bahwa mereka adalah penyembah-penyembah Tuhan. Dengan demikian, Sabat merupakan tanda kesetiaan manusia kepada Allah selama di dunia ini masih ada seseorang yang melayani Dia. Hukum yang keempat adalah satu-satunya dari antara sepuluh hukum itu, di mana di dalamnya didapati baik nama dan juga gelar Pemberi Hukum itu. Itu adalah satu-satunya yang menunjukkan oleh kuasa siapa hukum itu telah diberikan. Dengan demikian itu mengandung meterai Allah, yang dicantumkan dalam hukumNya sebagai bukti bahwa hukum itu otentik dan mempunyai kuasa yang mengikat.


“Allah telah memberikan kepada manusia enam hari untuk bekerja dan Ia menuntut agar pekerjaan mereka itu dilakukan dalam enam hari kerja itu. Perbuatan-perbuatan yang bersifat menuntun dan berkemurahan diizinkan pada hari Sabat, orang sakit yang menderita harus dirawat; tetapi pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu harus dihindarkan sama sekali. ‘Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat, dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan” dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia,” apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu.” Larangan ini tidak berhenti sampai di sini. ‘Atau berkata omong kosong,’ kata nabi itu. Mereka yang memperbincangkan soal-soal urusan dagang atau mengadakan rencana-rencana pada hari Sabat dianggap oleh Allah seakan-akan telah mengadakan dengan sebenarnya transaksi dari pada urusan itu.


“Untuk menguduskan hari Sabat, kita jangan membiarkan pikiran kita sekalipun untuk memikir-mikirkan tentang perkara-perkara yang bersifat duniawi. Dan hukum ini mencakup semua orang yang ada di dalam rumah kita. Semua anggota keluarga dalam rumah harus mengesampingkan urusan duniawi mereka selama jam-jam yang suci itu. Semua harus bersatu untuk menghormati Allah oleh pelayanan yang sukarela pada hariNya yang suci itu.” Alfa dan Omega 1, hl. 359, 360.


Dalam keterangan di atas telah disinggung tentang kegiatan sosial yang boleh diadakan atau dilakukan pada hari Sabat. Namun, pekerjaan sebagai profesi kita harus dihentikan sama sekali. Mengenai pekerjaan atau kegiatan yang boleh diadakan pada hari Sabat akan kita uraikan pada bagian lain dalam buku Renungan Bukan Sabat ini.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

Bukit Kehancuran

Halo Readers yang aku sayangi! 

Apa kabar kalian semua? Aku harap kalian semua sehat dan bahagia selalu ya. Hari ini aku baca renungan harian di aplikasi Alkitab aku judul hari ini adalah "Bukit Kehancuran" aku suka banget renungan hari ini.


 Juga renungan pagi yang di buat oleh konfrens Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, itu bagus banget setiap harinya. Jadi buat teman-teman yang Advent, jangan lupa untuk renungan pagi ya sebelum melakukan aktivitas sehari-hari.


 Tapi yang aku mau share di sini adalah renungan yang aku baca di aplikasi Alkitab yang aku pake ya guys.


Berikut ini isi renungannya:


 Pada Perjanjian Lama, Bukit Zaitun yang terletak di sisi timur Yerusalem, dianggap sebagai tempat di mana banyak peristiwa sedih terjadi. Daud melarikan diri dari kejaran anaknya, Absalom. Sambil menangis, menyelubungi kepala, dan tidak berkasut, Daud mendaki sampai ke puncaknya (2 Samuel 15:30). Raja Salomo mendirikan altar, tempat pemujaan bagi Kamos dan Molokh—ilah-ilah yang disembah oleh orang Moab dan Amon (1 Raja-raja 11:7). Bukit Zaitun juga lantas dijuluki Bukit Kehancuran ketika Raja Yosia menajiskan tempat-tempat pemujaan yang ada di sebelah timur Yerusalem (2 Raja-raja 23:13). Bukit ini adalah pengingat akan apa yang terjadi ketika umat Tuhan melakukan kejahatan di mata-Nya dan menolak untuk bertobat.


Berhadapan dengan Bukit Zaitun, terdapat bangunan Bait Allah. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 957 SM, tepatnya pada zaman Raja Salomo, Bait Allah pertama berhasil didirikan. Kehadiran Bait Allah menjadi identitas yang begitu dibanggakan, sehingga kehancurannya ikut pula melambangkan kehancuran Israel. Pada tahun 586, Babel menghancurkan Bait Allah. Bangsa Israel pun masuk ke dalam masa pembuangan kedua ke Babilonia. Pada zaman nabi Ezra, pembangunan kembali Bait Allah dilakukan ketika orang-orang Israel pulang kembali ke tanah perjanjian setelah runtuhnya Babel. Namun, lagi dan lagi, Bait Allah itu hancur. Pada tahun 70 M pasukan Romawi merobohkannya, seperti apa yang Yesus nubuatkan.


Seperti telah diceritakan sebelumnya bahwa Bait Allah lebih dari sekadar bangunan bagi orang Israel, para murid Yesus pun sangat terkesan dengan keindahan arsitekturnya ketika mereka duduk bersama Yesus di Bukit Zaitun. Salah seorang murid berkata, “Guru, lihatlah betapa besarnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!” (ayat 1). Namun, Yesus menunjukkan sikap berbeda. Saat Dia memandang bait itu, Yesus memberitahu para murid bahwa Bait Allah akan diruntuhkan (ayat 2). Perbedaan sikap yang kontras ini membuat para murid heran. Pada ayat ke-empat, mereka bertanya kapan nubuatan itu akan digenapi?


Yesus tidak menjawab dengan angka spesifik, melainkan dengan memberi peringatan. Pada ayat 5, Yesus mengatakan “waspadalah”, dan “hati-hatilah” pada ayat 9. Dua kata kerja ini dipilih Yesus untuk menekankan betapa Dia ingin agar mereka bersiap akan kehancuran yang dinubuatkan dan juga berjaga-jaga untuk kedatangan-Nya yang kedua. Yesus tidak ingin para murid lengah dan tersesat.


Peringatan yang Yesus katakan kepada murid adalah peringatan yang juga disampaikan pada kita hari ini. Saat kita berdiri di atas “Bukit Zaitun” versi kita sendiri dan memandang keindahan lahiriah yang melekat pada kita, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa tidak ada yang salah atau perlu diperbaiki dari diri kita. Namun, jika kita jujur dan menelaah jauh ke dalam hati kita, apakah yang akan kita temukan? Apakah kita seperti orang-orang di Alkitab yang menolak untuk berbalik dari dosa-dosanya? Atau, apakah kita siap sedia dan berjaga-jaga setiap waktu untuk menyambut kedatangan Kristus yang kedua?


Kiranya kita selalu menguji diri kita dan hidup dalam terang kedatangan-Nya, sehingga kita tidak lengah dan berpuas diri.


Refleksi:


1. Adakah “Bukit Kehancuran” dalam hidup kita pribadi dan gereja kita hari ini? Jika ada, apa yang akan kamu lakukan untuk menyingkirkan “Bukit Kehancuran” itu?


2. Pesan utama dari Markus 13 adalah agar kita “waspada” dan “hati-hati”. Bagaimana kamu bisa waspada, saat kamu menanti kedatangan Kristus yang kedua? Apa yang perlu kamu ubah, dan apa yang mungkin bisa kamu lakukan secara berbeda, saat kamu hidup dalam terang kedatangan-Nya?


Doa:


Allah Mahakuasa, tolonglah kami untuk waspada dan hati-hati, saat kami menanti kedatangan Kristus, Anak-Mu dan Juruselamat kami. Kiranya kami tidak tertidur dalam dosa, melainkan sekiranya kami Engkau dapati tetap setia melayani-Mu, dalam sukacita dan pengharapan. Dalam nama Kristus, amin.


Ada Amin? 

Kiranya kita boleh menyingkirkan "bukit kehancuran" yang ada pada kita sehingga kita boleh menyediakan diri kita untuk menyambut hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali yang tidak lama lagi. Ingat! Kita sudah berada di ujung akhir dunia ini. Mari kita menyadari segala dosa kita, ampuni orang-orang yang telah menyakiti kita, jangan menyimpan dendam satu sama lain. 


Kiranya Tuhan memberkati kita sepanjang hari ini bahkan sepanjang hidup kita. Amin.

28 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KESEMBILAN - MUJIZAT MANNA PADA HARI SABAT-3

 


Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya. Keluaran 16:26, 27


“Setiap minggu selama dalam perjalanan mereka di padang belantara, orang Israel menyaksikan mujizat rangkap tiga, yang dimaksudkan untuk mengesankan pikiran mereka akan sucinya Sabat itu; manna dalam jumlah dua kali lipat diturunkan pada hari keenam, tidak ada manna pada hari yang ketujuh, dan persediaan yang diperlukan untuk Sabat terpelihara dan tetap mulus dan bersih, sedangkan jikalau dibiarkan tersisa pada hari-hari yang lain, manna itu tidak baik lagi untuk dimakan.


“Di dalam keadaan-keadaan yang berhubungan dengan pemberian manna itu kita mempunyai bukti yang menentukan bahwa Sabat bukan ditetapkan, seperti yang dikatakan oleh banyak orang, pada waktu hukum itu diberikan di gunung Sinai. Sebelum orang-orang Israel tiba di Sinai mereka telah mengerti bahwa Sabat merupakan sesuatu yang dituntut dari mereka. Dengan diperintahkannya untuk mengumpulkan manna dua kali lebih banyak setiap hari Jumat sebagai hari persediaan untuk Sabat, di mana tidak akan ada manna yang jatuh, sifat yang suci dari hari perhentian itu tetap diingatkan kepada mereka. Dan bilamana beberapa dari antara orang banyak itu keluar pada hari Sabat untuk mengumpulkan manna, Tuhan bertanya, “Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintahKu dan hukumKu?”—Alfa dan Omega 1, hl. 345, 346.


Setelah pertanyaan di atas ini yang berupa tantangan dari Allah, Musa melanjutkan, “Perhatikanlah, Tuhan telah memberikan Sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu. Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh.” Keluaran 16:29,30.


Berkaitan dengan pengudusan hari Sabat, Allah memberikan jaminan ekonomi kepada umatNya. Roh Nubuat menjelaskan, “Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.” Selama empat puluh tahun mereka telah diingatkan tiap-tiap hari oleh persediaan yang ajaib ini, akan kasih dan penjagaan Allah yang tidak pernah gagal. Dengan kata-kata pemazmur, Allah telah memberikan kepada mereka, “gandum dari langit. Setiap orang telah makan roti malaikat” (Mazmur 78:24,25)—makanan yang disediakan bagi mereka oleh malaikat-malaikat. Dicukupkan oleh “gandum dari langit” setiap hari mereka diajar bahwa dengan memiliki janji Allah, mereka terpelihara dari kekurangan sama halnya seperti mereka itu seolah-olah dikelilingi oleh ladang-ladang gandum di tanah yang subur di negeri Kanaan.”—Alfa dan Omega 1, hl. 346.


Pelajaran pendidikan kepada bangsa Israel badani dahulu kala, juga merupakan pelajaran pendidikan bagi kita bangsa Israel rohani. Kepada bangsa Israel badani diperintahkan untuk menguduskan hari Sabat, dan untuk itu mereka dijamin, dijaga dan dipelihara, dengan ekonomi yang baik oleh Allah. Berkat, jaminan, penjagaan, dan pemeliharaan yang sama dari Allah, juga menjadi bagian kita orang-orang Israel rohani.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

21 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEDELAPAN - MUJIZAT MANNA PADA HARI SABAT-2

 


Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Keluaran 16:25, 26


Keterangan Roh Nubuat, dalam Alfa dan Omega 1, hl. 344, 345 adalah sebagai berikut:


“Mereka diperintahkan untuk mengumpulkan tiap-tiap hari satu gomer satu orang; dan mereka tidak boleh menyimpannya sampai hari esok. Beberapa dari antara mereka mencoba menyimpannya sampai keesokan paginya tetapi mereka dapati itu tidak baik untuk dimakan. Persediaan untuk satu hari harus dikumpulkan waktu pagi; karena semua yang tersisa di tanah akan meleleh oleh sinar matahari.


“Di dalam mengumpulkan manna itu didapati bahwa orang yang telah mengumpulkan lebih banyak dan yang lain lebih sedikit dari pada jumlah yang telah ditentukan; tetapi ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.’ Keterangan dari ayat ini dan juga pelajaran praktis dari padanya, diberikan oleh Rasul Paulus di dalam suratnya yang kedua kepada orang-orang di Korintus. Ia berkata, “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” (2 Korintus 8:13- 15).


Pada hari yang keenam orang banyak mengumpulkan dua gomer untuk masing-masing mereka. Pemimpin-pemimpin mereka dengan segera pergi mendapatkan Musa dan mengadukan kepada Musa apa yang telah dilakukan. Jawabnya adalah, “Inilah yang dimaksudkan Tuhan: Besok adalah hari perhentian penuh, Sabat yang kudus bagi Tuhan, maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.” Mereka telah melakukan demikian dan mereka dapati bahwa manna itu tidak berubah. Selanjutnya kata Musa: Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah Sabat untuk Tuhan, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada Sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.”


Tuhan menuntun agar hariNya yang suci itu dipelihara sama kudusnya seperti pada zaman Israel dahulu. Perintah yang diberikan kepada orang Israel itu harus dianggap oleh semua orang Kristen sebagai satu perintah dari Allah kepada mereka. Hari sebelum Sabat harus menjadi sebagai satu hari persediaan, agar segala sesuatu dapat dipersiapkan untuk jam-jam yang suci itu. Bagaimanapun juga janganlah urusan kita sampai mengambil waktu yang suci itu... Pekerjaan yang dibiarkan sampai kepada permulaan Sabat harus tetap dibiarkan sampai Sabat berlaku. Cara seperti ini akan dapat menolong ingatan dari pada yang lalai itu, dan menjadikan mereka lebih berhati-hati untuk melaksanakan tugas mereka dalam enam hari bekerja itu.”


Semoga dengan keterangan Roh Nubuat ini, kita yang sudah lama menjadi Advent maupun yang baru menjadi Advent akan lebih mengerti dan dikuatkan untuk menguduskan hari suci Allah yaitu hari Sabat yang diberikan Allah kepada manusia sejak di Taman Eden.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

14 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KETUJUH - MUJIZAT PADA HARI SABAT-1

 


Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." Keluaran 16:23


Untuk melestarikan pemeliharaan hari Sabat, Allah membuat mujizat dengan menurunkan manna dari langit. Ia memerintahkan pada Musa supaya menyampaikan kepada bangsa Israel bagaimana aturan main dengan manna itu. Bahwa manna itu akan turun setiap hari dan pagi-pagi mereka harus memungutnya; tetapi pada hari ketujuh adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi Tuhan; manna itu tidak akan turun. Jadi pada hari keenam mereka harus memungut dua kali lipat banyaknya.


“Beginilah perintah Tuhan: Pungutlah itu tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa. Demikianlah diperbuat orang Israel, mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.” Keluaran 16:16-18.


Jadi Allah memerintahkan supaya setiap jiwa memungut sebanyak satu gomer (satu gomer kurang lebih tiga setengah liter), untuk ia makan sepanjang hari itu. Namun, ada kalanya bangsa itu tidak memperhatikan perintah Tuhan, karena ada yang memungut banyak-banyak, dan sebaliknya ada yang memungut hanya sedikit. Apa yang terjadi? Ketika mereka mengukurnya, ternyata yang memungut banyak tidak berkelebihan, dan yang memungut sedikit, tidak kekurangan. Artinya kalau anggota keluarga terdiri atas lima orang tetapi memungut delapan gomer, setelah ditakar di perkemahan, ternyata yang ada tepat cuma lima gomer; sebaliknya, keluarga yang terdiri atas enam orang tetapi hanya memungut empat gomer, setelah ditakar ada enam gomer. Allah terus memimpin bangsa itu dengan mujizat.


Sesuai dengan perintah Tuhan, “Musa berkata kepada mereka, “Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk.” Melihat hal itu musa menjadi marah kepada mereka. Keluaran 16:19, 20. Di sini marah oleh sebab dari antara bangsa itu ada yang tidak menuruti perintah Tuhan, sedangkan mereka tidak usah bekerja keras dalam perjalanan itu, tinggal memungut makanan itu setiap pagi. Telah diperintahkan supaya yang dipungut hari itu harus dimakan sampai habis hari itu; karena apabila ada yang tersisa, itu akan menjadi berulat dan berbau busuk. Dengan kata lain yang sisa itu, yang tidak dihabiskan itu, tidak lagi dapat dimakan.


Dalam menerapkan peraturan itu Tuhan Allah hendak menuntun bangsa itu bagaimana menguduskan hari Sabat yang tidak pernah lagi mereka kuduskan selama berada di Mesir, karena mereka berada di bawah penindasan Raja firaun yang tidak mengenal Yusuf, di Mesir di bawah Firaun yang bengis, mereka menjadi bangsa budak yang harus bekerja keras, sebagai hamba-hamba orang Mesir, yang dengan demikian tidak ada lagi kesempatan untuk memelihara dan menguduskan hari Sabat.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!

7 Feb 2025

Renungan Buka Sabat - SABAT KEENAM - HARI SABAT DAN BANGSA ISRAEL

 


Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari." Keluaran 16:4, 5


Ketika bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa dan Harun keluar dari Mesir, mereka telah lama tidak menguduskan Sabat. Di bawah perbudakan bangsa Mesir, mereka harus bekerja setiap hari sepanjang minggu. Dengan demikian tidak ada waktu bagi mereka untuk memelihara hukum Allah. Itulah sebabNya Allah harus membawa mereka keluar dari negeri perhambaan. Keberadaan mereka selaku satu bangsa adalah kegenapan janji Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Namun dalam perjalanan mereka menuju tanah Perjanjian tidak semudah yang mereka bayangkan. Mereka memang merindukan tanah yang indah dan permai, tanah yang penuh dengan susu dan air madu. Tetapi ternyata baru beberapa hari dalam perjalanan mereka mulai bersungut-sungut pada Musa dan Harun akan hal makanan. Dan Tuhan, Allah yang di sorga mendengar dan melihat persungutan mereka.


“Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun. Dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” Keluaran 16:2,3. Atas persungutan bangsa itu, Tuhan mempunyai dua maksud. (1) Ia ingin menyatakan kepada bangsa itu akan kuasaNya yang sanggup memelihara mereka. (2) Ia ingin mendidik mereka untuk menghormatiNya pada hari Sabat. Maka atas keinginan mereka akan makanan di Mesir, Allah menurunkan roti dari sorga yang kemudian disebut “manna.” Selanjutnya Ia hendak mendidik mereka untuk menjadi bangsa pilihan yang akan mewarisi tanah Perjanjian.


Pendidikan terhadap bangsa itu antara lain adalah menegakkan kembali lembaga hari perhentian, yaitu hari Sabat. Dengan membuat mujizat melalui menurunkan manna dari langit Allah ingin menunjukkan pada bangsa itu tentang kekudusan hari Sabat. “Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi... Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu.... pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya.... Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya.


Mengapa? Oleh sebab pada hari ketujuh (hari sabat) roti itu tidak akan turun. Mereka tidak boleh bekerja memungut manna pada hari Sabat. Mereka harus berhenti dan menguduskan hari Sabat itu. Kita akan mempelajari mujizat tentang manna (roti sorga) itu Sabat depan. Bagaimana Allah mendidik bangsa Israel untuk menguduskan hari Sabat, karena mereka adalah bangsa pilihan Allah.


Kiranya Tuhan Selalu Memberkati Kita!